11 - Janji Bahagia

840 167 21
                                    

Vote Komen Juseyo~~~

Makasih yang masih setia baca tulisan ini, semoga nggak bosen ya...

Happy reading ^^

____________________

"Aku jatuh cinta pada langit yang saat itu ku kagumi. Ia begitu tinggi, bahkan ribuan anak tangga tak mampu membuatku lebih dekat dengannya. Harusnya aku berhenti, bukan terus diam memandang hingga menyakiti diri. Tapi, bagaimana bisa aku tak jatuh cinta pada langit? Bahkan hanya memandang saja bisa membuat hatiku tenang."

- Haidar Harisudin -
Dear Renza

~•~•~•~•~•~

Sepasang insan saling diam di tengah taman. Semilir angin malam menjadi teman paling setia kali ini. Mengembuskan napas pelan pria itu memberanikan diri untuk membuka suara setelah sekian menit diam menunggu suasana hati perempuan di sampingnya membaik.

“Maaf, untuk tadi. Kamu pasti nggak nyaman ya, harusnya itu waktu buat kita ngobrol. Tapi, aku malah terus-terusan menanggapi obrolan Siska.”

“Nggak apa-apa, Juan. Lagi pula papanya Siska juga udah bantu kamu kan. Kalau ngobrol bisa kita lakukan kapan aja. Tapi, tadi kamu mau bilang apa sebelum Siska datang?” tanya Zoya membuat Juan kembali gugup.

Juan mengeluarkan kotak cincin dari saku jaketnya lantas menyerahkan pada Zoya. Perempuan itu menyeritkan dahi seraya menerima pemberian Juan.

“Ini apa?” Tanya Zoya lembut.

“Buka aja.” Balas Juan seraya menerbitkan senyum canggung.

Tangan mungil itu kemudian membuka tutup kotak secara perlahan. Kemudian menatap Juan setelah melihat isi yang ada di dalamnya.

 Kemudian menatap Juan setelah melihat isi yang ada di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cincin? Maksudnya?”

Juan kembali mengembuskan napas pelan. Ia meraih tangan Zoya sembari menatap netra teduh wanita itu. Zoya yang masih belum mengerti maksud Juan hanya diam membalas pandangan manik teduh itu.

“Zoya, aku yakin kamu pasti tau gimana perasaanku ke kamu selama ini. Sejak SMA sampai sekarang perasaanku masih sama. Aku sayang sama kamu, lebih dari aku sayang sama diri aku sendiri. Aku nggak tau perasaan kamu gimana. Tapi, yang jelas malam ini aku mau ngasih cincin ini ke kamu.” Tutur Juan jujur.

Zoya mengerahkan seluruh atensinya pada Juan. Dirinya mencerna dengan baik tiap kata yang ia dengar. Kata-kata yang membuat hatinya menghangat secara tiba-tiba.

“Aku ingin menjadi pria yang selalu kamu butuhkah, Zoya. Aku ingin selalu melindungi kamu. Dan aku ingin kamu menjadi satu-satunya wanita yang menemaniku sampai nanti ajalku tiba.” Tutur Juan penuh keseriusan.

“Raihana Azoya Casteer, apa kamu bersedia menjadi istriku?”

DEG

Jantung Zoya praktis berpacu sangat cepat. Ia tidak menyangka Juan akan melamarnya secepat ini. Ya, menurut Zoya ini cepat.

Thank You Juan | Lee Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang