8

2.6K 992 212
                                    

Jerome bukan reinkarnasi ya. Inget, dia lahir lebih dulu daripada Jerome si korban, sementara si korban meninggal satu tahun yang lalu. Reinkarnasi gak akan terjadi secepat itu.






Pemakaman Mashiho berjalan lancar. Polisi masih berusaha mencari pelaku penembakan yang membuat Mashiho tewas di tempat. Orang tua Mashiho tidak terima anaknya tiada begitu saja, termasuk Sungchan yang berada di lokasi.

Beberapa dugaan muncul, salah satunya adalah pelaku pembunuhan keluarga CEO itu telah kembali setelah satu tahun bersembunyi dari kejaran polisi.

Sungchan juga mengatakan kalau dia melihat Heeseung, tetapi Heeseung lebih dulu diminta kesaksian oleh polisi sehingga orang itu bisa membuat alibi yang membuat Sungchan terpojok. Alhasil, polisi tidak menganggap kesaksian Sungchan terhadap Heeseung sebagai kesaksian yang tidak penting.

Sejak acara pemakaman Mashiho dimulai sampai keluarga Mashiho kembali ke rumah, Sungchan tidak berhenti menatap tajam Heeseung. Teman-temannya yang lain tentu bertanya-tanya, ingin pulang tapi memutuskan untuk tetap tinggal di sana, takut terjadi hal yang tidak diinginkan.

Teman-teman Mashiho yang hadir ada Sungchan, Jerome, Beomgyu, Heeseung, Asahi, Guanlin, Geonu, Jaehyuk, dan Hyunsuk- anggota circle yang paling jarang ditemui karena kesibukannya. Sisanya? Daehwi dan Junseo memiliki masalah dengan Mashiho sehingga mereka enggan datang walau sekadar mengucapkan bela sungkawa, Chenle yang mereka tahu belum kembali dari Jepang, sementara Wonjin dan Jeongin berkata ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan.

"Gue jarang ketemu Mashiho karena organisasi gue lagi sibuk-sibuknya. Gue ngerasa bersalah karena gak tau awal masalahnya," ucap Hyunsuk tiba-tiba.

"Jangankan lo, Sungchan yang ada di lokasi aja gak tau awal masalahnya," sahut Beomgyu.

Sambil terus menatap Heeseung, Sungchan berbicara. "Semuanya terjadi gitu aja. Gue sama Mashiho sama-sama gak sadar kalau ada bahaya di sekitar. Tapi, gue lihat lo di sana dan lo pergi tanpa rasa kaget dan panik karena temen lo ditembak mati di rumahnya sendiri."

Semua menatap Heeseung. Sekarang mereka paham kenapa Sungchan terus memperhatikan Heeseung. Ternyata itu alasannya.

"Kenapa lo gak bilang kalau lo ada di sana?" Tanya Geonu. Masalahnya, Heeseung ini bisa saja melihat siapa pelakunya.

"Gue cuma lewat."

Jawaban Heeseung membuat Sungchan marah. "Cuma lewat?! Lo gak ada rasa empati ke temen lo? Temen lo mati, Heeseung. Mati!"

"Gue balik tanya ke lo. Apa Mashiho punya empati ke gue? Enggak, kan? Jadi, biarin aja dia mati. Kan bagus penganggu berkurang satu," kata Heeseung tanpa beban.

Tidak heran lagi. Mashiho dan Heeseung memang tidak akur. Tidak hanya dengan Heeseung, sih, Mashiho juga tidak akur dengan Daehwi, Junseo, Jeongin, dan Chenle. Penyebabnya adalah Mashiho yang membicarakan hal buruk tentang mereka sehingga menjadi rumor besar di kampus yang jatuhnya fitnah.

"Lo gak punya hati," desis Sungchan.

"Lo gak sadar diri? Sungchan yang suka ngomongin orang bilang gue gak punya hati? Haha! Lucu lo, anjing. Yang punya niat nusuk dari belakang ke semua temen mending diem aja."

Sret!

Kerah baju Heeseung ditarik kasar, dicengkram kuat seolah-olah tidak akan membiarkannya lepas. Sungchan merasa tidak terima. "Gak usah songong, lo sendiri mana pernah peduli sama temen sendiri. Anak koruptor gak usah sok keras."





Bugh!





"Jangan berantem tolol, sadar diri sekarang ada di mana!" Seru Guanlin spontan karena Heeseung menonjok Sungchan hingga jatuh ke tanah.

Heeseung tidak peduli, dia sangat marah. "Jaga omongan lo, bangsat! Gak usah bawa-bawa orang tua!"

"Udah woi udah!"

Beomgyu dan Hyunsuk langsung menahan Heeseung yang ingin kembali menghajar Sungchan, sementara Guanlin dan Jerome menahan Sungchan yang ingin membalas. Asahi dan Geonu? Mereka sadar diri kalau tenaga mereka tidak mampu menahan keduanya. Jaehyuk? Dia malah menikmati keributan yang ada.

"Harusnya lo inget, Seung. Ke orang tua sendiri aja suka dimaki-maki apalagi ke orang tua orang lain," sahut Asahi.

Semakin geramlah si Sungchan. "Sama-sama anak koruptor gak usah songong!"

Jaehyuk tertawa kecil mendengarnya. "Lo semua lucu, ya."

Guanlin menghela napas kasar. Ini lagi si Jaehyuk, maksudnya apa berkata seperti itu?

"Jae, lebih baik lo diem," tegur Hyunsuk merasa akan terjadi perkelahian lagi.

Jaehyuk mengedikkan pundaknya, terlihat tak acuh. "Gue cuma heran aja. Banyak yang punya topeng, tapi bersikap sok paling bener dan ngerasa gak terima."

Banyak katanya? Jerome memandang mereka satu-persatu. Dimulai dari Sungchan sampai Hyunsuk, orang yang baru dua dia lihat. Dia tidak mengerti, siapa lagi yang mempunyai topeng? Sepenglihatannya sih tidak ada lagi.

"Jerome."

Sedikit terkejut sebenarnya karena namanya disebut secara tiba-tiba. Jaehyuk yang kebetulan berdiri di sampingnya sedikit merapatkan jarak, kemudian berbisik, "topeng lo tebel juga, ya. Gak kaget, sih."

Jaehyuk... siapa dia sebenarnya? Kenapa dia seolah-olah mengetahui segalanya?























































Pertemuan yang tidak diduga. Di minimarket, mereka bertemu tanpa berkabar. Daehwi, Junseo, Wonjin, Jeongin, dan Chenle. Kelimanya berdiri berhadapan di depan kasir. Karena kasir sedang pergi mencari uang receh, mereka bebas mengekspresikan diri.

Saling tatap dengan perasaan benci, kecuali Wonjin yang memang anak baik-baik. Wonjin bingung sebenarnya, agak takut juga berada di antara mereka berempat yang terlihat ingin menghajar satu sama lain.

"E-eh, mending kita ngopi bareng aja," kata Wonjin mencoba mencairkan suasana.

"Gak usah, gue mau pulang habis ini," tolak Jeongin mentah-mentah.

"Gue juga ogah nongkrong bareng tukang tipu kayak dia," sinis Daehwi.

"Atau enggak kita ke-"

"Gak usah sok baik deh. Gue tau lo gak suka sama yang namanya kebencian, lo gak suka kita saling benci. Kenapa lo gak marah? Kenapa lo sok baik di depan kita? Ayolah, gue tau lo gak senaif itu," ucap Daehwi.

"Daehwi, lo gak usah mancing," tegur Junseo.

Terlihat sekali kalau Wonjin merasa sakit hati akan ucapan Daehwi. Dalam benaknya dia bertanya, apakah salah mencoba mencairkan suasana dan berusaha sabar? Wonjin tidak mau mereka benar-benar terpecah. Apa gunanya kebersamaan mereka kalau ujung-ujungnya seperti ini?

"Kalian kenapa gak ke makamnya Mashiho?" Tanya Chenle keluar dari topik. Memang sih acara pemakaman sudah selesai sejak tiga puluh menit yang lalu, tapi siapa tahu ada yang ingin ke sana.

"Ngapain? Lo gak lupa kan apa yang dia lakuin ke keluarga gue?" Daehwi balas bertanya dengan datar.

"Gue tau kesalahan dia susah buat dimaafin, tapi seenggaknya lo ada rasa kasihan. Kalau lo mati terus gak ada yang dateng ke makam lo?"






DOR!






PRANG!







Kaca minimarket pecah. Dengan sigap, Jeongin berlari keluar minimarket mencari pelaku, sementara yang tertinggal terpaku di tempat.

Untuk kedua kalinya, penembakan terjadi pada salah satu di antara mereka. Kali ini, Daehwi menjadi korban, entah apa motifnya.

Dan lagi-lagi, Heeseung ada di sana, kemudian pergi sebelum Jeongin berhasil menghentikannya.

LI(E)AR 2 | 01 Line (HIATUS)Where stories live. Discover now