⸙34 . Ego, Tuan Janar

610 122 14
                                    

⸙34》 Jika waktunya tiba, kita akan pergi bersama ✎... ΉΣƧΛ 1975

Saat ini Hesa tengah menyantap makan malamnya setelah selesai berbenah diri, gadis itu memasak untuk nya dan juga menyuapinya makan

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Saat ini Hesa tengah menyantap makan malamnya setelah selesai berbenah diri, gadis itu memasak untuk nya dan juga menyuapinya makan. Entah kenapa Hesa sangat manja saat sakit, dia selalu saja tau caranya mendapatkan perhatian gadis itu.

"Bagimana dengan perbincangan mu tadi?, apa tuan Adiningrat sudah memutuskan nya?" Tanya Hesa di sela-sela makannya, mengenai mahar yang akan di pinta gadis itu.

Dia mengangguk, "sudah mas... Sebentar aku ambilkan kertas, ada pesan dari ayah" Gadis itu pergi mengambil tasnya.

Lalu kembali dengan secarik kertas yang dimana ditulis oleh Adiningrat sendiri, pemuda itu membukanya dan membaca itu penuh seksama. Disana terdapat permintaan mahar yang telah disepakati, tanggal pernikahan dan pesan pribadi untuk Hesa.

Adiningrat tentu selalu menuntut yang terbaik untuk anaknya itu. Jadi dia meminta Hesa untuk menjaga Karina baik-baik, mereka harus bersama selamanya dan menyelesaikan setiap masalah dengan kepala dingin.

Intinya Adiningrat tidak ingin hubungan ini sampai berakhir dengan perceraian, bagi pria itu pernikahan hanya akan terjadi sekali seumur hidup, kalau pun ada fase dimana Karina meninggal, Hesa tidak boleh menikah lagi.

Karina memperhatikan raut wajah Hesa yang mulai berkaca-kaca, "ada apa mas?"

Pemuda itu tidak menjawabnya, namun tanpa aba-aba pemuda itu menarik nya dalam pelukkan erat. Pemuda itu menangis dalam pelukkan Karina, membuat nya semakin bingung.

"Mas kenapa?, ayah memberikan kata-kata kasar pada mu?" Tanyanya seraya mengelus punggung Hesa.

"Berjanjilah pada ku nona, kau tidak boleh pergi lebih dulu. Kita akan menjalani hidup berdua sampai tua, bila mana ada hari aku tua, maka yang pergi lebih dulu itu aku"

"Mas Hesa tidak boleh berkata begitu, mana sanggup aku hidup sendiri tanpa mu?"

"Justru aku yang lebih tidak sanggup kehilangan mu, nona" Dia semakin mempererat pelukkan itu.

Diam-diam Karina tersenyum, "jika waktunya tiba, kita akan pergi bersama"

Perasaan Hesa saat ini sangat sensitif, dia benar-benar mati kutu bila Karina tidak ada disisinya.

Gadis itu selalu bisa membuat dia tenang, mengingatkan nya pada mendiang sang ibu. Andai kata sang ibu masih ada, beliau akan melihat anak semata wayangnya bersanding dipelaminan.

***

Hari-hari terus berlalu begitu cepat hampir semua kerabat turut membantu dalam acara pernikahan Hesa juga Karina. Mereka sudah menetukan gedung yang akan dipakai, sebagai tempat resepsi pernikahan dan sebuah masjid untuk melaksanakan akad nikah.

Hesa begitu bahagia dengan hal ini meski masih ada satu masalah dengan bibinya yang masih saja enggan bertegur sapa dengan Hesa. Tapi, tetap saja pemuda itu tidak marah apa lagi sampai menaruh dendam.

HESA 1975 | Lee Heeseung ☑️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora