Chapter 22

527 109 8
                                    

Hai hai guys, aku kembali dengan kegoblokan dan kebucinan Valerie terhadap Dokja.

Ayo dah mulai aja
















Cape anj padahal titik doang

[lemah lu thor]

Bacot.

Setelah mendapatkan semua yang ku inginkan dan berguna untuk masa depan, termasuk kacamata Iron man.

Kok kacamata ironman nya ada diaku padahal aku nunjukin ke Jihye? Kuambil lagi.

Aku akan memberikannya jika dia bisa melewati skenario selanjutnya, ya chapter dimana kebangkitan Jihye dimulai.

'harusnya sebentar lagi kita bertemu Yoo Joonghyuk'

Hahaha sayang sekali semua poster disini sudah sobek dan hanya ada satu yang tersisa. Gak tau nama judulnya, kek nya sejarah tentang korea yang bersangkutan dengan maritime admiral.

Atau tidak, aku melirik kearah Dokja dan benar saja dugaan ku dia khawatir terhadap protagonis itu.

Cemburu?

Buat apa ada seolhwa kan, tinggal kurebut istrinya Joonghyuk kalau dia ngerebut Dokja.

Kek simbiosis mutualisme ye gak.

'seharusnya belum terlambat'

Sudah terlambat Dokja. Ikan mola mola sialan itu menyisahkan satu, memang mola mola sialan.

PATS

Silau brengksek.

Cplass Cplass

CRASSS.

Harus gitu ya sound efek nya?

[banyak cincong ya kamu]

Eva bacot

[gua cuma menyampaikan isi hati author ya bangsat]

Wehh slow deng, gak mau santai ya ngegas aja. Pms lu?

[monyet]

Yamaap.... Tapi boong.

JDERRRR!!

"kenapa tiba tiba ada petir"

"ini kan tidak hujan kenapa ada petir?"

Ucap orang-orang yang berada difilm itu, bahkan Dokja Dkk kecuali Jieun juga sama mempertanyakan mengapa ada petir.

"ini aneh kenapa ada petir menyambar secara tiba tiba?" ucap Heewon

"dan mengapa petir itu mengarah kearah kekasih mu dokja" lagi lagi ucap Heewon, mendengar kata Kekasih membuat Dokja langsung menoleh kearah gadisnya.

Khawatir tentu saja.

Sebelum memasuki novel ini atau novel ini menjadi nyata, Jieun adalah sahabat dan kekasih pertamanya selama hidupnya.

I want to change this ending [ORV x Oc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang