Thirty One

932 161 28
                                    

Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)

*

Lia dengan telaten mengobati luka sobek yang ada di sudut bibir Jaemin. Ditemani oleh Jian yang duduk di pangkuan Jaemin sambil memakan permen jelly yang diberikan oleh Bibi Kim tadi.

Sebelum pulang, Tuan Choi yang masih merasa dirinya belum puas memberi Jaemin pelajaran. Ia kembali meraih kerah baju Jaemin dan menghajarnya hingga tersungkur lagi. Saat Jaemin sudah jatuh pun, Tuan Choi masih memukulinya dengan keras. Sampai Lia pasrah dan membiarkan ayahnya memukul Jaemin. Berteriak dan melerai pun tidak ada gunanya, ayahnya tidak akan berhenti. Itu sebabnya Jaemin mendapat luka di sudut bibir, pipinya memerah, tulang pipinya tergores dan berdarah.

“Kak, kalau sakit bilang supaya aku pelan-pelan. Jangan diam saja, aku tidak tahu apakah tekanan yang aku berikan sakit atau tidak,” ujar Lia karena Jaemin tidak pernah bereaksi apa-apa dari tadi.

Jaemin menggeleng pelan. “Sakit, tapi aku tidak akan mengeluh dan akan menahannya. Sakitnya tidak seberapa dibanding dengan penderitaanmu karena perbuatanku.”

“Jangan dibahas lagi.”

“Kau tahu, dulu waktu aku berkunjung ke rumah kalian untuk menemui ibu. Kau selalu menyambutku dengan senyuman lebar. Kau terlihat sangat excited saat aku datang. Kau banyak mengajakku bicara. Tapi aku yang bodoh ini malah mengabaikanmu.”

“Aku bilang jangan dibahas lagi, Kak.” Lia sungguh tidak mau mendengar tentang masa lalu lagi. Yang lalu, biarlah berlalu. Ia hanya ingin mengahadapi apa yang ada di depannya saat ini.

“Tapi aku tidak tenang, baby.” Jaemin meraih tangan Lia dan menggenggamnya. “Seperti kata Tuan Choi, akulah yang menyebabkan semua penderitaan yang kau lalui selama ini. Jika saja dulu aku tidak mengabaikanmu, jika saja dulu aku lebih memperhatikanmu. Maka kau tidak akan berakhir seperti ini.”

Lia sudah ikhlas atas semuanya. Buktinya sekarang ia mau kembali bersama Jaemin terlepas perbuatan apa yang dilakukan oleh pria itu dulunya. Ia tidak ingin membahas hal yang sudah berlalu lagi.

“Maaf, baby. Maaf, karena aku tidak becus menjadi seorang kakak untukmu. Maaf, karena dulu aku tidak pernah mau memperhatikanmu. Maaf, karena dulu aku selalu mengabaikanmu. Maaf, karena dulu aku tidak mempedulikanmu setelah ibu meninggal. Maaf, karena aku tidak peduli padamu sehingga kau berakhir dijual pada Tuan Choi. Maaf, karena aku sama sekali tidak mengingatmu. Dan maaf, karena aku sudah membuatmu menderita dengan keegoisanku, dengan komitmen bodohku. Maaf, karena aku tidak menyadari bahwa kau benar-benar mencintaiku. Maaf, karena pernah memintamu menggugurkan si gemas ini..” Jaemin mengangkat kecil dagu Jian, gadis kecil itu sedang sibuk mengunyah jelly sehingga pipinya mengembang. “Ini Ayah, sayang. Ayah.. Jangan panggil Paman lagi, ya? Panggil Ayah.”

Lia tersenyum dan pelan-pelan mengambil bungkus jelly yang ada di tangan Jian. Tapi Jaemin yang menyadarinya langsung mencubit tangan Lia. Nanti Jian merengek kalau jellynya diambil.

“Ayah..” gumam Jian dan Jaemin mengangguk. “Ayah?”

“Iya, sayang?”

Jellynya diambil ibu.” Jian merengek dan menangis dalam pangkuan Jaemin setelah Lia berhasil merebut diam-diam jellynya. “Jellykuuu..”

Jaemin berdecak. “Kembalikan..”

“Kak, nanti giginya sakit. Sudah tiga bungkus yang dia makan..” Lia tetap kukuh mengambil semua jelly yang masih ada. “Jangan nangis, nanti makan lagi. Kalau kau menangis, Ibu tidak akan memberikanmu lagi nanti.”

SAVE ME [JAELIA✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang