1. Kostum Yang Unik

1 1 0
                                    

Di sebuah taman di tengah kota New York City, dikelilingi oleh banyak orang. Seorang gadis cantik yang tadinya tak sadarkan diri membuka mata. Kepalanya terasa sangat pusing. Seluruh tubuhnya pun terasa amat sakit.

Meirya menatap sekelilingnya dengan penasaran. Tempat seperti apakah lubang hitam teleportasi membawanya.

"Apakah kau merasa sakit, Nak? Perlukah aku memanggil ambulance untukmu?" tanya seorang wanita paruh baya yang memakai kostum penyihir tua dengan wajah keriput.

"Oh lihatlah kostum gadis itu sangat unik."

"Itu terlihat seperti asli. Coba kau lihat matanya itu sangat cantik dan amazing." seorang gadis dengan kostum vampire berkata pada temannya.

Berbagai ucapan memasuki telinga Meirya. Dia merasa sedikit syok dengan apa yang ada di sekelilingnya.

"Kau sungguh tidak apa-apa?" Seorang gadis berpakaian ala zombie berjongkok di hadapan Meirya.

Dia mengulurkan tangannya, membantu Meirya berdiri.

"Terima kasih," ucap Meirya tulus.

"Aku Alice, siapa namamu?" tanya Alice langsung.

"Meirya."

"Nama yang cantik, secantik orangnya," puji Alice membenarkan kacamatanya.

Meirya diam, saat ini banyak hal yang memenuhi kepalanya. Peristiwa sebelum kedatangannya ke tempat ini berputar dalam ingatannya seperti benang kusut.

Ibunya mengatakan bahwa dirinya harus meninggalkan kerajaan Wind sesegera mungkin. Menyelamatkan diri juga seluruh penghuni kerajaan. Matanya mengerjap beberapa kali.

Dia masih tidak mengerti alasan utama untuk kepergiannya.

Meirya mengangkat kepalanya. Dia menatap Alice kemudian pada orang-orang di sekitarnya. Aneh! Itulah yang kata pertama kali diucapkan olehnya dalam hati.

Bagaimana tidak. Semua orang berpakaian tidak seperti di kerajaannya. Dia hanya bisa berprasangka kalau negeri ini semua rasa hidup berdampingan atau ada hal lainnya?

Sangat tidak mungkin melihat vampir berteman dengan penyihir. Lalu ada seseorang mayat hidup berbicara dengan seorang peri, apakah kemurnian peri hilang sehingga mudah untuk didekati? Meirya bertanya-tanya.

"Apa yang terjadi padamu, Meirya, mengapa kau berbaring tak sadarkan diri di sini?" Alice dengan cerewetnya menatap teman yang baru saja diajaknya berkenalan.

"Alice?"

"Ya, ada apa Meirya?"

"Kau seorang mayat hidup?"

Alice menatap Meirya untuk sesaat sebelum tawa renyah pecah dari mulutnya.

"Kau lucu Meirya. Tentu saja aku manusia biasa seperti dirimu. Oh! Bukankah kita semua sedang merayakan hari Halloween, itulah sebabnya kita berpakaian seperti ini. Semua orang, aku dan kau juga Meirya."

"Halloween?" Meirya mengerutkan keningnya bingung.

Alice merasa janggal dengan pertanyaan Meirya. Namun, dia berusaha untuk tidak menyadarinya. Mungkin saja Meirya masih linglung setelah bangun dari pingsannya pikir Alice.

Sementara Alice sibuk dengan pikirannya, Meirya pun sibuk dengan mengingat tiap percakapan antara dirinya dan ibunya waktu itu.

"Apapun tempat yang kau datangi berhati-hatilah. Sembunyikan identitasmu Meirya. Ingatlah kau adalah seorang princess yang suatu saat akan memimpin negeri wind ini," ucap ibunya pada saat sebelum dia memasuki lubang hitam teleportasi.

"Jangan khawatir, Bu, percayalah aku akan segera kembali."

"Ibu menunggumu di sini," jawab sang Ibu.

Hanya saja tidak ada yang tahu takdir bukan? Tak berselang lama setelah kepergian Meirya. Jutaan iblis yang dipimpin oleh setan datang menyerang kerajaan wind.

Mereka membunuh para witch yang ada tanpa ampun. King Dharenindra dan Queen Syairamila gugur dalam pertempuran itu. Keberadaan G-earth tidak diketahui sejak kejadian itu. Hidup dan matinya masih menjadi tanya.

Sayangnya, Meirya yang berada di bumi tidak mengetahui itu semua. Dia tidak akan pernah menyadari kalau sejak saat itu dia telah menjadi The Last Purple Witch dari kerajaan wind yang tersisa.

The Last Purple WitchDove le storie prendono vita. Scoprilo ora