☆SAGARA 36☆

623 46 39
                                    

"Kemarin gua lihat Sagara disini"

"TERUS SEKARANG MANA TA" Marah Atlas kepada Jelita jauh-jauh mereka berkendara namun nihil tidak menemukan Sagara.

"Kemarin Lo ngapain disini?" Tanya Atlas membuat Jelita bingung menjawab apa bisa-bisa dia ketahuan.

"JAWAB TA" Entah Aura apa ketika melihat Jelita Atlas ingin sekali membunuh tak masalah dia perempuan dalam pikirannya ia hanya ingin Jelita dan keluarganya hilang.

"Gua ngikutin Sagara

Mau Lo apain? Udah banyak luka Ta ditubuh Sagara mau Lo bikin mati?"

"SEBURUK ITU GUA DI MATA LO?" Jelita mengeluarkan Amarahnya.

"Gua ngikutin Sagara karena gua mau ikut dalam perwakilan bukan dengan tujuan buruk bukan,gua cuma butuh satu kesempatan itu buat gua dan mama gua"

Atlas mendengkus nagas kasar "Gua bakal masukin Lo ke Harvard tanpa ada tes dengan syarat Lo temuin Sagara secepatnya tanpa ada lecet di tubub Sagara" Jelita mengangguki ucapan Atlas dan mereka kembali ke pusat kota menuju SMA karena pengumuman akan di bacakan.

"Ingat kata gua" ucap Atlas dan Jelita turun dari mobil Atlas.

Jelita masuk ke aula SMA kedatangannya ditatap kaget Alana yang tengah berada di samping Raga.

Alana menghampiri Jelita "Semangat ya Ta" Ucap Alana penuh semangat menggandeng tangan Jelita untuk duduk di sampingnya karena kebetulan mereka satu bangku dalam barisan.

Setelah semua pengumuman di bacakan tes perwakilan akan dimulai besok pagi dengan puluhan soal dan beberapa tes psikolog kini segerombolan Garu tengah mematung memikirkan apakah mereka harus mengikuti seleksi ini.

"Gua gamau kuliah" ucap Alpha.

"Gua juga" saut Vincen

"Gua juga" juga Garu pun ikut.

"Kok malah pada ngikut gua si" nyinyir Alpha pada teman-temannya yang mengikutinya.

"Geer itu keputusan gua" balas Vincen.

"Ru Lo beneran kagak kuliah katanya mau jadi dokter" tanya Alpha.

Garu terdiam dan beranjak dari tempat duduk meninggalkan Alpha dan Vincen kaki Garu membawa keluar Aula ia melihat Garva yang nampak buru-buru menaiki motornya Garu pun ikut naik ke motor miliknya sendiri mengikuti Garva dari belakang.

Kerap kali Garu menambah kecepatan motornya mengejar Garva yang terus meajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata semua pengendara mengklakson Garva yang menyalip dengan tiba-tiba.

Tuhan tidak memberi selamat dan saat itu juga motor Garva menghantam bagian belakang mobil yang tengah di ikuti Garva dengan kesakitan Garva berdiri dan seseorang dari mobil itu keluar dengan wajah marah.

"Loh" kaget Garu melihat seseorang yang keluar dari mobil orang itu pun sama-sama terkejut satu sama lain.

"Balikin berkas nya Malik" ucap Garva.

"Siapa?Malik?berkas apa?" Tanya Anthoni dengan urat marahnya yang masih nampak jelas.

"Kebanyakan bacot" Garu menendang perut Anthoni dan sang korban jatuh cukup jauh dari tempat berdiri.

Anthoni berdiri bersiap melayangkan tinjuan kepada Garu belum menyentuh kulit Garu wajah Anthoni menghantam bogeman mentah dari tangan Garva.

"STM lawan aki-aki mah kalah" Songong Garva membersihkan tangannya dari debu dan menendang keras pintu mobil Anthoni.

