35. Pergi Meninggalkan Luka

25 6 0
                                    

Budayakan baca sampai akhir dan tinggalkan ⭐ para comelnyaa Jijahh😼

Yang belum follow akunnya, follow dulu yok!

-
-
-

---

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.

-
-
-

"Kenapa harus dia? Padahal aku masih ingin bersamanya ketika aku terbangun

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou mettre en ligne une autre image.

"Kenapa harus dia? Padahal aku masih ingin bersamanya ketika aku terbangun."

-Azura Anatasya Ravengga



Azura sudah terbangun dari masa kritisnya. Dia menangis ketika mengetahui bahwa dirinya tak bisa melihat lagi. Bayang-bayang dia masih bisa melihat dengan mata kepalanya kini tergambarkan di benaknya.

"Ma.. Mata Rara kapan bisa melihat lagi?" tanya Azura dengan nada lirih.

Vania tersenyum lirih. Dirinya sendiri tak sanggup melihat keadaan putrinya yang seperti ini, apalagi Azura sendiri yang merasakannya.

"Bentar lagi bakal ada orang baik yang akan mendonorkan matanya untuk Rara. Berdo'a ya, sayang?" ucap Vania menenangkan putrinya itu.

"Nanti, kalo udah ada pendonor matanya, Rara mau lihat wajah Rere dulu ya, ma? Rara kangen dia.." ujar Azura membuat Vania hanya menatapnya dengan tatapan sendu.

"Iya, boleh.."

Sejenak, Azura kembali terdiam. Dia meraba-raba barang di sekitarnya. Ingin merubah posisinya dari tidur menjadi duduk. Hingga hal yang dilakukan Azura disadari oleh Vania yang dengan sigap membantu putrinya itu.

Hingga baru beberapa saat Azura terdiam, sebuah suara membuat Vania bangkit dari duduknya dan menyusul suara yang baru saja datang itu. Seorang suster datang, dengan membawa nampan makan siang di tangannya. Vania menerima nampan itu dari tangan si suster dan kembali ke tempatnya.

1. REYRA [ON GOING]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant