25. Alexander Rhodes

10.8K 946 10
                                    

Info:

Guys, kalo di Austria, Perdana menteri itu biasa disebut Kanselir. Negara ini juga punya presiden loh.

_________________________________

Sebuah jet pribadi berwarna abu tua mendarat mulus di bandara internasional Kuala Lumpur. Ibra turun dengan tergesa-gesa sambil tetap menempelkan smartphonenya ke telinga. Di belakangnya beberapa orang mengikuti termasuk Perdana menteri Austria, Alexander Rhodes. Kanselir baruh baya itu mau repot-repot kemari atas permintaan istrinya. Sudahkan dunia tahu sebucin apa Alexander terhadap istrinya?.

"We're in hurry!" Ucapnya setengah berteriak kepada salah seorang komandan pengamanan.

Sekitar 15 orang berseragam mengerubunginya dengan tetap waspada, padahal tidak ada ancaman sedikitpun di negara ini. Bahkan Raja Malaysia juga mengundangnya berkunjung secara pribadi setelah urusannya selesai.

Alexander berlari kecil menyusul Ibra. Sungguh putranya ini patut diberi hukuman karena memaksa seorang Kanselir berlari mengikutinya.

"Cepat, Dad" Ibrahim berseru membuat Alexander menatapnya tajam.

Jika bukan karena istrinya yang menelpon subuh tadi untuk menyampaikan suatu hal gila bahwa dia memiliki seorang putri, Alexander tidak akan sudi melewatkan pertemuannya dengan Ursula, pemimpin  Europe Commision. Ia bahkan melewatkan sarapan juga makan siangnya karena merasa tidak nafsu makan tiba-tiba. Awas saja jika putri yang Jennifer maksud adalah anak dari Lucas. Cih, Alexander berjanji akan melenyapkan gadis itu saat mereka bertemu untuk pertama kali.

Rombongan mereka tiba di sebuah rumah sakit elit saat matahari hampir terbenam, Ibra dengan tergesa keluar namun dicekal oleh Alexander.

"Son, slow down. Tunggu Dad" Ibra hanya mendengus pelan lalu menunggu Alexander berdiri disampingnya.

Untuk sepersekian menit seluruh atensi pengunjung rumah sakit tertuju pada mereka, namun Ibra masa bodoh dan berjalan lurus ke depan.

"Alex" Ketika suara ibunya jatuh. Ibra menghela nafas bersiap melihat adegan romantisme kedua orang tuanya. Benar saja, Jennifer menghambur kepelukan Alexander sambil menangis terisak-isak membuat Alexander mengecupi kepalanya dengan sayang.

Jika sudah begitu, tandanya dunia sudah menjadi milik mereka berdua.

Ibra menghampiri Airlangga dan Kaisar, keduanya tidak bisa dikatakan baik-baik saja.

"Kurasa kalian perlu mandi" celetukan itu membuat keduanya menoleh kearah Ibrahim.

"Dimana dad?" Kaisar tidak merespon pertanyaan adiknya,ia justru bertanya disusul dengan kedatangan Alexander dan Jennifer.

"Airlangga Lynn Marshall?is that you son?" Alexander menatap takjub kepada anak sahabatnya ini, ia tahu Airlangga bersikeras keluar dari kabinet namun ia tak menyangka mereka akan bertemu hari ini.

Airlangga mengangguk, ia berjalan ke arah Alexander untuk menjabat tangannya. Ingatkan dia juga untuk meminta Guin secara resmi nantinya.

"Glad to see you here, Sir"

"She needs you, Lex. Please" Jennifer menyela, ia memohon, membuat Alexander tak mampu menolaknya.

_______________________________________

Guin merasakan sebuah beban berat di dadanya, apalagi ketika ia bernafas agak dalam. Rasa sakit itu terasa mengikat paru-parunya. Ia  membuka matanya perlahan sambil menahan rasa sakit yang semakin menyerang ketika ia bergerak.

Ia edarkan matanya ke penjuru ruangan.

Kosong.

Cklek.

The Minister is MineWhere stories live. Discover now