27

22 2 0
                                    

Sesuai ucapan Fani kemarin, hari ini Fani sedang berada di rumah orangtuanya dengan ditemani Ara. Hari ini Fani ingin meminta izin kepada orangtuanya bahwa dirinya akan pergi ke negeri orang untuk beberapa waktu. Jujur Fani takut, meminta izin karena itu sama saja Fani menjelaskan masalahnya bukan? Karena pasti orangtuanya bertanya alasan Fani ingin pergi, Fani takut untuk menceritakannya. Dia sudah gagal menjaga rumah tangga yang orangtuanya damba-dambakan.

Ketika sampai di rumah orangtuanya, beruntung mamanya sedang dirumah dan kebetulan juga papanya sedang tidak bekerja. Jadi kedua orangtua Fani ada dirumah dan itu membuat Fani tambah takut, tapi Fani harus tetep jujur agar rencana perginya lancar.

"Eh Ara ikut, ada apa nak?" obrolan dimulai oleh Amy, mama Fani.

"Fani kesini karena ada sesuatu yang mau Fani omongin, mama sama papa jangan kaget ya."

"Ada apa nak?" nada suara Amy sudah mulai berbeda, terdengar sedikit cemas.

"F-fani mau pergi buat sementara waktu." Fani berucap sambil sedikit menundukkan kepalanya tak berani menatap orangtuanya langsung.

"Kamu ngomong apa sih nak, mau pergi kemana?"

"Jauh mungkin."

"Ini sebenarnya ada apa sih?" tanya Amy menatap satu persatu perempuan didepannya. Meminta penjelasan.

Ara bisa merasa ketakutan pada diri Fani, sepertinya dia yang harus menjelaskan semuanya ke orangtua Fani. Ara menggenggam tangan Fani dan meminta izin untuk dia yang menjelaskan semua ke orangtua Fani, dan Fani mengangguk pasrah.

"Karena Ray, Tante. Jadi gini Ray itu punya sahabat dari kecil dan suatu hari sahabatnya pergi, terus kemarin tepat di hari pernikahan Fani, dia kembali, namanya Lea. Biasa Tan, masalah perselingkuhan. Tapi, bukan berarti Ray ngga cinta sama Fani, cinta Tan... Ray cinta Fani juga Lea, maruk dia orangnya. Sebenarnya banyak penderitaan yang Fani alami selama menikah, tapi karena Fani cinta sama Ray, jadi dia masih bisa bertahan. Nah kemaren malem itu Ray ngga pulang semaleman, Fani khawatirin Ray eh ternyata dia nginep di apart Lea dan sesuatu yang gak pernah terbayangkan terjadi. Gitu Tan.. Jadi Fani mau nenangin pikirannya dulu, tenang Ara ikut kok." Ara mencoba berbicara sesantai mungkin, karena jika dia bicara terlalu serius pasti orangtua Fani bakal kaget dan khawatir berlebihan.

Mendengar itu Amy dan Bram menatap Fani iba, saat itu juga mereka meminta maaf, bagaimana pun juga mereka yang telah memaksa Fani untuk menikah dengan Ray dengan harapan bakal bahagia. Tapi Tuhan punya rencana sendiri, mungkin ini yang terbaik untuk Fani.

"Ini semua bukan salah mama atau papa, Tuhan tau yang terbaik buat Fani, jadi izinin Fani pergi ya?"

"Walau berat tapi apapun demi kamu, mama dan papa bakal dukung. Asal kamu bisa bahagia nak. Tapi sekolah kalian gimana?" tanya Amy.

"Fani bisa homescholling ma, kalau Kak Ara em lanjut S2 disana, ya kan Kak?" ucap Fani dan diangguki kepala oleh Ara. "Fani mau ke London. Jangan bilang ke siapa-siapa Fani pergi ke London, terutama Ray."

Bram, Amy dan juga Ara terkejut, jauh sekali tujuan Fani, bukan hanya beda pulau tapi ini beda benua. Bram dan Amy hanya bisa pasrah, tidak mau lagi memaksa Fani untuk ini itu. Bram dan Amy pasrahkan Fani ke Ara, hanya Ara yang bisa menjadi Kakak sekaligus Ibu bagi Fani. Dan untuk masalah keuangan, Bram menjamin mereka tidak bakal kekurangan uang dinegeri sana.
Jadi menunggu apa lagi? Besok hari juga mereka akan menuju negara dengan julukan The Black Country itu.

~*~

Esok harinya Fani dan Ara sudah ada di bandara. Mereka berangkat pukul 7 pagi, check in segala macam dan sekarang sedang menunggu jadwal penerbangan mereka yang kurang 30 menit lagi. Pesawat mereka take off jam 9 nanti.

Kisah Kita [Nikah Muda vers.2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang