#07. Alive A Life

216 34 35
                                    

🌟 Seongjoong 🌟

.

.

.

CAUTION :
Terlalu menghayati cerita fiksi dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menimbulkan efek2 baper(?). Gejala seperti naiknya tekanan darah, euforia, cengengesan, mual2 dan hasrat ingin gampar seseorang bukan merupakan tanggung jawab author.

.

.

.

Happy Reading~ ^^

.

.

.

.

.

Pagi hari saat Seonghwa membuka mata, tanda tanya mendadak muncul di kepalanya. Dia menoleh dan tak menemukan Hongjoong di sebelahnya. Sisi lain tempat tidur tampak kosong. Jadi dia memperhatikan dirinya sendiri untuk memastikan bahwa apa yang terjadi semalam bukanlah mimpi belaka.

Seonghwa melihat dirinya masih dalam keadaan telanjang bulat di balik selimut. Itu artinya semalam dia betul-betul bercinta dengan Hongjoong.

Sembari meraih pakaiannya yang tergeletak di lantai, Seonghwa bangkit. Tak repot-repot mengenakan kemeja, dia berjalan keluar dengan bertelanjang dada. “Hongjoong,” dia memanggil sambil celingukan ke sana kemari.

Tak ada suara yang menyahut. Seonghwa pun terus berjalan menuju kamar mandi, dapur dan ruang tamu, berharap menemukan keberadaan teman serumahnya. Hasilnya nihil.

Seonghwa bertanya-tanya pergi ke mana Hongjoong pagi-pagi buta begini.

Berpindah ke kamarnya, Seonghwa mengambil ponsel dan mencoba menghubungi nomor Hongjoong. Dia berpikir mungkin saja pemuda tersebut keluar—entah ke mana, mungkin berlari pagi di sekitar area apartemen. Hongjoong tidak punya kebiasaan berolahraga di pagi hari, tapi mungkin saja.

Akan tetapi, pada menit-menit berikutnya Seonghwa malah mendengar suara dering ponsel sayup-sayup. Sambil menoleh ke sekeliling dia berjalan keluar kamar, menuju kamar Hongjoong.

Terlihat ponsel Hongjoong tergeletak di atas meja dengan notifikasi panggilan dari Seonghwa.

Seonghwa meletakkan ponselnya ke sebelah ponsel Hongjoong dan lantas memperhatikan sekitarnya sekali lagi. Dengan tujuan memastikan sesuatu, dia mengecek jaket Hongjoong yang tergantung di belakang pintu dan memeriksa sakunya. Seperti dugaannya, dia menemukan dompet Hongjoong. Namun dia tak menemukan hoodie yang dikenakan Hongjoong kemarin.

Hongjoong keluar tanpa membawa ponsel beserta dompetnya, itu amat tak biasa.

Ini membuat Seonghwa mulai tak tenang. Perasaan cemas merasukinya mau tak mau.

Karenanya Seonghwa kemudian kembali ke kamarnya untuk mengenakan pakaian, meraih mantelnya dan buru-buru keluar. Selagi berjalan melewati pintu, dia melihat sepasang sepatu Hongjoong tak ada di tempatnya, yang menandakan bahwa teman serumahnya tersebut memang pergi keluar.

Satu tempat saja yang saat ini ada di pikiran Seonghwa, dan semoga pemikiran buruk yang ada di kepalanya tak betul-betul terjadi.

Seonghwa pergi menuju tangga dan terus berlari naik ke lantai atap—tempat yang selalu dituju Hongjoong di saat-saat emosional, juga tempat terakhir yang dipilihnya untuk menyudahi napasnya.

Over The Destiny | Ateez Seongjoong [COMPLETE]Where stories live. Discover now