Enam.

3.9K 382 12
                                    

Minhyung tak dapat menahan senyumannya. Dihadapkan dengan wajah bulat Donghyuck dengan kedua mata terpejam, memamerkan bulu matanya yang indah. Rona pipinya yang berwarna merah muda walau samar. Pria mungil ini ketakutan, seakan menunggu sesuatu.

Itu membuat perasaan Minhyung melembut. Seperti mentega melumer di atas papan penggorengan. Betapa Minhyung sangat menyayangi pria dihadapannya. Perlahan ia memajukan tubuhnya. Mengikis jarak diantara keduanya dan,

Cup.

Mata Haechan terbuka ketika merasakan kehangatan singkat di dahinya. Padahal Minhyung hanya menempelkan bibir tipisnya ke dahi. Tapi efeknya diluar dugaan Haechan. Tiba-tiba saja ia merasa jantungnya bekerja dengan semangat. Hingga Haechan takut ia akan segera mengalami gagal jantung. Lalu perasaan asing yang berusaha menyelinap masuk, itu ...

"Argh!"

Tubuh Minhyung terdorong ke belakang. Wajah pangeran putra mahkota itu tidak dapat menyembunyikan rasa keterkejutan nya.

"Aku bisa gila!! Kenapa begini?! Kenapa aku .."

Haechan mengeram. Tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. Ia berbalik menghadap tembok dan mulai menganiaya tembok di depannya.

"Sadarlah!! Sadar!! Pria sempurna di dunia ini hanya Lee Haechan!!" Serunya mengingatkan diri sendiri dari mabuk kepayang oleh perlakuan manis Minhyung. Ya, Haechan akui, kecupan di dahi itu manis. Tapi tidak seharusnya juga ia berdebar kan?!

Sementara Minhyung segera memicingkan alisnya. Pria sempurna? Lee Haechan? Siapa itu?

"Apa maksud mu?"

Haechan berbalik mendengar suara dingin Minhyung. Padahal baru saja suara itu terdengar ramah dan enak menyapa telinga.

"Apa?" Haechan bertanya balik. Hei, dia kan juga tidak paham tiba-tiba mendapat pertanyaan ambigu begitu.

"Lee Haechan, siapa dia?" Tanya minhyung langsung. Tangannya terkepal berusaha menahan gelegak api di bawah perutnya yang siap meledak hingga kepala.

"Ah, dia?"

Renjun pernah mengatakan bahwa Haechan adalah pribadi menyebalkan. Haechan selalu tau bagaimana cara menguji kesabaran seseorang.

Kali ini pun demikian. Bukan langsung menjawab pertanyaan Minhyung, Haechan memilih bersandar pada salah satu meja di perpustakaan itu. Tangannya bersidekap lalu tersenyum miring mengejek Minhyung. Tidak peduli pada mata Minhyung yang menatapnya sangat tajam.

"Lee Haechan. Dia adalah pria terhormat. Pria sejati dengan pengetahuan dan wawasan luas. Dia mengagumkan dari ujung kaki sampai ujung kepala," kata Haechan membual tentang dirinya sendiri yang sebagian banyak menambahkan bumbu penyedap.

Kepalanya mendongak, seolah membayangkan sosok dirinya yang sempurna. Sosok idaman semua orang. Sosok yang membuat banyak orang iri sekaligus kagum.

"Pintar memecahkan masalah, bijaksana, tampan, bahkan sampai manner nya-"

"Mener?"

Haechan mendelik. Sebal pada Minhyung yang menganggu kegiatan berkhayal nya.

"Manner, manner!"

"Apa itu?"

Oh tuhan!

Haechan memukul dahi dengan telapak tangan. Astaga! Bagaimana bisa pria bodoh begini jadi pangeran.

"Kau tidak tau? Itu bahasa Inggris yang umum," kata Haechan seolah tidak percaya.

Minhyung merasa bingung sesaat. Bahasa apa itu? Inggris? Apa ada kerajaan baru yang ia tidak tau?

évierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang