Like We Just Met

255 24 1
                                    

Jarvis Maura dulu ya

Yang lain nyusul hehe













Berkali-kali Maura memegang kencang ujung jaket denim milik Jarvis saat melihat banyaknya tikus liar berukuran sebesar tangan orang dewasa berkeliaran di sekitarnya. Jarvis sebenarnya juga geli tapi harus ia lawan sedikit agar masalah ini cepat selesai. Pria berambut biru itu menghela napas lega ketika kakinya sudah menginjakkan lantai tiga.

Tinggal mencari di kamar yang mana Reza berada. Samar-samar ia mendengar suara orang sedang bercengkrama di salah satu unit rusun. Hanya berjarak dua kamar dari tempatnya berdiri dan keadaan pintu tidak tertutup terlalu rapat. Jarvis menaruh jari telunjuknya tepat di depan bibir, mengisyaratkan Maura untuk diam. Mereka mendekati kamar itu perlahan.

“Udah berhasil lo ambil belom isi atmnya mantan lo itu? Uangnya udah lo pakai buat makan semingguan ini kan.”

“Udah lah. Lagian bikin pin kok gampang amat. Gue ambil semua tuh duitnya yang di atm. Habis ini bisa party kita pakai itu duit. Lumayan gue bisa booking room VIP.”

“Kameranya nggak sekalian lo jual aja?”

“Jangan lah. Sayang banget kalau gue jual ini kamera mahal. Gue pernah check harganya di online tuh sekitar 50 juta. Mending gue pakai buat pribadi. Lo tumben nyamperin gue kacau begini. Berantem lo sama Bang Langit? Biasanya hahahihi tau-tau dapat transferan.”

“Langit cuman bisa muasin gue di ranjang aja, beda sama Jarvis. Dia bisa kasih semua yang gue mau, Dek. Selama pacaran, gue gampang morotin dia karna dia yang terlalu bucin sama gue. Sekarang udah putus dan Jarvis ada gandengan baru jadi susah kan gue mau ngejar dia minta balikan lagi. Lumayan selama pacaran sama Jarvis gue punya banyak followers di instagram.”

Mendengar itu semua membuat Jarvis mengepalkan tangannya marah. Pengakuan menyakitkan yang dilontarkan Erina membuat panas di hatinya semakin membara. Perempuan yang ia kira tulus mencintainya ternyata tidak lebih dari sekedar perempuan matre yang haus akan materi dan ketenaran.

Maura mendengar semua pembicaraan itu saja merasa sakit hati. Sungguh, kedua manusia bedebah itu tidak ada bedanya. Sekarang ia tahu dari mana mantan pacarnya itu mendapatkan ilmu matre ini dari mana. Gadis bertubuh semampai itu menoleh ke arah Jarvis. Tampak wajah pemuda itu memerah menahan amarah.

Tanpa bisa ditahan lagi, Jarvis menerobos masuk dan langsung memukuli Reza tanpa ampun. Erina yang masih terkejut sampai tidak bisa kabur karena keadaan mereka benar-benar terpojok. Belum lagi perempuan itu belum pernah melihat Jarvis semarah ini. Fokus pemuda itu hanya memukuli tubuh dan wajah Reza demi melampiaskan amarahnya pada pemuda itu dan juga kakaknya.

Untuk bergerak melindungi diri saja tidak sanggup apalagi membalas pukulan Jarvis. Reza pasrah saja wajahnya dipukuli sampai babak belur. Melihat keadaan mengenaskan mantan kekasihnya membuat Maura jadi tidak tega. Erina sudah meringkuk ketakutan di pojok ruangan dan wajahnya memucat. Memang tamat sudah riwayatnya.

“Kak udah,” ucap Maura mencoba menarik Jarvis menjauh dari Reza.

“Jarvis stop!” seru Erina berteriak ketakutan.

Bukannya berhenti namun pukulan yang pemuda itu berikan semakin kuat dan membabi buta. Jarvis benar-benar melampiaskan amarahnya ke Reza. Bahkan pemuda yang ia pukuli sudah diambang kesadarannya. Para penghuni lain mulai berdatangan karena mendengar teriakan Erina yang tidak terkendali melihat sang adik wajahnya hancur.

Keadaan semakin kacau dan banyak sekali wajah-wajah penasaran yang ingin tahu apa yang terjadi. Maura memberanikan diri untuk menarik Jarvis menjauh dari Reza walau ia sempat terkena pukulan nyasar dari pemuda itu. Mengesampingkan rasa ngilu dan perih di pipinya, Maura menangkan Jarvis dengan mengusap pundak pemuda itu.

Neo Dreamies Kost - Nct Dream Where stories live. Discover now