Bab 1

72 39 69
                                    

Selamat Membaca...

***

"Belajarlah untuk lebih menghargai pertemuan dan kebersamaan, karena perpisahan akan selalu hadir setelahnya."

***

Penilaian akhir semester sebentar lagi berakhir. Tanda bahwa kegiatan clasmeeting akan segera diadakan. Minggu lalu ketua osis telah mengumpulkan seluruh ketua kelas untuk koordinasi mengenai kegiatan tersebut. Majalah dinding yang berada di depan sekretariat ekstrakurikuler jurnalistik pun terlihat dipenuhi para siswa yang antusias dengan clasmeeting kali ini.

Dari kejauhan terlihat seorang siswi cantik yang tengah berjalan menuju kerumunan itu. Di seragamnya terpampang nama dada bertuliskan "Pelangi Ayunda". Sama seperti namanya, hidupnya juga penuh banyak warna.

"Anggi... Cepetan sini!!" Teriak Hellen sambil melambaikan tangannya.

Pelangi atau yang lebih akrab disapa Anggi itu membalas teriakan sahabatnya dengan senyuman. Senyum manis itu membuat wajahnya terlihat semakin berseri-seri. Bukan hanya karena kulitnya yang putih tapi juga karena sering berwudhu dan rajin sholat malam.

"Coba lihat madingnya, Nggi. Clasmeet kali ini ada pentas seni. Katanya sih khusus kelas dua belas aja yang tampil karena clasmeet ini jadi yang terakhir buat kita-kita." Ucap Hellen sambil menatap Pelangi dan Abel.

"Permisi guys, maaf ya yang udah baca tolong minggir dulu. Yang belum tahu info biar bisa baca di sini." Ucap Pelangi seraya mengatupkan kedua telapak tangannya ke dada dan berhasil membelah kerumunan yang ada di depannya.

" Ucap Pelangi seraya mengatupkan kedua telapak tangannya ke dada dan berhasil membelah kerumunan yang ada di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pelangi menghembuskan nafasnya gusar. Tidak terasa perjalanannya di SMK 45 sebentar lagi mencapai puncak. Padahal rasanya baru kemarin dia mengikuti rangkaian kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah namun sekarang hanya tersisa beberapa bulan dirinya menjadi siswa SMK 45.

Memory otaknya mulai menerobos masuk ke masa di mana ia pertama kali menjadi siswa di sekolah ini.

Sekolah Menengah Kejuruan 45, tempat yang membuatnya dikenal banyak orang karena prestasinya yang menjulang. Tempat yang menjadi jembatan antara mimpi dan cita-citanya, menjadi salah satu desainer muda di Indonesia dan tempat yang telah mempertemukan dirinya dengan kedua sahabatnya.

Pelangi mengedarkan pandangannya ke penjuru sekolah. Di sinilah satu warna "Sang Pelangi" terlukis. Ia menghela napas panjang dan memejamkan matanya lalu batinnya berkata ; "Belajarlah untuk lebih menghargai pertemuan dan kebersamaan, karena perpisahan akan selalu hadir setelahnya."

Pelangi membuka matanya, ia menatap Abel dan Hellen yang berdiri di depannya.
"Nggak kerasa ya bentar lagi kita pisah." Pelangi mengatakannya dengan nada lirih.

"Di mana ada pertemuan, di situ ada perpisahan. Datang akan pergi... Hilang kan berlalu... Ada kan tiada, bertemu... Akan berpisah... Alur kehidupan emang gitu besti-bestinya akuuuu. Udah nikmatin aja kebersamaan kita." Sahut Hellen. "Selagi masih ada waktu." Lanjutnya.

"Padahal baru kemarin kita..." Belum selesai Abel berbicara tapi Hellen sudah memotongnya.

"Sssst..., kalau kita bahas perpisahan nanti malah sedih. Mendingan kita masuk kelas aja. Udah jam tujuh kurang dua menit nih. Drama sedihnya nanti aja kalau udah wisuda." Ucap Hellen seraya melihat jam tangan pink yang bertengger di tangan kirinya.

Teeet... Teeeett... Teeeeettt... Jam pelajaran segera dimulai. Dihimbau kepada seluruh siswa untuk segera masuk ke dalam ruang kelas masing-masing.

"Lah... baru aja diomongin." Ucap mereka bertiga serempak diikuti tawa renyah yang receh.

Mereka bertiga berlari melewati koridor sekolah menuju ruang kelas XII Tata Busana. Saking kencangnya berlari membuat Pelangi tidak sengaja menabrak seorang cowok yang baru saja keluar dari ruang kelas XII Teknik Pengelasan Kapal.

Bughh!!

Tubuh kekar cowok itu berhasil membuat bahu Pelangi kesakitan. Tangan kirinya mengelus bahu kanannya dengan refleks.

Bola matanya menatap cowok yang sekarang ada di depannya. Nafasnya tidak beraturan karena terkejut sekaligus kelelahan berlari.
Sedangkan cowok itu hanya diam mematung memperhatikan gadis cantik berambut hitam pekat yang baru saja menabraknya. Entah virus apa yang sudah menyerang hatinya. Rasanya tatapan Pelangi begitu menenangkan.

"Sorry, gue nggak sengaja." Pelangi membuka obrolan dengan meminta maaf karena menyadari kesalahannya.

"Kenalin nama gue Adipati Alkana. Lo bisa panggil gue Al aja." Ucap cowok itu sambil mengulurkan tangannya.

Pelangi mengernyitkan keningnya. Heran dengan cowok berambut model Side-Parted Hair yang berdiri di depannya. Bukannya membalas permintaan maaf Pelangi tapi malah memperkenalkan diri.

"Gue udah tau nama lo siapa. Lo pernah nge-chat WhatsApp gue waktu kelas sepuluh dan nge-DM minta gue follback Instagram lo." Balas Pelangi.

"Oh ya? Tapi gue nggak tahu nama lo siapa." Balas Alkana yang terlihat masih penasaran.

"Cek WhatsApp sama Instagram lo aja." Ucap pelangi seraya melangkahkan kakinya menjauh dari Alkana dan mengejar kedua sahabatnya yang sudah berada jauh di depan.

**********
Gimana part 1 nya? Sabar... Sabar... Ini baru awal rek jadi jangan memberikan kesimpulan dulu😁


THANK YOU YANG UDAH BACA CERITA INI♥️
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT
**********

MENYULAM MIMPI PELANGI (Tahap Revisi Sebelum Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang