3️⃣2️⃣

80 3 0
                                    

Chapter 32:
Warna-warni di pesta hari jadi

ㅤㅤ

💞



Malam ini pesta ulang tahun kepala sekolah sedang berlangsung, diadakan di gedung besar dan banyak makanan yang terhidang membuat lelaki yang baru memasuki umur 40 tahun itu tersenyum bangga, apalagi melihat wajah bahagia murid-muridnya dan guru-guru yang datang.

"Pak, selamat ulang tahun ya. Semoga selalu awet muda, sehat terus, umurnya panjang, rukun sama istri dan anaknya. Terus apa lagi ya?" Rael sedang mengucapkan selamat secara langsung. "Pokoknya yang terbaik buat bapak, oh iya, selalu ngestok sabar sebanyak mungkin, sama ini ... tetap jadi bapak untuk Arman secara tak langsung ya, Pak."

"Kurang ajar!" Arman di sampingnya memukul punggung temannya itu. Masih saja sempat-sempatnya meledek. "Gak usah dengerin, Pak. Mulutnya habis nyicip oli jadi licin begitu."

Prakoso, bapak kepala sekolah tersebut hanya tertawa saja, mau marah juga sayang karena ini hari bahagianya. Sebenarnya Pak Kepsek juga tahu kalau sering disebut sebagai bapaknya Arman karena namanya sama. Tapi Pak Kepsek juga tahu kalau itu hanya candaan, semoga saja.

Saat kedua cowok itu turun, gantian Ayaka dan Fina ikut mengucapkan selamat. Rael yang dari tadi menatap dari jauh tak bisa melepas matanya dari Ayaka, pacarnya sangat cantik malam ini.

"Itu pacar gue kan, Man? Cantik banget kalau dandan begitu."

"Iya ya, Ayaka cantik juga."

Sinyal bahaya dan waspada Rael berbunyi, dia buru-buru menutup mata Arman yang ikut-ikutan melihat ke arah Ayaka.

"Jaga mata lo, Man. Ada pawangnya nih di sebelah lo, sadar!!"

"Mata gue perih, anjir! Ini lo nyolok mata gue, pembunuhan berencana ini namanya."

"Hehehe, sorry, gue sengaja."

"Kampret!"

"Kampret gue wangi, mau cium nih? Pake Casablanca punya bapak nih!"

"Kurang ajar! Wangian juga kampret gue. Pake Gandapura nih!" Arman menampol lengan Rael yang terbuka lebar ke arahnya. Rael malah cekikikan.

"Itu mah minyak angin!"

Kedua cowok ini malah debat soal kampret dan minyak. Ayaka dan Fina yang baru turun saja sampai dibuat bingung, mereka memilih untuk coba-coba makanan, kelihatannya enak-enak, Ayaka hampir saja ileran.

"Wah, banyak makanan kantin, anjir!" Fina dibuat geleng-geleng melihat satu meja panjang full isi makanan kantin sekolah. "Bapak kepsek kita terlalu cinta sekolah."

"Ada cilok dong, anjir."

Tapi selain makanan kantin, di meja lain ada juga makanan mewah lainnya. Tapi Ayaka sama Fina lebih doyan di meja yang ini, ada beberapa orang juga sih selain mereka yang anteng di meja makanan kantin.

"Ay?"

Seseorang menepuk bahu Ayaka, saat dirinya menoleh, Ayaka dibuat pangling. Terlebih Fina yang harus menelan utuh-utuh ciloknya yang lagi dia makan. Tahu kan siapa orang itu?

"Uhuk! Uhuk!!" Fina tersedak, Ayaka ambil air asal-asalan saja saking paniknya. Semoga saja itu bukan air untuk cuci tangan.  Kan ngenes kalau Fina malah minum air kobokan.

"Pelan-pelan, Fin." Suara cowok itu juga terdengar khawatir. Menepuk-nepuk pundak Fina.

Gadis itu malah mematung, lalu kabur entah kemana.

SWEETHEART || A Sweet Couple ✓Where stories live. Discover now