31. Jadian

123 19 11
                                    

Jangan lupa baca sampai akhir! Ada kejutan nih dari Zerian sama Rira hehe 😽  kejutannya apa tuh? 👀

Happy reading, Raaders ✨🦋💙

***

31. Jadian

Sudah satu Minggu, bahkan hampir lebih, setelah di mana Zerian mengajak Rira ke tempat khusus yang selama ini bahkan tak seorang pun tahu terkecuali sahabat Zerian dan Rira. Tempat yang sudah seperti rumah bagi Zerian sendiri. Tempat yang hampir satu Minggu lebih ini selalu Zerian kunjungi selepas pulang sekolah. Kebiasaan itu muncul setelah Zerian bicara mengenai perasaannya kepada Rira pada malam itu.

Zerian menyesal? Jawabannya tidak!

Bahkan selama itu Zerian menahan dirinya agar sebisa mungkin tidak bertemu dengan Rira di sekolah. Sehingga lama kelamaan membuat para sahabat Zerian sendiri dibuat bingung atas sikap Zerian yang tak biasanya. Tapi, semua sahabatnya tak sempat menanyakan, lebih tepatnya Zerian sendiri lebih memilih diam dan kadang menyendiri. Zerian itu sangat friendly, tapi, ketika tengah ada masalah atau apa pun itu yang membuat cowok itu tak nyaman, pasti akan seperti ini.

Jauh dari semua itu. Sebenarnya Zerian selalu menahan hatinya yang tak bisa dipungkiri jika ia sangat rindu dengan Rira. Perasaan Zerian benar-benar sudah sangat dalam.

"Lo galau gini amat Zer." Batang rokok itu Zerian buang saat celetukan dan suara yang tak asing terdengar.

Taman belakang gedung IPS pasti selalu menjadi tempat bagi Zerian bolos atau bahkan bersantai saat jamkos. Sudah tak terhitung berapa puluh kali Zerian bersama sahabatnya sering ke sana, bermula saat mereka baru duduk di kelas 10, taman belakang gedung IPS itu salah satu yang sering mereka kunjungi.

Zerian tak menyahut, membiarkan sosok Jarell duduk di sisi bangku yang masih kosong.

"Zer." Senyum kecil hanya tampak dibibir Zerian, yang memandang sebatang rokok yang sudah raip ia injak di atas tanah.

"Udah cukup Zer galau gininya." Zerian menoleh singkat atas ucapan Jarell, ingin membuka suara setelah lama hanya diam, tapi, "kalian berdua saling membohongi. Sadar nggak sih lo?" Jarell berdecak sambil melihat ke arah lain.

Lagi, Zerian hanya diam, Zerian paham siapa yang Jarell maksud.

"Alah! Lemot lo Zer! Lo itu udah jelas banget rindu sama si Rira!" Seloroh Jarell mulai kesal sendiri karena Zerian begitu lemot jika sudah seperti ini.

"Gue lagi berhenti berjuang sampai waktu yang bahkan nggak gue tau." Suara Zerian bahkan sulit Jarell jelaskan. Seolah sedih, rindu bercampur jadi satu.

"Dan hari ini waktunya lo berjuang lagi Zer. Perjuangan lo nggak sampai di sini aja," kata Jarell, kali ini Jarell ingin sahabatnya, Zerian kembali berjuang. Tidak seperti ini, demi apa pun, Jarell tidak melihat sosok Zerian sesungguhnya.

"Apa gue bisa? Huh." Zerian bergumam dengan hembusan napas. Tentu saja Jarell mendengarnya dengan sangat jelas!

Tanpa pikir apa-apa lagi, pukulan Jarell daratkan di bahu Zerian. "Udah! Nggak usah putus asa gitu lo! Gih! Samperin Rira bilang ke dia kalo lo kangen! Dan lo bakal berjuang lagi! Come on Zer!  Lo itu tipikal cowok yang nggak mudah nyerah buat dapetin apa yang hati lo mau! Gue sebagai sahabat lo tau betul gimana lo!"

Zerian dan Rira [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang