35 - Thank You Juan

2K 166 37
                                    

Sidney, 2052

Seorang pria setinggi 171 cm dengan setelan jas berwarna navy berjalan masuk ke sebuah rumah besar dengan nuansa serba putih. Pria itu baru saja pulang dari menghadiri sebuah acara di Art Gallery of New South Wales. Ia hadir sebagai tamu utama dalam pertemuan antar seniman terkenal di seluruh Asia dan Australia.

Mencari dua sosok malaikat dalam hidupnya, pemuda dengan rambut two tone itu memasuki setiap ruangan yang ada di rumah. Ia menghela napas lega saat mendapati keberadaan kedua orang tuanya tengah asik bercanda seraya menata pigura di dalam lemari kaca.

“Ma, Pa. Seru banget kayaknya, sampai nggak sadar kalau anaknya udah pulang.” Ucap pemuda itu lalu mendekati keduanya.

“Maaf ya Ren, habisnya papamu ini suka gombal. Udah tua juga nggak inget umur,” balas perempuan dengan coat panjang berwarna mocca.

“Tapi kamu suka, kan?” sela pria paruh baya menggoda istrinya.

“Kalian ini ya bikin Rendi iri aja. Sini biar Rendi bantu.” Ucap laki-laki itu lantas meraih beberapa pigura berisi foto masa muda orang tuanya.

Rendi memandangi gambar-gambar lama itu dengan senyum simpul lantas memajangnya di dalam lemari. Pun dengan Zoya yang juga mulai menggantung sebuah foto lama di dinding. Foto seorang perempuan bersurai panjang yang tengah tersenyum lebar di antara dua pria penuh tawa. Zoya meletakkan foto itu tepat di samping foto pernikahannya bersama Juan.

Perempuan itu duduk di sebuah sofa beludru seraya memandangi dua pria yang ia cinta, Juan dan Rendi. Bibirnya tersenyum indah dengan rasa syukur yang tergambar di dalamnya. Lebih dari dua puluh lima tahun ia mempertahankan rumah tangganya bersama Juan. Kini ia mampu bernapas lega sebab prianya telah menepati janji untuk bahagia bersama.

Pun dengan putra semata wayangnya, ia bersyukur Rendi telah tumbuh menjadi pria yang baik dengan kasih sayang yang lebih dari cukup. Anak itu kini telah berhasil meraih mimpinya untuk menjadi seorang pelukis yang dikenal oleh banyak orang.

Bahkan ia sampai memboyong kedua orang tuanya ke negeri tetangga untuk menunjukkan bahwa ia sudah bisa menjadi anak yang mandiri dan bisa dibanggakan. Dan tanpa sadar Rendi telah melanjutkan mimpi dari seseorang yang memiliki rupa hampir sama dengannya di masa lalu.

Zoya beranjak menuju kamar, meninggalkan anak dan suaminya sibuk di ruang tamu. Ia meraih sebuah buku diary yang belum ia ganti sejak SMA. Tangannya meraih satu pena dan mulai menggoreskannya ke salah satu halaman buku.



Adelardo Juan Wistara,

Terima kasih sudah mau menjadi penyempurna hidup untukku yang penuh luka.

Terima kasih sudah menjadi obat untuk segala sakit yang ku derita.

Dan terima kasih sudah menjadi sosok ayah yang baik untuk satu-satunya putra yang ku punya.

Dalam kisah ini banyak dari mereka yang ragu bahwa kamu adalah tokoh utama.

Tapi, nyatanya kamulah sosok itu dalam hidupku.

Kamu memang masih di sini, tapi bukan berarti pengorbanan mu tak sebesar mereka yang telah pergi.

Kamu selalu berjalan di sampingku setiap waktu.

Menemaniku, mendukungku, menyembuhkan ku.

Suka duka kita jalani bersama demi sebuah kata, bahagia.

Terima kasih sudah mau ku ajak tua bersama.

Terima kasih sudah mau ku ajak berbagi luka.

Thank You Juan | Lee Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang