58. Pesta di Apartemen Jeonghan

572 75 0
                                    

**

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

**

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, melewati jalanan kota Seoul yang ramai.

"Aku boleh buka kacanya Kak?"

"Boleh. Buka aja."

Aku membuka kaca mobil setengah dan merasakan udara kota Seoul. Seketika perasaan tentang suasana baru yang aku alami kembali membuncah. Rasanya menyenangkan. Ditambah lagi dengan hadirnya sosok Yoon Jeonghan.

Jeonghan memutar arah mobilnya lalu melaju pelan hingga berhenti di samping truk makanan. Truk makanan itu menjual tteokbokki dan berbagai macam gorengan.

"Kamu di sini aja ya. Aku turun dulu."

Aku mengangguk. Menurut.

Setelah aku perhatikan ternyata ini daerah apartemen Jeonghan berada. Aku familiar dengan jalanan ini meski waktu itu aku sempat bingung letak apartemen Jeonghan di gedung yang mana karna dua gedung apartemen itu tampak kembar di mataku.

Jeonghan melangkah ke truk makanan itu. Aku bisa melihat Jeonghan dan penjual di truk makanan mengobrol dengan akrab. Aku rasa, Jeonghan mengenal baik penjualnya.

Tak lama Jeonghan kembali ke mobil. Ia menyerahkan bungkusan tteokbokki beserta gorengannya padaku.

"Kita bikin pesta kejutan kepindahan kamu ke Seoul," ujarnya sambil tersenyum miring.

Sesampainya di apartemen Jeonghan, pesta kejutan yang Jeonghan sebut benar-benar terjadi.

Kurir antar makanan datang. Ada ayam goreng, jajangmyeon, jjampong, dan berbagai macam makanan lainnya yang tidak aku tahu namanya.

"Kok pesen makan banyak banget?"

Aku menggeleng takjub melihat semua makanan yang terhidang di meja ruang tamu. Seolah Jeonghan memesan semua menu di restoran.

Jeonghan tergelak.

"Namanya juga pesta, kalau gak ada makanan bukan pesta namanya."

"Ya kan gak harus sebanyak ini juga. Di sini kan cuma kita berdua. Emang bisa abis?"

"Bisa!"

Jeonghan mengangguk yakin. "Kita gak langsung makan semuanya sekarang. Tapi, bisa buat nanti malem juga kan."

Aku mengernyitkan kening.

"Ntar malem? Emang aku bilang mau makan malem di sini ya? Aku kan harus pulang."

Sumpit yang dipegang Jeonghan terlepas dari tangannya. Cowok itu terdiam menatap ku dengan ekspresi syok. Seolah ucapanku barusan benar-benar mengejutkannya.

"Mukanya bisa biasa aja dong."

Aku jadi tak nyaman dilihat seperti itu olehnya.

"Kamu bilang kangen aku. Aku udah minta izin buat pulang lebih awal supaya bisa bareng kamu. Masa kamu ngomong kayak gitu."

Wajahnya terlihat lesu. Kedua bahunya turun. Bibirnya pun cemberut.

Aku jadi tak enak.

Ternyata Jeonghan ingin menghabiskan waktu bersamaku. Tapi, aku malah bicara ingin pulang padanya.

Aku benar-benar tidak peka.

"Oke. Kalau gitu aku nginep ya di sini."

"Yes!" serunya senang.

Aku menghela napas pelan. Memikirkan alasan yang tepat untuk memberitahu Bibi soal ini.

Tidak mungkin kan aku bilang akan bermalam bersama Jeonghan?

**

Aku mengerjap-ngerjap menatap langit-langit kamar Jeonghan. Selarik cahaya dari celah gorden terlihat di dinding kamar. Aku yakin itu sinar matahari.

Jam dinding yang digantung di kamar menunjukkan pukul 7 pagi. Masih ada waktu 4 jam sebelum kelas bahasaku dimulai.

Masih banyak waktu.

Aku memiringkan tubuh ke kiri. Melihat wajah Jeonghan yang terlelap. Dia terlihat tenang. Memandangnya sedekat ini membuat aku merona.

"Morning Kak Han," ucapku membangunkannya.

Aku memegang sisi wajahnya. Mengusap pipinya.

"Hmm."

Ia menggeram pelan. Perlahan kelopak matanya terbuka.

Ujung-ujung bibirnya tertarik.

"Morning too Kania."

Ia lalu mengecup bibirku.

"Apa Kakak ada kerjaan hari ini?"

Jeonghan mengangguk.

"Jam berapa?"

"Hmm, jam 9," ujarnya sambil melirik sekilas jam dinding.

"Kalau gitu kita harus bangun. Aku gak mau habisin waktu cuma di tempat tidur."

"Tapi, aku mau kita kayak gini aja." Jeonghan menarikku dalam pelukannya. "kamu hangat Kania," ujarnya tepat ditelingaku sambil menggesek pipinya di ceruk leherku.

Kalau sudah seperti ini aku tidak tahu caranya menolak.

**

**

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Date : 25 Oktober 2022

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Date : 25 Oktober 2022

Revisi : 17 Mei 2023

Pacar (✔)Where stories live. Discover now