Garva segera masuk ke dalam mobil walaupun tubuhnya sempat di tarik anthoni menjauh dengan tepisan kuat Anthoni terhuyung menjauh Garva langsung mengambil berkas yang tepat di kursi penumpang setelah mengambil berkas dan ia naik ke motornya di susul Garu diakhiri menendang badan mobil membuat mobil Anthoni banyak penyok karena tendangan Garva dan Garu.

Anthoni menggerutu marah ia memukul angin "Awas saja kalian" icap Anthoni dan pergi dari tempat.

Sebelum memberikan berkas itu kepada  Sagara, Garva dan Garu berhenti di salah satu mini market mereka membaca isi berkas itu dan ada flashdisk di dalamnya tanpa pikir panjang Garu mengambil Flashdisk itu ia melihatkan video di komputer minimarket tidak hanya Garva dan Garu juga kasir pun ikut melihat isi flashdisk.

"Loh kok emaknya Jelita" bingung Garu.

Dan bukti sudah cukup kuat mereka lagi-lagi ternganga saat Julia merekam dirinya tengah mengaku kalau ia mengikuti rencana pembunuhan berencana itu dan sepertinya wajah Julia sedikit berbeda dengan yang sekarang.

Garu mencabut flashdisk itu "Makasih ya mas" ucap Garu.

"Pendek banget mas film nya" ucap balik mas kasir itu membuag Garu menepuk jidat dari mana ada unsur film pada bukti tadi.

"Baru trailer" kasir itu ber-oh mengangguk mendengar jawaban Garu setelah itu Garva dan Garu pergi dari minimarket mereka akan ke apartemen Sagara menaruh berkas itu di sepanjang jalan mereka sedikit curiga dengan ojek di belakang mereka karena mencoba mendekati montor Garva atau Garu tak lama akhirnha mereka sampai di apartemen Sagara dan ojek itu berhenti seorang wanita menghampiri Garu dan Garva.

"Untuk menguatkan bukti kalian" Julia memberikan amplop dan Garu membuka amplop itu terdapat beberapa foto buram dengan jelas wajah Anthoni sedang mengotak-atik mobil yang di pakai bunda Garva tepat tanggal yang sama saat kecelakaan itu terjadi.

"Saya siap masuk penjara bahkan di hukum mati" ucap Julia.

"Tapi anak saya jangan ikut dalam masalah ini karena dia berhak bahagia" tambah Julia membuat Garva meng-iyakan permintaan Julia setelah itu Julia pergi dan Garva beserta Garu masuk ke apartemen Sagara pintunya terkunci tapi untungnya Garva tau sandi pintu Sagara setelah kunci terbuka seperti dugaan dalam apartemen kosong tidak ada siapa pun mereka masuk ke kamar Sagara.

"Taruh mana nih?" Tanya Garu.

"Nggak sebaiknya di bawa Lo aja?siapa tau nanti bokap kesini"

"Kalau kita yang bawa pasti kita nanti nggak aman bakalan juga tu orang ngelakuin kekerasan pas kita lagi di jalan atau dimana karena Anthoni ngira kita yang bawa" Garva mengangguki ucapan Garu dan mereka menaruh berkas itu di balik kasur Sagara dijamin aman.

Mereka keluar dari Apartemen dan berpapasan dengan Atlas yang hendak ke apartemen Sagara "Belum ada Sagara?" Garu menggeleng.

"Katanya kemarin Jelita tau pet?"

"Nyatanya?gaada?ilang"

"Udah nyoba ngehubungin orang LA"

"Beberapa hari yang lalu sempat ke LA itu cuma sebentar dan langsung pergi aja" ucap Atlas.

Mereka akhirnya pulang bersama dan kembali menuju sekolah termasuk juga Atlas karena ia mau bicara dengan ayahnya tentang kuliah Alana setelah sampai di sekolah ia langsung di sambut Alana memeluk Atlas.

"Kak,Sagara belum ketemu ya?" Tanya Alana.

"Mungkin Sagara butuh waktu sendiri Na"

"Gara-gara aku ya kak makanya Sagara kebanyakan pikiran"

"Nggak,Sagara butuh istirahat na"

"Tapi bakal balik lagi kan?"

"Secepatnya na"

•°•°•






S A G A R AWhere stories live. Discover now