Ｙｏｕｒ Ｆａｃｅ Ｉｓ Ｍｉｎｅ [✓]

18. Don't

Senyum Yoongi terukir di sepanjang perjalanan untuk menjemput puteri kecilnya, mengemudikan mobilnya dengan sangat hati-hati, satu tangan memutar setir mobil sedangkan tangan lain sibuk menggenggam tangan istrinya 

"Oppa, bisakah kau fokus saja menyetir!"

"Memangnya kenapa sayang"

"Bagaimana oppa bisa fokus menyetir kalau oppa memegang tanganku terus"

"Yura, aku ahli dalam mengemudi, bahkan aku memiliki SIM tingkat satu"

Yura hanya memicingkan matanya,

Sebetulnya sangat tidak benar menyetir bersamaan dengan kegiatan yang merusak konsentrasi tapi mau bagaimana lagi, wajah cantik istrinya membuatnya mabuk dan ingin terus memegangi dan menciumi tangan istrinya

"Oppa, apa kau bahagia dengan kehamilanku?"

"Pertanyaan macam apa itu sayang, tentu saja.. bagaimana mungkin ada suami yang tidak bahagia kalau istrinya hamil!"

Mendengarnya Yura seperti terserang ribuan kupu-kupu di dadanya, begitu bahagia dan amat bersyukur

"Oppa, menurutmu dia laki-laki atau perempuan yah!"

"Mmmb.. melihat tingkah lakumu seperti itu aku rasa dia laki-laki"

"Apa maksudmu oppa, tingkahlaku ku yang bagaimana eoh!!"

"Yura, kau sangat nakal hari ini, bagaimana kau bisa memperkosaku begitu ha!"

"Hormon!"

"Oppa mengejekku?!"

Yura kesal karena suaminya ini menertawainya sampai terpingkal, sedikit rasa malu karena kelakuan akwardnya dua puluh menit yang lalu

"Bagaimana rasanya sayang?!"

"Oppa.. tolong jangan membahasnya lagi"

"Aigo, kenapa kau kesal begitu sayang, aku hanya ingin tau rasanya jelly panjangku bagaimana!"

Yura menyilakan tangan dan membuang pandangannya ke arah luar, sedangkan Yoongi semakin gemas melihat bumilnya kini sedang kesal setengah mati itu

"Sayang kau tau, kalau kau bertingkah seperti itu aku merasa sedang menjaga dua Hyena sekarang!"

"Oppa aku tidak mendengarnya!"

"Arasseo, aku berbicara dengan angin"

Perjalanan itu sangat mengasyikan di bumbui bujuk membujuk istri yang sedang kesal

Akhirnya sampai juga di rumah eomma Yoongi

"Eomaaa.. appaa..."

Puteri kecil mereka berlarian begitu melihat kedua orangtuanya datang

Yura dengan tangan hangat yang terbuka langsung meraih dan menggendong puteri kecilnya itu, sampai ia lupa kalau di dalam dirinya ada makhluk kecil lain