Part 28

2.7K 221 5
                                    

15 September 2022

•••

"Aku akan menjelaskannya nanti, di rumah, karena ada jadwal operasi pasien setelah ini," kata Dokter Brendon, sang pria terkejut karena bukannya meneruskan penjelasan, ia malah menunda.

Meski demikian, ia mau tak mau menghela napas panjang. "Terserahlah, Bian juga belum sadar." Ia mendengkus pelan.

"Aku hanya ingin kamu tau, jangan membawa gadis remaja itu ke urusan keluarga besar kita, dia tak ada hubungan apa-apa dengan ini, denganku." Dokter Brendon menjelaskan singkat, pria itu hanya menatap sejenak. "Aku pergi dulu."

Sebelum akhirnya Dokter Brendon pun beranjak pergi, meninggalkan pria tersebut dalam rasa tanda tanya yang besar.

"Nggh, Viona ...." Mendengar erangan lemah itu, pria tersebut menoleh ke belakang, tampak Bian mulai bangun, wanita itu memegang keningnya.

Sang suami segera menghampiri. "Bian, Sayang," panggilnya.

Sedikit melenguh, Bian menatap suaminya. "Frans ... Vi-Viona ...."

Frans menggeleng pelan. "Itu bukan Viona, Sayang. Dia ... hanya gadis yang mirip dengan adik sepupu kamu."

Mata Bian berkaca-kaca. "Ja-jadi? Maksudnya apa ... Frans?"

"Brendon akan menjelaskannya sebentar lagi, sepulang ini, aku mohon tenangkan diri kamu oke?" Mendengarnya, Bian mengangguk sendu.

"Aku ... kaget, Frans. Gimana enggak? Dia ... Viona."

"Aku pun demikian, Sayang." Frans mengusap puncak kepala istrinya. "Tapi sepertinya dia gadis muda yang hanya mirip dengan Viona, usianya mungkin baru menginjak dua puluhan."

"Mereka sama persis sekalipun pake kacamata, mereka ... sama persis."

"I know." Frans memeluk istrinya dan menenangkannya. "Tenanglah, oke?"

Frans masih berusaha menenangkan Bian dan menunggu Dokter Brendon selesai dengan urusannya.

Sekitar hampir sore, lebih awal dari biasanya, Dokter Brendon berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan agak buru-buru, melangkah cepat menuju ke kantin rumah sakit dan kemudian menatap sekitaran. Ditemukannya, sang putra, duduk di bagian belakang dapur kantin.

Segera, pria itu menghampiri, dan kedatangannya membuat Sonia serta Tommy yang ada di sana kaget tentu saja.

"Tommy, ayo kita pulang," katanya, dan Tommy kecil menatap Sonia sejenak.

Sonia mengangguk, ia tersenyum hangat dan mengajak Tommy untuk bersama sang ayah. Wajahnya saat ini agak kusut.

"Daddy, kita pulang lebih awal?" Tommy akhirnya bertanya.

"Ya ...." Ayahnya menjawab singkat, Tommy dan Sonia merasa mungkin ada urusan penting, jadi sang anak menurut dan Sonia memahami hal itu.

Dokter Brendon menatap Sonia kemudian. "Sonia, maaf karena hari ini, saya akan bereskan semuanya dan terima kasih sudah menjaga Tommy."

Sonia tersenyum. "Iya, Dok. Gak papa." Sonia mendekati Tommy, memberikan elusan lembut di kening dan pipi agar sang anak tenang. "Dah, Tommy."

Dokter Brendon tersenyum tipis melihat anaknya tak semurung tadi.

"Dadah, Kak!"

Dan keduanya pun pergi meninggalkan Sonia, berjalan menjauh sampai hilang dari hadapan.

Dokter Brendon dan Tommy sampai di parkiran, dan saat itu juga tampak Frans dan Bian yang siap-siap bersama mobil mereka. Keduanya menyapa Tommy kecil yang menatap penuh tanda tanya meski tetap tersenyum balik juga.

ISTRI BAYANGAN DOKTER DUDA [Brendon Series - R]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang