🍬 Nan Nan || 01

345 67 21
                                    

Ini yg ke 4 kalinya aku publish ulang, karena banyak yg dm minta lanjutin ni cerita, yaudah atuh aku publish laghi!

Tapi vote nya itu loh guys! 🥺🥺

HAPPY READING

Allyza menutup pintu mobilnya kasar. Jalanan sudah sangat sepi, karena jam di tangannya sudah hampir menunjukkan pukul satu malam. Entah karma darimana, nasib buruk tengah menimpa wanita muda yang sudah sukses di umurnya yang ke 21 tahun itu.

Ban mobilnya kempes.

Dan Allyza tak tahu bagaimana cara mengganti ban. "Ck!" decak nya kesal. Merogoh saku dan mengeluarkan ponsel, wanita itu segera menelpon seseorang.

Kurang lebih satu menit telepon dimatikan. Allyza menghembuskan napas, matanya berkeliaran melihat-lihat sekitar.

Sepi sekali disini. Wajar, sudah larut malam. Allyza takut? Sedikit.

Dia bukan takut makhluk astral, hantu dan semacamnya. Wanita sukses itu takut akan,

Pelecehan dan pembunuhan.

Dua hal itu sudah sangat sering terjadi. Pelecehan disini bukan tentang laki-laki melecehkan perempuan karena itu sangat jarang terjadi, tetapi sebaliknya. Perempuan melecehkan laki-laki, atau laki-laki melecehkan laki-laki.

Membayangkan hal itu terjadi sekarang, Allyza kembali menghembuskan napas pelan, hendak masuk kembali ke dalam mobil, namun sebuah suara membuatnya terhenti.

Suara orang menangis?

Allyza bimbang. Suara itu seperti suara rintihan seseorang. Wanita itu menoleh ke sekelilingnya, namun keadaan yang sangat sepi dan seperti tak ada satu orang pun kecuali dirinya disini membuat Allyza sedikit berpikiran buruk.

"Mungkin hanya halusinasi ku saja." Monolognya. Masuk ke dalam mobil, lalu tangannya bergerak menarik gagang besi pintu mobilnya.

"Hiks... tolong..."

Suara itu kembali. Tangannya berhenti bergerak menarik pintu, pandangannya menyapu sekitar. Tak ada siapa-siapa disini.

"Hiks, kumohon tolong aku... Nan Nan sakiit, hiks..."

Allyza yakin, itu adalah suara manusia. Dengan penuh keberanian, wanita itu keluar lagi dari mobilnya dan menutup pintu. Berjalan perlahan sembari menajamkan pendengarannya.

"Tolong aku... Nan Nan mohon... hiks.."

"Siapa di sana? Apa ada orang?" Allyza berteriak perlahan. Dia begitu berhati-hati, sebab rintihan kesakitan itu mungkin saja tipuan dari para pembunuh.

"Oh? Tolong Nan Nan... disini... Nan Nan disini... tolong hiks..."

Allyza semakin yakin bahwa itu adalah suara manusia dan bukan sebuah tipuan dari para pembunuh berantai, setelah meyakinkan diri dari mana asal suara itu, wanita cantik itu segera berlari pelan. "Hei, ada orang?" Teriaknya lagi.

"Umm... Nan Nan sakit... tolong Nan Nan..."

Ketemu. Allyza segera mendekati seonggok tubuh yang tengah terbaring lemah dengan tubuh setengah bersandar pada tembok yang kotor. Sebuah lorong yang sempit, dan banyak tempat sampah disini.

"Kau tidak apa-apa?" Allyza membantu orang itu untuk duduk. Namun ringisan kesakitan itu membuat Allyza ngilu.

"Sakit, jangan bantu... Nan Nan sakiiitt hiks..."

Little Nan Nan [FemDom]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang