08. Encouraging Hugs

3.5K 425 200
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Je! Mau pasta gak?"

Siang menjelang sore ini Jean habiskan untuk bersantai di balkon sembari mengamati beberapa laporan yang Haidar kirim melalui email saat Giselle menghampirinya dengan tanya.

Menjeda sejenak kegiatannya, Jean mendongak melihat Giselle yang berdiri dihadapannya.

"Mau bikin?"

Giselle mengangguk. "Gue lagi bosen jadi kepengen bikin sesuatu. Stok pasta kita juga lumayan banyak jadi ya mau bikin pasta aja. Mau gak?"

"Mau."

"Oke! Tunggu bentar ya!"

Jean mengangguk, memerhatikan Giselle yang melesat ke dalam hingga sepenuhnya tak terlihat. Tatapannya kemudian beralih kembali pada laptop, menekan beberapa tombol sebelum akhirnya menyimpan laptop itu pada meja kecil.

Semilir angin yang tak terkontaminasi oleh polusi udara membelai lembut wajah Jean, menghantarkan kenyamanan untuk cowok itu hingga ia semakin betah berlama-lama tinggal di balkon.

Dalam diamnya memerhatikan bangunan-bangunan tinggi yang seakan berlomba-lomba untuk mencapai langit, pikiran Jean mengelana pada kemarin.

Saat tanpa sengaja Giselle membocorkan soal dia yang tidak pernah disentuh Jean hingga menggemparkan Mami, Papi dan juga Bang Jef.

Ujung-ujungnya setelah menyelesaikan makan siang yang sangat amat menyiksa batin sebab Papi terus-terusan mendelik pada Jean, pasangan suami-istri itu ditarik paksa menuju ruang tengah. Dipaksa duduk berdampingan di sofa, sementara Mami, Papi dan Bang Jef duduk dihadapan mereka dengan tatapan tajam.

Jean berasa sedang diadili perkara membunuh saja.

"Jadi Jeandra, bisa kamu jelaskan kenapa kamu belum nyentuh Giselle?" Mami membuka dengan pertanyaan. Duduk menyilangkan kaki, menatap tajam Jean menuntut jawaban. Jean jujur mau ngompol rasanya. "Dia kurang seksi apa gimana? Apa dadanya kekecilan?"

Wajah Jean memerah. "Ng-nggak Mi. Giselle sudah seksi kok."

Tak jauh berbeda dengan keadaan Jean, Giselle kini sama gugupnya. Ia berkali-kali merutuki mulutnya yang sembarangan bicara dalam hati, memaki kebodohannya yang sekarang malah menempatkan Jean dalam bahaya. Padahal kan yang mengusulkan melakukan hubungan intim ditunda hingga mereka saling mencintai tuh Giselle, sekarang malah Jean yang kena getahnya.

"Terus kenapa belum disentuh juga? Nggak tau caranya?" tanya Mami lagi. "Kalau nggak tau nanti ikut les privat sama Papi, diajarin sampe makjos!"

"Betul." sahut Papi.

Disampingnya, Bang Jef sekuat tenaga menahan tawa melihat ekspresi adik dan adik iparnya yang terlalu lucu. Ya Tuhan, kalau ia kelepasan tertawa tidak dosa, kan?

"Saya tau kok." Jean mengalihkan pandangan. Tak kuat rasanya terus berada disini, dia tak tahan.

"Terus kenapa Jean?" Giliran Papi yang bertanya. Tatapannya tiba-tiba beralih pada Giselle membuat cewek itu terperanjat. "Apa jangan-jangan kamu yang nggak mau disentuh ya?"

Get MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang