9

4.6K 187 0
                                    

"Aries bangun!"

"ihh bangun dong, kamu harus sekolah"

Sebenarnya masih terlalu pagi untuk marah, dan kini gadis itu tengah menahan amarah yang dapat keluar kapan saja. Arunika sedari tadi berusaha membangunkan pria yang tetap menyelimuti seluruh tubuhnya. Sudah 30 menit terhitung dirinya memanggil nama sang pria namun tak ada tanda- tanda jika sang empu akan terbangun.

Tak tahan dirinya segera menuju kamar mandi, mengambil air didalam panci. Teramat kesal langsung saja dirinya menyiram Aries.

"BABE!" Teriakan Aries membuat Arunika terkaget menyebabkan panci yang masih berada ditangannya terjatuh seketika.

Saat ini wajah Aries terlihat sangat kacau. Wajah kantuk yang masih terlihat jelas di campur air yang sesekali turun dari rambut basahnya membuat Arunika mematung. Ah jangan lupakan tatapan tajam menyiratkan bagaimana dirinya menahan tuk tidak emosi.

"Mandi, aku gak mau kamu bolos lagi" Langsung Arunika mengambil pancinya dan berlari keluar kamar, menghindar jikalau Aries benar- benar mengeluarkan amarahnya.

Mungkin nanti dirinya akan meminta tolong kepada Anya, bunda Aries untuk membantunya jikalau Aries benar marah dan mendiaminya.

Sedangkan Aries yang masih terduduk di kasur mengepalkan tangannya, emosi dan kesal masih menggebu dikepalanya. Shit! Baru kali ini dirinya dibangunkan dengan air dan hanya Arunika yang berani melakukannya.

Sudah kepalang basah dirinya berlalu ke kamar mandi. Ternyata Arunika suda menyiapkan seragam sekolahnya lengkap dengan dasi serta ikat pinggang bahkan topi. Setelah selesai dirinya keluar dengan seragam dan jangan kalian kira jika Aries akan memakai seluruh atribut yang ada.

Dirinya hanya mengenakan seragam itupun tanpa dimasukkan, meninggalkan dasi dan ikat pinggang. Segera menuju dapur, sayup- sayup dirinya mendengar orang mengobrol membuatnya membelokkan jalan menuju ruang tamu.

Terlihat Arunika tengah mengobrol dengan dua laki- laki. Seketika membuat dirinya merasa amarah yang tadi hilang kini berkumpul kembali.

"Ngapain kalian?!" Aries segera menarik pinggang Arunika untuk duduk lebih dekat dengannya.

2 orang yang tadi mengobrol dengam Arunika seketika melotot tak percaya. Mereka adalah temannya, Beni serta Raga. Mendapati hawa semakin mencekam membuat nya gelisah.

"Gue tanya ngapain?!" Lagi Aries mengeluarkan suara yang semakin membuat aura dingin seketika.

Tah tahan Arunika meninju pelan paha Aries membuatnya yang tadi menatap kedua temannya berganti ke gadis disampingnya. "Mereka cuma mampir"

"Sepagi ini heh?" Remeh Aries.

Mendengar kata pagi kembali membuat Arunika kesal namun juga waspada. "Ini udah jam 8 dan kamu bilang pagi hah?!" Sentak Arunika membuat kedua teman Aries terkaget.

"Sana berangkat, kalo kalian diajak bolos sama Aries jangan mau!"

"Jaga mata kalian!" Lagi lagi mereka dikagetkan dengan teriakan Aries. Melihat kedua temannya terpesona dengan senyum Arunika membuat Aries ingin segera mencokel mata mereka, merasa tak rela.

"Keluar lo pada" Raga dan Beni mau tak mau keluar dari apartmen milik Aries. Sedari tadi saat didalam mereka sungguh tak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Tentu saja merasa terkejut. Bayangkan melihat teman kalian yang bahkan tak pernah terlibat dengan perempuan, namun kalian malah menemukan perempuan di dalam apartmennya.

"Anjing dari tadi jantung gue deg- degan mulu" Gerutu Beni sambil memeganggi dadanya.

"Hooh, anjir"

"Tapi cantik juga tuh cewe, gak salah pilih bos gue mah" Wajah Beni yang semula pucat berganti sumringah, apalagi dirinya melihat secara live senyum bidadari.

"Goblok! Kalo sampe Aries tau lo suka sama cewenya abis lo" Tangan besar Raga meraup wajah Beni.

"Anjing! Tangan lo bau terasi goblok"

"Hehe maap lupa kaga cuci gue tadi" Tawa Raga menggelegar menyadari keisengannya. Segera ia berlari menuju lift sebelum kena hajar oleh Beni.

Sedangkan didalam apartmen Aries tetap tak berpindah dari duduknya.

Tangan Aries menyentil pelan mulut Arunika. "Jangan lagi senyum kaya tadi, aku gak suka"

"Ihh sakit tau!"

"Jangan senyum ke cowo lain selain aku!" Mendengar nada Aries semakin tajam langsung saja Arunika menjawab "iya" tak ingin ambil resiko.

"Sana buruan berangkat, kamu udah telat banget" Kembali Arunika mencoba menarik tangan Aries agar berdiri yang malah membuat tubuhnya terhuyung duduk dipangkuan Aries.

Lengan besar itu kini membingkai perut kecil Arunika. "Stt, jangan banyak gerak sayang kalo kamu gak mau ada yang bangun" Bisikan tepat ditelinga dari Aries seketika membuat Arunika terdiam.

"Makanya lepas"

"Hhm" Dan pelukan terlepas. Arunika segera bangkit dari duduknya membuat Aries juga ikut berdiri.

"Jangan kemana - mana saat aku sekolah, kalo mau keluar telepon aku atau minta anter sama Bunda" Elusan Aries berikan dikepala Arunika.

"Iya- iyaa udah sana"

"Aku berangkat, kunci pintunya" Aries menghadiahi kecupan diseluru wajah Arunika. Mulai dari kedua mata, turun ke hidung, pipi kanan kiri.

Setelah mendapat dorongan pelan dari Arunika barulah Aries menjauhkan kembali wajahnya. Raut wajah kesal Arunika membuat Aries terkekeh merasa gemas.

"Inget apa yang aku bilang" Dan Aries berlalu pergi keluar apartmen meninggalkan Arunika yang kini wajahnya sangat memerah. Astaga, tidak bisakah Aries memberi aba- aba? Hampir saja jantung nya copot.

-----
Terima kasih buat yang setia membaca ceritaku ini!


Love Storyजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें