12. You're Doing Great

3.2K 381 147
                                    

***

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

***

"Gi, saya lembur lagi ya malam ini."

Giselle mengangguk-angguk sembari mengunyah roti panggang selai stroberi yang Jean buat pagi ini. Mereka lagi-lagi bangun terlambat dan kini cewek itu terpaksa sarapan diperjalanan menuju butik. "Pulangnya jam berapa?"

"Sekitar jam 10 malam," jawab Jean. "Kamu nggak perlu nungguin saya, kalau udah ngantuk tidur duluan aja."

Giselle mengangguk paham.

"Oke."

Pagi ini hujan turun mengantarkan dingin yang menusuk kulit. Padahal Giselle sudah mengenakan atasan berlengan panjang, tapi ia tetap saja kedinginan. Giselle mematikan ac mobil, mengambil tisu guna mengelap bibir lantas meminum air mineral yang juga sengaja dibawa.

Setelahnya Giselle meraih roti panggang yang lain, kali ini bukan untuknya, melainkan untuk Jean. Cowok itu juga sama sepertinya yang belum sarapan.

Sisa perjalanan dihabiskan Giselle dengan menyuapi Jean yang fokus menyetir sambil sesekali mengobrol ringan yang kebanyakan diisi oleh ocehan Giselle yang masih tidak percaya dengan fakta bahwa salah satu sahabatnya kini hidup dengan dua nyawa. Fakta mengejutkan yang membuat Giselle mengajak Jean mengobrolkan itu semalaman---alasan kenapa mereka lagi-lagi terlambat bangun---tapi pagi ini masih tetap dibahas.

Jean sih cuma menyimak sembari mengangguk-angguk, mau ikutan nimbrung tapi dia sedang mengunyah.

Tak terasa mobil yang Jean kendarai kini memasuki area parkiran butik, roti panggang Jean pula sudah habis dan kini ia meraih air mineral yang Giselle sodorkan.

"Je," panggil Giselle. "Kalo nanti pulang dari butik gue mau main dulu, boleh nggak?"

Jean mengelap sisa air dibibir dengan tisu, menatap Giselle lalu mengangguk.

"Boleh. Mau main kemana?"

"Rumah Bunda."

"Bunda?" Jean terdiam sejenak. "Bunda saya?"

Giselle tersenyum. "Bunda kita," koreksinya.

Jean berdeham gugup sembari memalingkan wajah, agak salting dengan pengucapan kita yang Giselle koreksikan untuknya.

Rasanya masih tidak percaya kalau Bundanya kini menjadi Bunda Giselle juga.

"Boleh kan?" tanya Giselle lagi.

Jean mengangguk.

"Bo-boleh, kok. Pulangnya mau saya jemput? Atau bisa sendiri?"

"Gue pesen taksi aja, nungguin lo mah kemaleman. Nanti malah ketiduran kayak waktu itu."

"Maaf." Jean menunduk merasa bersalah.

"Nggak masalah." Giselle mengulurkan tangan menangkup masing-masing sisi wajah Jean hingga sejajar dengan wajahnya. Memajukan kepala lantas memberi kecupan ringan dibibir cowok itu. "Semangat kerjanya ya."

Get MarriageDonde viven las historias. Descúbrelo ahora