Part 39

3K 215 25
                                    

30 September 2022

•••

Hari H tiba, Minggu itu semua orang bersiap-siap, keluarga Sonia dan keluarga Dokter Brendon janjian di sebuah mall bersama. Sonia serta orang tuanya bersama di mobil, dan Dokter Brendon, Tommy, Bian serta Frans, satu mobil dengan Dokter Brendon yang menyetir.

Tak butuh waktu lama mereka pun sampai di mall dimaksud, bahkan datang bersamaan dan parkir berdampingan. Kala keluar, keluarga masing-masing menyapa dengan hangat.

"Kakak!" Tommy kecil berlari ke arah Sonia dan memeluk sang kakak erat. "Akhirnya jalan-jalan, yeay!"

Semua yang melihat kemanisan itu, ikut menghangat, Dokter Brendon sendiri tak bisa melepas senyumnya pada kedekatan mereka berdua. Benar-benar merasuki relung dadanya dan menciptakan perasaan ... itu.

Untuk hari ini, mereka sengaja datang lebih pagi, untuk menikmati segala macam permainan bersama menemani Tommy kecil. Tommy tampak sangat gembira akan keramaian itu, mereka main bola, dance, serta permainan lain, dan satu hal yang amat bisa dilihat.

Betapa lengketnya Tommy dan Sonia, bahkan melebihi kelengketan dengan sang ayah.

Lalu kali ini, mereka bermain capit berhadiah boneka, tetapi Tommy kesal karena sama sekali tak bisa mendapatkan yang dia mau. Sonia pun ikut membantu, nyaris ia dapat, tetapi sayang sekali boneka jatuh sebelum masuk lubang.

Tommy cemberut. "Yaaaah ...." Tommy manyun, sedih.

"Aduh, maaf ya, TomTom, susah banget nih." Sonia menggerutu.

"Huhuhu, aku pengen boneka alien itu." Sonia hanya bisa menatap sendu sang anak. Ia menatap sekitaran, apa ada yang berjualan boneka ini? Nyatanya, tak ada, bagaimana ya?

"Sini, biar Daddy yang bantu." Sonia tersentak ketika Dokter Brendon tiba-tiba datang dan memegang alat penggerak, karena ....

Tangan Sonia masih memegang alat itu, dan jadinya, tangan Dokter Brendon memegang tangan Sonia. Kedua pipi Sonia memerah seraya menarik tangannya.

"Uh, oh, maaf." Dokter Brendon ikut menarik tangan, dan setelahnya keduanya tertawa kikuk.

"Gak papa, Dok. Saya kaget aja tadi." Sonia tertawa pelan.

"Sini, biar Daddy ajarkan biar menang, ini ada tekniknya." Dokter Brendon menarik tangan Tommy lembut memegang alat itu, dan Sonia memperhatikan betapa telatennya Dokter Brendon mengintruksi serta menggerakan mesinnya.

Dan ....

Teng! Teng!

"Yeay dapet!" pekik Tommy bahagia, ia mengambil di wadah hadiah dan tampaklah boneka beruang di sana. "Daddy hebat deh!"

Dokter Brendon hanya tertawa. "Siapa dulu, Daddy." Ia berbangga diri dan Sonia tertawa melihatnya.

"Tapi, ini bukan boneka yang kumau, aku maunya yang bentuk alien itu, Daddy!" Tommy menunjuk boneka alien di sana.

"Ya udah, kamu coba aja, Daddy kan cuman ngajarin," kata sang ayah, tersenyum geli.

"Daddy, ajarin Kak Sonia juga biar menang, dong. Kak Sonia, ayo dapetin boneka aliennya!" Tommy menunjuk boneka di balik box kaca itu dengan ceria, tetapi kedua orang dewasa di hadapannya kaget tertegun.

Sengaja ini pasti.

Namun, entah kenapa ....

"Sonia, mau nyoba?" tawar Dokter Brendon, mempersilakan Sonia. "Sini, saya ajarkan tekniknya."

"Oh oke ...." Sonia balik tersenyum, ia memegang mesin lagi dan kembali ada kejutan listrik di tangan ketika Dokter Brendon memegang tangannya. Kejutan listrik khas yang juga dirasakan Dokter Brendon merasuk ke tubuhnya.

ISTRI BAYANGAN DOKTER DUDA [Brendon Series - R]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin