GuM - 30. Selesai

1.1K 48 2
                                    

Tidak terasa cerita Garuda untuk Mikayla selesai. Gimana perasaan kalian udah baca sampai part ini?

Happy atau sedih?

Endingnya kaya gimana? Eum, kira-kira bakal happy atau sad?

Stay tune ya!

PART PANJANG, SIAPIN HATI YA!

***

Mikayla bangun dari tidur nyenyaknya malam ini, yang matanya langsung diserang oleh cahaya matahari pagi. Tubuhnya terasa berat, ketika mengingat kejadian tadi malam. Gama memang nakal, ia nyaris hanya tidur 4 jam untuk hari pertama ia menikah.

Tangan kekar laki-laki itu melingkar indah di perut Mikayla. Perempuan itupun, segera menyingkirkannya dan akan bergegas membantu mertuanya yang memasak di dapur. Mereka ini, payah sekali! Ia tidak dibangunkan untuk membantu membersihkan rumah.

"Sayang," suara khas bangun tidur terdengar di telinga Mikayla. Gama mengeratkan pelukannya, lalu menarik tubuh Mikayla yang gagal bangun dan kembali berbaring di samping Gama.

"Masih kangen," ingin rasanya Mikayla memukul Gama yang terlewat menggemaskan. Bagaimana tidak? Laki-laki itu terus merengek dan mengatakan kangen, kangen dan kangen padahal dari kemarin ia terus bersamanya.

"Dari kemarin juga sama kamu terus, lebay banget!" Mikayla menyahutnya dengan sinis.

Gama membuka matanya, lalu menatap wajah cantik Mikayla. "Makasih ya?"

Perempuan itu melepaskan senyum manisnya untuk laki-laki yang sekarang sudah sah menjadi suaminya. Ada rasa takut, ketika ia teringat akan sakitnya yang mungkin akan terus berlanjut jika ia tidak menangani dengan cepat.

"Sama-sama mas, semoga cepat dikasih amanah sama Allah ya. Supaya kamu ada temennya." Gama mengeratkan pelukannya kepada Mikayla, lalu mencium pipi kanan perempuan itu.

"Aamiin, semoga ya!"

***

Tamara yang bersiap untuk pergi bekerja pun, menengok kakak iparnya yang sudah rapi menggunakan balutan dress yang sangat cocok dan kontras dengan kulitnya.

Gadis itu heran, berpikiran mau kemana Mikayla akan pergi. "Mau kemana kak?"

Mikayla pun menengok ketika Tamara bertanya, lalu tersenyum manis. Apakah ia harus menjawab dengan sebenar-benarnya, atau ia harus berbohong?

Jika ia berkata jujur, sudah pasti Tamara tidak mengizinkannya pergi. Dan jika ia berbohong, sudah pasti juga Tamara akan bertanya lebih teliti lagi.

Mungkin, ia harus berkata jujur.

"Mau jenguk, Aga. Mara mau ikut?" Tamara mendengus kesal, lalu melanjutkan aktivitasnya yang sedang memakai sepatunya.

"Ngapain jenguk dia? Manusia sampah kaya dia kok dijenguk!" sarkas Tamara dengan terkekeh sinis. Ia ingat betul saat Mikayla dinyatakan PTSD setelah Mikayla diculik oleh Aga.

"Kakak mau meluruskan semuanya, biar sakit ini gak berkepanjangan. Kakak juga udah izin kok sama abang kamu, dia ngebole—"

"Mara ikut!"

Garuda Untuk Mikayla ( END - LENGKAP )Where stories live. Discover now