Bagian 3 : Bagaimana Sekarang

1 2 0
                                    

(Ryan PoV)

Saat aku dan yang lainnya bersiap akan serangan.
Dari belakang ada suara keributan. Ternyata itu adalah orang orang yang tadi menjerit lalu jatuh ketika penilaian. Kupikir mereka juga lari karena takut. Tapi saat kukihat lebih jeli, ternyata mata mereka sudah tidak ada. Dan kulit mereka semua sudah seperti mayat keriput.

"Ayo masukkk cepat!" Ucap seseorang dari balik pintu

Kami yang kaget dan takut langsung menuruti perintah orang tersebut.

Kita semua pun masuk kedalam pintu itu.

*dlakkkkk

Suara pintu itu tertutup keras.

"Kalian baik saja?" Tanya orang yang tadi menyuruh kita semua masuk kedalam pintu

"Baik" jawab kami semua

"Syukurlah" jawabnya

"M-maaf...siapa anda dan dimana kita?" Tanyaku bingung

"Yahh kalian pasti heran, perkenalkan namaku Makarim Arman. Kalian ssat ini sudah sangat jauh dari kota Volgogard. Selamat datang di Samarinda, Indonesia" jawabnya

"A-apa? Samarinda?" Tanya Zein bingung

"Itu adalah salah satu kota di Indonesia. Tepatnya di pulau Kalimantan/Borneo" jawab Shen Qin

"Ohh begitu" jawab Zein

"Makarim....Makarim Arman...ahhhh apakah anda profesor dari Institut Teknologi Bandung?" Tanya Melinda

"Kau tahu Melinda?" Tanyaku

"Yahh dia pernah masuk berita dikarenakan membuat alat teleportasi tingkat tinggi" Tegas Melinda

"Yah kau betul. Itu dulu ketika aku masih disana" jawab Prof. Makarim

"Kalau begitu anda pasti orang hebat" tanya Shen Qin

"Hahahaha tak perlu berlebihan...ayo duduk. Aku ingin berbicara sesuatu pada kalian" Ucap Prof. Makarim

Kita semua duduk di sofa yang telah disediakan. Sepertinya itu adalah ruang tamu.

"Maaf profesor saya ingin bertanya, pintu yang tad-" ucap Melinda terhenrti ketika melihat kearah pintu tersebut ada sebelumnya

"E-ehh hilang" ucap Melinda bingung

"Ahhahahaha itu adalah alat teleportasiku yang kalian sebut tadi" ucao Prof. Makarim

"Jadi apa yang kau ingin bicarakan profesor" tanyaku

"Benar...pertama aku ucapkan selamat atas kelulusan kalian. Kalian tahu ketika penilaian tadi, pemimpin organisasi itu menyeleksi kalian dengan cara hidup dan mati" ucapnya

"A-apa? Hidup dan mati" ucap Zein dan Shen bersamaan

"Benar. Sebenarnya yang lulus itu adalah Ryan, Shen dan Zein" ucap prof. Makarim

"Itu artinya aku tidak lulus" ucap Melinda sedih

Tiba tiba prof. Makarim mengangkat jarinya mengisyaratkan untuk diam.

"Dengarkan aku dulu. Tolong jangan bicara" ucapnya

"Jadi begini...sebenarnya yang si pemimpin itu lakukan adalah membuat area tertentu dimana waktu berjalan lebih cepat. Orang yang gagal penilaian akan langsung mati karena dia mempercepat waktu hidupnya sampai waktu ajalnya. Sedangkan Melinda dia berbeda. Mungkin dia mengatakan perintah present to future, tetapi dia mengecualikan Melinda. Melinda bukanlah bertamah tua tetapi semakin muda. Aku tidak tahu alasannya kenapa tapi itulah yang terjadi" ucap profesor itu

War of Tecnologyحيث تعيش القصص. اكتشف الآن