08

117 16 1
                                    

"Ternyata capek juga yaTernyata nyesek juga ya"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ternyata capek juga ya
Ternyata nyesek juga ya"

**✿❀ ❀✿**

Ku pikir (Name) selalu tegas dalam situasi apapun

"Sudah ku katakan berkali-kali, ini tinggal kau kalikan saja dengan hasil yang sebelumnya lalu di bagi sembilan!" Ucap (Name) sengaja meninggikan nada suaranya

"Ya maap, otak ku terlalu sulit memahami semua materi ini bersamaan" Balas Hoshiumi diakhiri tawa tanpa dosa

Menghela nafas lelah, (Name) berniat mengajari Hoshiumi dari awal. Percuma marah-marah karna tidak akan menyelesaikan apapun

"Sensei~ ayolah, hari ini libur dan kau kan suka belajar" Ujar Hoshiumi

"Ck, ya ya ya. Meski aku suka belajar bukan berarti aku harus mengajari mu seharian" Ucap (Name), masih fokus pada buku pelajaran di meja

Dan untuk sekali lagi, (Name) memberitahu Hoshiumi cara menyelesaikan beberapa soal di buku matematika. Namun anehnya perhatian Hoshiumi justru tertuju pada wajah (Name)

Tentu (Name) menyadari hal itu. Satu alisnya terangkat menatap heran Hoshiumi

"Kenapa? Ada yang salah?" Tanyanya, menyadari Hoshiumi dari lamunan

"Tidak, tapi aku sama sekali tidak bisa fokus selain melihat wajah mu"

(Name) semakin bingung. Padahal kemarin Hoshiumi tidak seperti ini, apa yang terjadi pada laki-laki ini?

"Ada sesuatu di wajah ku?" Tanya (Name) lalu menyentuh pipi kirinya

"Tidak, tidak ada. Hanya saja... Aku senang kau mau repot-repot mengajari ku"

Belum sempat (Name) membalas, Hoshiumi mendekatkan diri pada (Name). Mempertipis jarak antar mereka berdua, kini dia benar-benar duduk di sebelah (Name)

"Hei, yang ini..." Telunjuk Hoshiumi menunjuk salah satu soal di buku

"Ajari aku lagi yang ini"

Saking dekatnya bahkan (Name) bisa merasakan deru nafas Hoshiumi mengenai lehernya. Dan entah kenapa tiba-tiba (Name) merasa gugup, baru sekarang dia sedekat ini dengan laki-laki

"O-oh, baiklah"

Sesuai permintaan Hoshiumi, (Name) menjelaskan beberapa soal yang tidak dimengerti oleh laki-laki itu. Tapi apa ini perasannya saja atau Hoshiumi sengaja menanyakan hal yang sama berkali-kali

"Kau sengaja memperlama waktu ya?" Tanya (Name)

"Eh? Tidak kok, aku benar-benar tidak mengerti. Karna itu aku bertanya padamu"

Meski masih meras curiga, namun (Name) mencoba percaya

"Oh, setelah ini ajari aku biologi juga" Pinta Hoshiumi

"Boleh saja, tapi aku tidak terlalu bisa di biologi. Kau bisa bertanya langsung ke guru nanti" Jawab (Name)

"Aku tidak mau" Balas Hoshiumi cepat

"Kalau begitu kau bisa bertanya ke Akira, dia pintar di bidang itu"

Alis (Name) mengerut ketika tangan Hoshiumi menahan pergelangan tangannya agar berhenti menulis

"Jangan membicarakan laki-laki lain di depan ku"

"Ap-" Belum sempat (Name) berbicara, ucapannya dipotong oleh Hoshiumi

"Kau tau kan aku benci laki-laki itu" Hoshiumi memasang wajah tak suka, apalagi ketika mengingat kedekatan (Name) dan Akira akhir-akhir ini. Itu membuatnya kesal

"Kau pasti masih ingat kan kalau aku tidak punya teman selain anggota klub voli. Dan meski ada seseorang yang pintar biologi di kelas, aku tidak mau meminta bantuan mereka" Hoshiumi menatap (Name) sebelum melanjutkan ucapannya

"Kau saja sudah cukup untuk ku"

Apa ini? Kenapa jantung (Name) terasa berdegup lebih cepat? Tanpa sadar dia menelan ludah dengan kasar karna gugup

"K-kau ini bicara apa?"

Hoshiumi tertawa pelan melihat reaksi (Name) yang menurutnya lucu. Dia tidak pernah melihat (Name) malu-malu seperti ini sebelumnya

"(Name)... Jika aku bilang kalau aku menyukai mu, apa yang akan kau katakan padaku?"

Suasana tiba-tiba menjadi hening. Hoshiumi yang gugup setengah mati dan (Name) yang tidak bereaksi apa-apa

Karna (Name) masih diam, Hoshiumi pikir (Name) membencinya karna sudah memberitahu perasannya

"(Name)-" Namun dugaan itu hilang ketika Hoshiumi melihat wajah (Name) yang sudah semerah tomat

Dan rasa malu itu menular, wajah Hoshiumi perlahan ikut memerah

"Ja-jangan bicara macam-macam! Cepat belajar lagi!" Seru (Name) lalu kembali menulis di buku tulis. Anehnya dia menulis cepat sekali, mungkin karna salting

"Aku serius, (Name). Aku menyukai mu!"

Pergerakan (Name) terhenti lagi, dengan ragu dia menoleh ke Hoshiumi. Wajahnya masih memerah

"Kenapa...?" Gumam (Name)

"Eh?"

"Kenapa kau menyukai ku?" Pandangan (Name) tertunduk

"Tentu karna kau baik, yah... Wajah cantik mu itu ku anggap sebagai bonus. Tapi aku benar-benar nyaman berada di dekat mu. Sejak kau pindah kesini, kehadiran mu membuat ku senang"

(Name) mencengkram celananya kuat-kuat, tidak tau harus membalas bahkan bereaksi seperti apa

"Tapi kenapa aku? Aku tidak memiliki sisi bagus selain belajar"

Tidak pernah dekat dengan lawan jenis, dan hanya belajar setiap hari membuat (Name) seperti ini

"Memang harus ada alasan khusus untuk menyukai seseorang?" Satu tangan Hoshiumi terulur menggenggam tangan (Name)

"Ada yang salah ketika aku mencintaimu, aku tidak tahu caranya berhenti"

Rasa malu dan gugup mengambil alih (Name), bahkan tangannya pun ikut gemetar

"Korai, aku tidak tau harus mengatakan apa. Karna aku tidak pernah berada di posisi ini sebelumnya"

Tadinya Hoshiumi sudah positif thinking akan ditolak mentah-mentah. Ya gimana ya, karna ini (Name)

"Tapi" (Name) membalas genggaman tangan Hoshiumi

"Aku menghargai perasaan mu"

Otak Hoshiumi mendadak blank, dia menatap (Name) tidak percaya

"Ja... Jadi ini artinya kau menyukai ku juga?" Tanya Hoshiumi, masih tak percaya pada apa yang (Name) katakan

"Ya menurut mu?"

Rona merah di wajah (Name) bertambah ketika Hoshiumi tiba-tiba memeluknya

"Terimakasih! Terimakasih (Name)! Aku akan menjadi kekasih yang baik untuk mu!"

"Jangan berlebihan bodoh! Dan jangan mengatakan itu di depan orang nanti!" Seru (Name) memukul kepala Hoshiumi pelan karna dia malu

Tapi aku lupa, mau bagaimanapun juga (Name) tetap gadis sma biasa

隣 の 人 || Hoshiumi KoraiWhere stories live. Discover now