Tujuh

8 1 0
                                    

"Hai say~" ngeengggg~

Bian dan yang lain diam melongo

"Apaan tuh?" Tanya Puspa

"Penampakan langka" Jawab Kenzo

"Banci tolol" Doldo ngegas

"Ya kan gua bilang itu penampakan langka"

"Anjir kita di godain banci?" Ucap Dimas pura-pura mau muntah

"Kampung apaan si ini? ternyata masih aja banci berkeliaran?" Tanya Nita heran

"Kampung banci kali" Jawab Alma kelewat santai

"Goblog"

"Udah ah ayu jalan lagi, kok jadi bahas banci si?" Ucap Tasya, para cewe jalan duluan memimpin jalan

"Sok banget mau jalan aja, ntar kalo ketemu yang beneran baru tau rasa" Ucap Bian melihat para cewe yang pergi begitu aja

"Biarin aja biarin ntar juga nangis" Ejek Doldo

Ya! mereka emang niat buat uji nyali malam ini, ini si ide ga semenggah si Dimas sama Kenzo yang lain cuma ngikut aja, yang awalnya mau ke curug tadi pagi akhirnya ditunda karena rencana mereka berdua, akhirnya yang lain cuma ngikut aja

mereka menulusuri desa yang masih asing di penglihatan mereka, sampai saat mereka berhenti di sebuah rumah yang sepertinya tak berpenghuni, sangat jelas karena rumah itu tak terawat sama sekali

"Mantap nih kalo uji nyali kedalam" Ucap Dimas memperhatikan rumah kosong didepannya

"Jangan aneh-aneh ah, liatnya aja udah merinding" Tasya menggosok-gosokan tangannya ketubuhnya, rasanya dingin dan merinding menjadi satu

"It's okay honey, I'm here,kalian para gadis kalo takut peluk aja gua ya?" Goda Kenzo

"Yeuhhh ngerdus aja lu Playboy kepala bule" Sebutan itu emang udah biasa didengar Kenzo, teman laknat itu suka sekali mengatainya begitu

"Masuk ga nih?"Ucap Cinta menantang

"Woi Cin, lu udah gila ya?" Septy ga habis pikir sama Cinta

"Tapi kalo diliat-liat rumah ini..." Yang lain menunggu ucapan kalimat Puspa yang terdengar serius "....Serem deh"

"Emang serem Mpuuusssss" Jawab yang lain kesel, kecuali Alma yang ntah kenapa tersenyum simpul menanggapi ucapan Puspa yang terdengar polos dan lucu secara bersamaan

Akhirnya mereka tetap memutuskan masuk kerumah kosong itu tanpa mereka ketahui ada papan pemberitahuan yang tergeletak tertutup dedaunan dan debu yang bertuliskan 'Dilarang Masuk'

"Pintunya ga dikunci" Ucap Bian saat mencoba membuka penghalang untuk masuk kedalam rumah tersebut, pintu itu berdecit terdengar menyeramkan

"Nice dong, jadi gausah ribet-ribet cari cara masuknya" Jawab Kenzo

Mereka masuk kedalam rumah tersebut. Tidak ada pencahayaan di ruangan itu, hanya ada cahaya bulan yang menembus dari jendela dan atap-atap yang bolong membantu penglihatan mereka walau agak sedikit redup

"Berantakan banget, kayaknya udah lama banget ditinggal sama pemiliknya"Ucap Cinta

"Sayang banget ga si? rumah sebesar ini di lantarin begitu aja" Yang lain menganguk mendengar perkataanTasya, Rumah dua lantai yang dibilang cukup besar ini sangat sayang sekali terbengkalai begitu saja bahkan masih terdapat barang didalamnya, jika memang tidak mau ditempati sama pemiliknya kenapa tidak dijual saja?

"Pulang aja yuk?"Rengek Septy

"Tanggung tau yank udah masuk, aku juga penasaran sama rumah ini" Pasangan ini udah baikan kok, walaupun Keanu harus mencari jambu kelutuk dulu biar bisa dimaafkan, untung saja ada warga yang memiliki pohonnya, akhirnya Keanu membeli jambu itu untuk sang pujaan hati agar ga bad mood lagi sama dia, motto hidup Keanu 'akan kulakukan untuk Septy, sampai titik darah penghabisan'

The Second FloorМесто, где живут истории. Откройте их для себя