MUSIK

17 1 0
                                    

'Aku tak berani bernyanyi maupun bermain alat musik, meskipun aku ingin dan terkadang aku diam-diam bernyanyi sendiri, karena aku tak ingin kehilangan orang tersayang ku bila ada seseorang tahu aku bernyanyi'

-Auristela Aileen syaqilah-


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Aliran musik klasik terdengar di seluruh penjuru ruangan bercat biru itu, kotak musik biru yang memutarkan alunan piano, lagu River Flow In You yang dipopulerkan oleh Yiruma ini membuat Auris meneteskan air matanya.

"Kakek, Kakak aku rindu kalian." ucap Auris sambil menatap boneka kecil yang berputar di tengah-tengah kotak musik itu.

"Maafkan aku." Ucap Auris sambil menghapus air matanya yang tiba-tiba menetes.

Permata kecoklatannya melirik ponsel pintar nya yang kini mengeluarkan suara, jemari lentiknya mulai mengangkat ponsel tersebut.

"Halo, ada apa , Malik?" Ucap Auris.

"Ada apa dengan suaramu Auris, Kau menangis ?"

"Tidak, Ada perlu apa Kau menelponku, Malik?"

"Sebenarnya aku ingin nebeng besok pagi, boleh ya?"

Auris menghela nafasnya pelan, lalu menjawab,"Baiklah boleh, tapi besok bisa ikut aku ke makam juga setelah pulang sekolah."

"Baiklah. tapi adik-adikmu gimana?"

"Mereka besok akan main bersama teman-temannya jadi tenang saja."

"Begitu, ya sudah, jangan lupa besok jemput Aku ya Auris, sudah jangan nangis lagi, aku tahu Kau habis nangis tadi. Sweet dream Auris."

BIbir Auris membentuk lekungan, ia tersenyum sambil menatap ponsel pintar miliknya. "Dia selalu bisa menghiburku, dasar Malik." Ucapnya pelan.

-----------------------------------------------------------------------------------------

Phoenix tersenyum melihat teman sebangkunya kini datang di sekolah, tapi alisnya mengkerut melihat gadis favoritnya baru saja keluar dari mobil dengan sahabatnya.

"Kenapa Stela bareng sama Malik?" Gumamnya sedikit kesal.

Kakinya ia langkahkan menuju Gadis cantik itu. "Stela, Pagi." Sapanya.

"Pagi juga." Ucap Gadis itu tersenyum.

"Ayo kita ke kelas bersama," Ajak Phoenix, tapi Auris menolaknya dengan halus.

"Maaf ya Phoenix, Kau ke kelas dengan Malik dulu ya. Aku skip kelas hari ini. Aku mau ke ruang guru. Ada yang ingin aku bicarakan dengan wali kelas kita." Ucap Auris.

"Baiklah." Ucap Phoenix kecewa.

Malik langsung merangkul bahu Phoenix. "Ayo, bro. kita ke kelas." Ucapnya.

Auris hanya tersenyum pelan melihat kedua sahabatnya pergi menjauh. "Nah tinggal urus internship ku sekarang." Gumamnya pelan.

--------------------------------------------------------------------------------------------

Phoenix terdiam kesal melihat Malik yang hari ini menempel terus disisi Auris. Ia menghela nafasnya kesal dan memutuskan untuk keluar dari ruang kelas dan berjalan-jalan sekitar sekolah untuk menenangkan pikirannya.

Langkahnya terhenti ketika mendengar suara piano di ujung lorong sekolahnya. "Tunggu, apakah di sekolah ini ada pianonya" Gumamnya pelan.

Kaki nya melangkah pelan melihat guru keseniannya yang dengan lihainya memainkan alat musik klasik tersebut. Dengan pelan ia mengetuk pelan pintu tersebut dan Sang guru membiarkan Phoenix tuk memasuki ruangan. "Ada apa Phoenix?" Tanya gurunya.

PHOENIXحيث تعيش القصص. اكتشف الآن