5. Engagement Day

5.6K 370 1
                                    

Cerita ini juga tersedia di Karya karsa, untuk yang mau baca duluan. Silahkan ke karya karsa TRNNDHT jangan lupa vote ya.

Tiga hari sejak Maxime melamar Adelia tanpa rencana, kini keluarga mereka di sibukkan dengan pesta sederhana yang akan mereka laksanakan akhir pekan ini yang artinya itu besok, tepatnya hari minggu.

Namun, Adelia tak ikut andil sedikitpun. Ia hanya mengatakan yang ia inginkan, dan desainer yang sama yang merancang gaun pernikahannya di kehidupan yang dulu.

"Yance" Pria Tinggi dan tegap di hadapannya ini lebih terlihat seperti model daripada desainer.

"Memang ga ada apa yang perempuan? Kenapa harus laki-laki, dan bahkan butiknya sangat kecil di perempatan" ucap Ibu Adelia sebelumnya, begitu tau butik itu tidak meyakinkan.

Tapi, Adelia tau tiga tahun dari sekarang Yance merupakan desainer papan atas yang sangat di minati seluruh dunia.

"Jadi, nona cilik. Kamu mau yang seperti ini?" Tanya Yance ketika membuka bingkisan kebayak berwarna kuning gading di hadapannya

Adelia tersenyum puas, "Kak Yance pasti akan jadi desainer tersukses nantinya"

"Bisa aja, di coba dulu. Sari, tolong bantu Nona cilik kita ya" kemudian Yance duduk di sofa kamar Adel. Sedangkan Adel di bantu asisten Yance, berganti pakaian untuk fitting dengan badannya.

Adel tersenyum puas "Cantik sekali" ucap Adel, kemudian keluar dan Yance mengamati dari atas hingga bawah, apakah ada kecacatan pada karyanya? Tapi ini sangat sempurna, dalam dua hari sudah jadi dan secantik itu.

Ketukan pintu kamar terdengar, Maxime dengan setelan batik berwarna hitam sangat kontras dengan warna kulitnya. Sedikit ternganga tak bisa menutupi kebahagiaannya melihat Adel yang terlihat sempurna. Tapi, ia kesini untuk alasan lain.

"Jadi, untuk calon perempuan di temani desainer pria, sedangkan aku bersama asisten perempuan begitu?" Tanya Maxime tak terima.

"Hei, hei... ini adalah Mahakaryaku, jadi aku harus memperhatikan semuanya" jawab Yance seadanya.

Maxime menatap Adel, walau ia tak terima jawaban itu tapi melihat hasilnya. Adel terlihat bahagia dan sangat cantik.

"Gimana? Aku ga malu-maluin kamu kan?" Tanya Adel, seketika ia ingat kehidupannya yang lalu. Ketika Maxime tidak ikut mengurusi pernikahan mereka, bahkan saat resepsi Maxime mengatakan hal menyakitkan padanya.

"Jangan terlalu banyak senyum, orang akan mengira kau gila dan itu memalukan"

"Kenapa ngomongnya gitu? Kamu ga malu-maluin, justru aku bangga banget tunangan aku cantik sekali" ucap Maxime.

Adel tersenyum mendengarnya, tapi perasaannya masih belum stabil. Dia masih belum bisa melupakan kenangan pahitnya dulu, walau Adel berulang kali mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dia hidup di masa sekarang, tapi kenangan buruk itu tidak pernah bisa Adel lupakan.

Adel tersenyum tipis mendapati Maxime memperhatikannya, dan dengan terang-terangan mengambil foto Adel.

"Aku kira kamu akan malu ngakuin kalo kita bertunangan" ucap Adel pelan, namun masih di dengar oleh Maxime.

Maxime kini berdiri di hadapannya, kedua tangannya ia tangkupkan ke kedua sisi wajah Adel. Tatapan mata yang lembut, belum pernah Adel merasakan ini di kehidupannya yang lalu. Andai dulu dia seperti sekarang, akankah mereka berakhir bahagia?

"Bagaimana bisa aku ga ngakuin kamu, bahkan kalau bisa aku akan menyiarkan ke seluruh dunia supaya semua tau kalau kamu adalah milikku" jawab Maxime, terlalu manis hingga membuat Adel berkaca-kaca.

Pergi Untuk Kembali (SLOW UPDATE)Where stories live. Discover now