41.

1K 109 41
                                    


Author.

"Bisa kah kau tidak berteriak?, kau tau ini sudah malam, sopan kah begitu?!" Ujar jennie penuh penekanan, Dirinya bener-benar kesal. Jennie menatap tajam, kedua lengannya bersedekap dada.

"Hentikan senyuman bodohmu itu, sangat menggelikan" jennie menambahkan ucapannya.

Seketika lisa mengulum bibirnya, menahan gejolak yang membuat dirinya tersenyum. Sunggu lisa sangat menyukai sisi Jennie dengan aura kesalnya, yang bukan membuat dirinya takut, akan tetapi justru membuat lisa Merasa gemas. Ingin sekali lisa mengecup tiap inci wajahh jennie yang membuat dirinya merasa gemas.

"Maaf, J aku lupa kalau hari sudah malam. Dan, Asal kau tau senyumanku paling manis di alam semesta ini. Bahkan banyak sekali yang tergila gila karna senyumku ini.." ujarnya sembari mengedipkan sebelah matanya, dan senyuman bodohnya itu.

"Cihh, benarkah begitu?. Tapi jika di pikir-pikir, aku sangat kasian pada mereka yang kau bilang tergila gila karna senyumanmu itu" ucap jennie dengan senyuman seringaiannya. Berbeda dengan lisa yang mengerutkan alisnya.

"Maksudmu?" Tanya lisa bingung.

"Ya... kasian saja karna akibat senyumanmu itu...mereka berahir di Rumah sakit Jiwa..!" Cibir jennie dengan seringaiannya, juga menahan tawa sebab ucapannya sendiri, apa lagi memandang raut wajah lisa yang konyol. Bahkan lisa menjatuh kan rahangnya membentuk huruf 'O'.

"Yakk!, J. Yang benar saja... kau membuat aku terluka ck" kesal lisa dengan deramanya, ia mempalingkan wajah, seolah ia benar-benar kesal dengan tutur katanya, belah bibirnya pun melengkung kebawah.

Sedetik kemudian, Rungunya mendengar tawa renyah dari seseorang. Membuat lisa melirik kesumber suara. Alangkah bahagianya mendapati Jennie dengan tawa lepasnya, alunan tawa itu begitu sangat merdu menyambut Rungu lisa yang membuat dirinya candu dengan tawa itu, yang berkali-kali lisa ingin mendengarnya lagi dan lagi.

Hatinya menghangat, Hatinya tersenyum. Memiliki kesenangan tersendiri bagi lisa. Membuat jennie tertawa itu hal sulit bagi lisa, Dan malam ini adalah malam yang paling membahagiakan bagi lisa.

"Tertawalah seperti itu. Ini yang ku mau, mendengar tawa lepasmu suatu anugerah bagiku, mungkin jika orang mendengar ucap ku, mereka akan bilang 'berlebihan' tapi tidak bagiku jennie.

Yang kurasa bila kau tertwa lepas seperti ini seolah aku telah sedikit mengurangi bebanmu dan sedikit melihat sisi ceriamu. Kau cantik saat tertawa, kau cantik saat tersenyum, bahkan bunga mekar yang orang bilang paling cantik sekalipun, kau lebih cantik dari segala pujian orang terhadap bunga itu sendiri.

Kau bagiku adalah pahatan karya tuhan yang paling sempurna. Aku harap bisa melihat keceriaan mu setiap waktu. kini dan nanti."

Itu kata hati seorang Lalice Pranprya Manoban, yang penuh dengan Rasa. Segala perjuangan nya sedikit demi sedikit terbayarkan.

Lisa masih berdiri disana menatap teduh penuh nikmat objek yang berada di depannya. Rasa yang penuh arti, rasa yang belum terucap sampai saat ini.

Perlahan jennie menghentikan tawa kala ia rasa sedang di tatap gadis didepannya. Jennie sedikit menegak kan tubuh. Perlahan ia sadar. Dirinya tertawa 'lagi' yang penyebab nya adalah orang yang sama, Lisa.

Lisa di sana merubah raut wajah nya lagi, menjadi cemberut. Seolah dirinya kesal di tertawakan.

"Apa? Kenapa menatap ku seperti itu?" Tanya jennie yang agak merasa canggung di tatap mata hazel lisa. Tapi lagi, ia menahan Tawa kala raut wajah cemberut lisa yang nampak Lucu.

"Baru kali ini ada yang tidak tertarik dengan senyumanku, aku rasa cuma kau J.." ujar lisa dengan drama melasnya.

"Ya.. Karna senyuman mu tidak lebih seperti orang bodohh, kau tau."

Mencari cinta tulusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang