🍁8🍁

475 39 3
                                    


«»

Hari berlalu gitu aja, senin paginya Naruto disibukin sama ke-telat-an dia yang hakiki ini. Dia lagi-lagi telat padahal senin pagi itu jadwalnya harus upacara.

Tapi dia musti manjat dinding lima meter biar gak kena hukum kalau ketahuan telat.

Dia gak sendiri. Sama Kiba dan Shikamaru. Mereka gak jauh beda. Sama-sama telat.

Naruto telatnya karena dia pulang malam abis dari rumah neneknya. Tengah malam baru sampe rumah terus dia malah keterusan begadang dan baru tidur jam tiga pagi.

"Anjirlah, dorong ogeb! Udah hampir nyampe nih." Kiba terus ngoceh. Dia yang pertama naik ke atas tembok lalu ngebantuin Naruto naik.

Terakhir mereka berdua harus ngangkat Shikamaru barengan karena nggak ada tumpuan lagi di bawah.

"Kayaknya upacara hampir selesai." Ujar Shikamaru lalu ngambil tempat duduk.

Untung aja atasan temboknya rata nggak pake kawat. Jadi bisa dijadiin tempat duduk bentar.

"Gila. Ada guru!." Shikamaru nunjuk guru yang lagi patroli. Mereka bertiga mau lompat kalau aja guru nggak teriak.

"Hoii! Turun kalian!." Suara toaknya ngebuat mata Naruto yang tadinya ketutup kebuka lagi.

Akhirnya dia ngikutin Kiba sama Shikamaru buat lompat dan berakhir dapat hukuman. Berdiri di depan barisan murid-murid yang lagi baris rapi dengerin ceramah no jutsu pak kepala sekolah.

"Murid-murid, inilah contoh anak-anak Madesu." Ucap pak botak. Kepsek yang nggak punya rambut di tengah-tengah kepalanya.

"Madesu apaan Pak?!." Seorang siswa nanya setelah ngangkat tangan.

"Masa Depan Suram."

"Anjay gila!!." Seru Kiba sama Shikamaru barengan. Enak aja dibilang Madesu. Anak konglomerat ini. Sama anaknya detektif nih!.

Sedangkan Naruto sama sekali nggak peduli. Mau dibilang Madesu, Asu, nggak punya masa depan, atau Asuransi kek. Dia gak peduli.

Naruto mikir gimana caranya buat dia tidur sekarang. Tapi seruan pak botak yang ngebikin otaknya geger gak jadi.

"Kalian lihat, seragam tak pernah rapi, tukang telat, tukang bolos, biang onar. Semuanya tidak memenuhi kriteria seorang siswa sekolahan!." Pak botak koar-koar di atas podium.

Seragam mereka bertiga gak pernah masuk. Kancingnya kebuka semua, pakai kaos lagi.

Neji sama Gaara ketawa puas ngeliat tampang nelangsa Trio amburadul yang lagi di katain terang-terangan.

Guru yang tadi mergokin mereka langsung ngegiring mereka ke tengah-tengah lapangan. Sebagai contoh. Katanya.

Disaat itu Naruto nguap lebar-lebar sambil garuk-garuk leher. Matanya sayu banget. Dia ngelipat tangannya kebelakang. Pose istirahat.

Terus dengerin ceramah pak botak yang nggak habis-habis. Padahal yang disampein tiap minggu itu-itu aja. Tapi pedenya nggak ngotak.

Kerenan ngeliatin tai. Batin Kiba kesel. Atas bibirnya berkedut sebal mau ngemaki pak botak. Tapi nggak jadi.

Dia orang baik dan rajin menabung.

"Kalian bertiga! Lakukan push-up dua puluh kali dengan sempurna!." Titahnya pongah. Untung aja masih punya sisi manusia.

"Pak, cukup rokok aja yang sempurna. Manusia jangan." Celetuk Kiba asal lalu ngambil pose siap push-up.

Degem-degemnya Naruto langsung bereaksi begitu cowo kumisan itu ngangkat turunin badan.

Anjir. Perutnya sixpack.

Sasuke neguk ludah lalu malingin muka biar gak terus ngeliat perut Naruto yang keliatan karena lagi posisi telungkup.

Beberapa ada yang foto diem-diem biar gak ketahuan guru. Setelah perjuangan buat push-up dua puluh kali secara sempurna, ketiganya bisa bernafas lega.

Tapi gak lama, mereka disuruh berdiri tegak di tengah-tengah lapangan padahal murid-murid lain udah pada di bubarin.

Mereka nggak langsung pergi. Mau ngeliat gimana pak botak ngehukum Trio Sembrono yang nggak kapok-kapoknya. Padahal udah kelas akhir.

Kebanyakan yang ngeliat adalah cewe-cewe canci yang duduk manja di tepi koridor sambil ngangkat ponsel siap ngerekam.

Salah satunya adalah Sasuke. Di sampingnya ada Hinata sama Karin. Gak jauh dari posisi mereka, ada Sakura, Neji sama Gaara yang cekikikan.

"Kalian, mau hukuman seperti apa?." Lah, tumben banget pak botak nanya hukuman. Biasanya langsung ngasih gitu aja.

Kiba sama Shikamaru langsung lirik. Nggak tau mau ngejawab apa. Soalnya, Pak botak sama kayak cewe. Kita jawab ini, malah milih sebaliknya.

Pak botak ngusap dagu. Dia dikit ngedongak ngeliatin si Trio biang keroknya sekolah. Maklum, dia pendek tapi muridnya kayak titan semua.

"Hn, kalian bisa ngangkat kaki ke atas lalu kepalanya dibawah? Apa ya namanya? Stay, -stand up apa gimana." Pak botak malah bingung sendiri.

"Stand up komedi, pak?." Celoteh Kiba ngasal yang langsung dapat pukulan di bahunya.

"Aduh, bapak lupa namanya apa. Yaudah kalian lakukan saja, kaki diatas kepala dibawah!." Suruhnya.

"Headstand, pak." Jawab Shikamaru kesel. "Tapi bikin pusing, pak." Keluhnya malas.

"Kalian cukup bertahan tiga puluh detik. Siapa yang jatuh pertama, bapak kasih hadiah."

"Gimana sih pak! Harusnya kalah dong. Yang bisa nahan sampe akhir baru menang." Dengus Kiba. Guru satu ini kok rada-rada ya.

Karena gak mau lagi nunggu, mereka langsung berlutut lalu numpuin tangan sebagai tumpuan nanti.

Para murid-murid yang ngeliat langsung bersorak heboh. Pasalnya, perut mereka. Ukh, sixpack.

Karena lagi ngelakuin headstand jadinya baju sekolah mereka jadi turun kebawah sama kaosnya.

Gak ada kakinya yang tegak sempurna ke atas kecuali Kiba. Dia yang paling semangat pas tau ada hadiahnya bagi yang menang.

Diluar dugaan. Nggak ada yang turun kakinya bahkan sudah dua puluh detik berlalu.

Naruto sedikit ngasih jarak dari telinganya biar tumpuan tangannya gak goyah. Dia belum pusing. Tapi mukanya udah merah.

Gila. Pak botak mau ngebunuh orang apa gimana?

Makin lama mereka bertiga jadi tontonan satu sekolah termasuk semua staff yang ada.

"Gue ngantuk, anjir." Gumam Naruto lalu nutup matanya dalam posisi masih terbalik.

«»

Gaje bngt 😣

STUPID LOVE UWhere stories live. Discover now