Lekuk Bulan Sabit

8 1 0
                                    

Hari terakhir masa orientasi. Abimanyu duduk dengan tenang memperhatikan suasana kelas itu. Sambil memakan pentol bakso yang dibalut telur dan disiram saus merah sedikit pedas.

Beberapa menit lalu Reswari dengan heboh menghampirinya dan membawa makanan itu. Bercerita dengan sedikit terengah,

" Abim! Geseran"

"Lah ini kan bangku gue, lo mah sebelah sana" tunjuk Abim ke bangku dekat tembok.

"Ribet kalo kesana dulu... Lo aja lah duduk deket tembok, gue disini aja" lantunnya dengan peluh dipelipis.

Abimanyu pun beranjak mengemasi barangnya dan bertukar tempat duduk di dekat tembok.

Akhirnya tahtaku kembali Abimanyu bersorak dalam hati. Kemudian ia mendudukan diri. Menyamankan posisi menghadap Reswari.

"Nih! Pentol korea" seru Reswari dengan ceria.

"Emang iya pentol korea? Tau darimana?"

"Di papan depan standnya tulisannya pentol korea"

"Lo nggak makan?" Tanya Abimanyu sambil mengambil makanan yang Reswari sebut "Pentol Korea".

"Udah. Tau gak si Bim kantin tuh rameeee banget. Bener bener gak ngotak ramenya. Perjuangan tau bisa dapet ini! Lo harus bilang makasih sama gue" tutur Reswari dengan semangat.

"Iyah iyah. Arigatou gosaimas. Kalo di korea apa?"

"Annyeonghaseyo"

"Annyeonghaseyo"

"Hahahhaha bukan Bim! Yang bener tuh Kamsahamnida.."

"Ck. Lo sengaja kan biar gue keliatan bego"

Dengan begitu Reswari sibuk menertawai Abimanyu karena insiden ucapan terimakasih.

Abimanyu mengingat percakapan singkat itu, seolah sudah mengenal Reswari sangat lama. Melihatnya yang kini sudah tertawa kesana kemari dengan teman segugusnya. Membuat Abimanyu memikirkan kejanggalan dalam dirinya.

Abimanyu tahu ia dan Reswari baru mengenal selama 3 hari masa orientasi. Namun aneh, aneh sekali Abimanyu merasakan kenyamanan ketika bersama Reswari. Abimanyu menerka, Sepertinya Reswari juga merasakan hal yang sama. Walaupun sejatinya mereka secara kebetulan bertemu karena selembar name tag.

"Abim!"
Lamunan Abimanyu membuyar. Memusatkan pikirannya pada suara melengking sedikit keras.

"Apa? Kenapa?"

"Bellnya udah bunyi, udah boleh pulang tadi kata kakak osis"

"Oh ya? Ya udah abis ini gue keluar"

"Lo kenapa sih Bim? Mikirin apa?"

Abimanyu diam sesaat. Bisa malu jika Reswari tahu kalau dirinya memikirkan pertemuan mereka.

"Oh. Enggak! Lagi mikirin... Kucing! Iya kucing gue sakit dirumah"

"Oh lo punya kucing? Siapa namanya?"

"Kapan-kapan deh gue kenalin, kucing gue berak-berak gue pulang duluan ya. Bye"

"Mules kali ya kucingnya"

Abimanyu keluar dengan tergesa. Melangkahkan kakinya lebar lebar meninggalakan ruang kelas. Jantungnya berdegup kencang.

Gue harus cepet sampek rumah. Lama-lama sama Reswa bener-bener gak baik buat jantung. Bantin Abimanyu resah.

° • * . ☆ .° . ° •*

Abimanyu menatap serius kanvasnya. Sudah setengah jalan menuju selesai lukisan pesanan client nya. Sebuah lukisan yang menggambarkan karakter abstrak dengan warna indigo.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 28, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Pusat Semesta ✦ Na JaeminWhere stories live. Discover now