Pertemuan tak terduga

264 27 2
                                    

Anak kosan ada yang pecah telor akhirnya















Cakra melangkahkan kakinya memasuki sebuah rumah besar bergaya eropa khas rumah orang-orang kaya. Tidak hanya besar namun mewah, sangat mewah, bisa dibilang ini ada sebuah mansion keluarga di tengah hirup pikuknya ibu kota.

Cakra tidak tahu apa yang membuat sang ayah rela menelfon jauh-jauh dari Jepang untuk menyuruhnya pulang ke rumah segera. Pemuda itu memberikan senyuman manisnya setiap kali para pelayan menundukkan kepala mereka ke arahnya.

Entah siapa yang datang atau ada tamu dari kolega orang tuanya, Cakra juga tidak tahu pasti. Ia diminta menunggu di balkon lantai dua. Cakra berjalan santai sambil mengunyah jajanan cilor. Akhir-akhir ini ia suka sekali dengan jajanan penuh minyak dan juga micin itu. Cakra bisa dalam seminggu jajan cilor sampai 5 kali karna emang sesuka itu. Jika mamanya tahu ia pasti akan dijewer habis-habisan karna makan makanan yang tidak sehat.

Ah tidak, bukan hanya sang mama saja yang akan mengomel. Tapi ada satu orang lagi yang jelas akan marah kalau anaknya ada di sini. Untung saja orang itu belum pulang, coba kalau iya, sudah pasti telinga Cakra akan berubah memerah karena jewerannya.

Tunggu.

Wangi parfum ini? Sudah lama sekali Cakra tidak mencium wangi aroma cokelat yang khas.

Pemuda itu menoleh ke belakang dan dikejutkan oleh sebuah tangan yang memeluknya erat. Cakra hampir jatuh terjerembab ke belakang jika saja ia tidak menahan beban tubuhnya. Wangi parfum ini sama persis dengan milik gadisnya. Ternyata kejutan ini dibilang oleh orang tuanya.

Cherry Reyn Patricia namanya. Gadis yang dijodohkan dengan Cakra sejak keduanya masih kecil. Biasa, perjodohan keluarga kaya raya. Keuntungannya apa lagi selain untuk menyambungkan dua perusahaan raksasa menjadi satu. Untungnya kedua anak itu sudah sama-sama naksir dan jadi bucin satu sama lain, kalau tidak bisa jadi masalah besar.

“I miss you so bad. Don’t you miss me? Kamu makan apa itu? Buang ih makanan nggak sehat,” omel gadis itu yang belum melepas pelukannya.

“Sure, I always missing you in my every single day. Kapan kamu pulang? Kenapa nggak bilang ke aku, kan aku bisa jemput kamu di bandara. Ini? Namanya cilor, jajanan dekat kampus, enak banget. Aku habisin dulu baru nanti aku buang,” jawab Cakra.

“Aku sampai kemarin sih tapi diajak mama kamu jalan-jalan dulu di Singapore. Jangan makan yang kayak gitu lagi. Awas ya kalau kamu masih jajan cilor, karna udah ada aku di sini, aku yang bakal bikinin kamu bekal setiap hari,” sambung Cherry.

“Yang benar? Kamu bakal stay lama di Indo?” tanya Cakra.

Gadis itu menganggukkan kepala lalu tersenyum. Ia menyandarkan kepalanya pada pundak tegap pemudanya, memperhatikan wajah Cakra yang sudah lama tidak ia lihat. “Iya. I moved to Indonesia for you and my education also. Makanya aku bakal pantau kamu makan apa aja.”

“Okay, love. Aku akan semakin nekat buat ajak kamu makan di pinggiran jalan. Setelah kenal Bang Malik, Bang Rendy, Bang Hema, Bang Jarvis, sama Bang Joffy aku jadi tahu apa itu kehidupan merakyat,” kekeh Cakra lalu melahap suapan terakhir cilornya dan membuang plastik penuh minyak dan bumbu itu ke tong sampah.

“Cakra! Don’t dare you to buy this unhealty food again. Kenalin aku ke mereka kalau gitu. Aku mau tahu gimana lingkungan tunangan aku selama aku nggak di Indo,” kata Cherry.

“Makanan pinggir jalan nggak selamanya buruk, babe. Lagipula bisa sekalian survey makanan buat nikahan nanti.” Cakra merangkul pinggang gadisnya lalu berjalan menuju garasi rumah. Berniat membawa Cherry jalan-jalan mumpung ia masih ada waktu luang sampai malam nanti. Kelasnya akan dimulai pukul tujuh malam. “Ayo, kebetulan aku ada jadwal belanja bulanan hari ini. Nanti sekalian aku kenalin kamu ke mereka.”

Neo Dreamies Kost - Nct Dream Where stories live. Discover now