🍂13🍂

385 34 3
                                    

»«

Gedung tua yang semulanya tenang, kini berubah jadi tempat ricuh karena suara pukulan. Kardus bekas yang semula tertata, berhamburan diseluruh ruang gedung.

Mereka kalap. Untung aja Nagato sama Yahiko nggak menggila. Jadi mereka nggak ikutan kalap kayak yang lain.

Terutama Deidara, dia yang paling brutal dalam ngehajar orang. Bahkan nggak segan-segan nginjek muka mereka. Muka mereka udah kayak orang kerasukan yang nggak bisa mengendalikan diri sendiri.

Sedangkan Obito, dia udah nyerang enam orang sekaligus secara brutal. Nggak ada ampun. Bahkan bunyi tulang retak tak membuatnya puas.

"Neraka nungguin lo! Sana pulang anjing!." Teriaknya ngebuat lawannya merinding.

Naruto, Namikaze muda itu ngelawan tiga orang. Yang kemampuannya Naruto akui cukup hebat. Dia sekarang tersudut, apalagi mereka terus berusaha mengalihkan pandangannya dengan melemparkan kardus.

Dia ngehindar cepat waktu satu dari mereka hendak ninju dia dari belakang. Naruto gesit membungkuk. Lalu berputar dan memusatkan kekuatan pukulannya pada ulu hati.

Lawannya langsung kelempar jauh. Ngeluarin darah dari hidungnya.

Tanpa nunggu, dia kembali nyerang dua yang tersisa. Tanpa ampun mukulin muka lawannya berulang kali sampai nggak sadarkan diri.

Nafasnya terputus-putus lalu ngelangkah lebar ke arah Lee sama Juugo.

"Lee? Bang Juugo?." Naruto ngeguncang bahu Lee dan Juugo bergantian.

Mereka sama sekali nggak bergerak. Dengan tangan bergetar, Naruto ngarahin jari kearah hidung Juugo. Masih bernafas.

Naruto ngehela nafas lega. Lalu natap Lee lamat-lamat. Matanya merah nahan tangis. Nafas Lee udah nggak kerasa.

"Lee? Lo jangan ngibulin gue, deh." Ucapnya sambil nangis tanpa suara. Dia ngecek nadi sama detak jantung Lee berulang kali.

Menekan dada cowo itu dengan tangannya. Nggak berhasil.

Mulut Naruto bergesekan hingga rahangnya mengeras dengan tangan terkepal erat. "Lee. Gue gagal jadi temen.

Naruto segera berdiri. Jalan ngehampirin Mike yang udah babak belur dihajar Deidara.

"Lo yang ngeroyok temen gue kan! Ngomong bangsat!." Seru Deidara dengan emosi meledak-ledak.

"Hahhaa. Kasian temen lo nggak bakal selamat." Ucapnya nahan perih di bibir. "Mending lo siapin pemakaman sekarang."

Mike Shinoda, cowo itu balik mencengkram kerah jaket Deidara. Menatap cowo berambut kuning itu benci. Amat benci.

"Lo tau nggak rasanya kehilangan? Gue kehilangan cewe gue gara-gara lo." Ucapnya. "Sekarang gimana rasanya kehilangan orang terdekat lo." Mike berdecih sinis.

Deidara nyeringai tak kalah sinis. "Bangsat. Lo tau nggak sih, apa yang cewe lo perbuat ke ibu gue! Tau nggak! Ibu gue mati gara-gara dia anjing!!." Maki Deidara kesetanan.

"Gue harusnya ngebunuh lo waktu balapan. Biar ngerasain neraka bareng cewe busuk lo." Mata Deidara berkilat marah.

Tanpa aba-aba, dua ngehantam mulut bangsatnya Mike sama sikunya sekencang mungkin. Gak sekali, Deidara menghantam mulut Mike berkali-kali dengan nafas memburu.

STUPID LOVE UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang