13

7.1K 523 12
                                    

.
.
.
.
.
.
.

Perlahan mata haechan terbuka. Langit langit rumah sakit yang berwarna putih yang pertama kali di lihatnya.

Tangannya menyentuh kulit halus seseorang di sampingnya yang membuatnya memiringkan kepalanya.

"Mae.." panggilnya dengan lemah saat melihat Ten lah yang tidur di sampingnya.

"Eungg.. haechan.." panggilnya setelah sadar dari tidurnya

"Ada yang sakit sayang? Hmm? Apa yang sakit haechan?" Tanya Ten memandang cemas pada anaknya

"Haechan haus" ucapnya dengan parau

Ten lantas mengambil air yang berada di nakas dan membantu haechan untuk meminumnya.

"Mae.. Daddy mana?" Tanya haechan lagi

"Daddy lagi ada urusan sayang. Sementara sama Mae aja yaa" ucapnya dengan lembut

Haechan mengangguk perlahan. "Mae.. apa Dery ngizinin Mae buat ketemu haechan? Nanti Dery marah gimana?" Ucapnya

Ten menggeleng "tidak Dery tidak akan marah haechan tenang saja" balas Ten menenangkan sang anak.

Haechan mengangguk paham. Kemudian menatap dalam pada Ten "Mae.. kenapa Mae terlihat sangat membenci daddy? Mae juga menangis" ucap haechan kemudian

Tangan Ten terarah untuk mengelus wajah sang anak "biar Daddy kamu yang ngejelasin ya sayang. Mae gak tau harus mulai dari mana." Ucapnya membalas sang anak

"Apa.. apa Mae dulu pernah berhubungan sama Daddy? Cara Daddy ngeliat Mae sama ngeliat mommy itu beda" jelasnya pada ten

"Mae tidak tau sayang.. sudah haechan istirahat haechan masih sakit" ucapnya menghentikan pembahasan sang anak


.


"Kapan kau kembali" tanya Johnny pada ayahnya yang duduk di hadapannya.

"Kenapa? Kau tak senang aku kembali?" Bukannya menjawab tuan seo malah kembali bertanya pada Johnny sembari melirik hendery yang duduk di samping Johnny dengan tatapan tajam.

"Ya. Itu terlihat jelas bukan. Kenapa kau bertanya" ucapnya pada tuan seo.

"Dia anakmu? Wajahnya persis seperti submisive itu" ucapnya melirik hendery

"To the point saja kenapa kau mengajakku kesini?" Ucap Johnny dengan datar menatap ayahnya

"Kenapa kau bertanya. Cucuku kecelakaan kan? Aku datang untuk menjenguknya dan ternyata aku mendapatkan kejutan disini" balas tuan seo

"Aku tak pernah menyangka jika kau kembali bersama jalang itu"

"Ibuku bukan jalang" hendery yang tadinya hanya menyimak kini bersuara tak terima ketika tuan seo mengatakan jika Ten adalah jalang

"Hei.. itu fakta.. ibumu hamil di luar pernikahan bukan, kenapa kau harus marah"

"Dengar kakek tua, ibuku tak akan mengandung jika anakmu ini tidak menidurinya kenapa kau hanya menyalahkan ibuku? Berada di antara kalian membuat ku muak" ucap hendery kemudian berdiri namun dengan cepat Johnny menahan tangannya.

"Sebentar" ucap Johnny pada hendery kemudian beralih menatap ayahnya

"Kembali ke kehidupanmu dad, jangan pernah ganggu keluargaku lagi. Jika perusahaan mu berada dalam masalah aku akan membantumu menyelesaikan nya tanpa harus menikahkan ku lagi dengan wanita pilihanmu" ucap Johnny kemudian berdiri dan pergi dari sana dengan menarik hendery.

"Kenapa kau percaya diri sekali saat mengatakan keluargamu tadi?" Ucap hendery melepaskan pegangan tangan ayahnya yang menariknya

"Kenapa? Kau memang keluargaku, kau anakku"

"Kau terlalu percaya diri tuan seo" ucap hendery dengan decihan yang terdengar

"Sudah saat nya hendery aku dan ibumu sudah cukup untuk berpisah ini saat nya aku kembali bersama kalian"

"Setelah luka yang kau buat pada ibuku? Aku dan ibuku tidak membutuhkan mu tidak akan pernah"

Johnny membuang nafasnya pelan saat mendengar ucapan dari anaknya

"Lalu bagaimana dengan haechan? Mereka membutuhkan ibumu" ucap Johnny dengan lirih

"Kau yang mengambilnya dari ibuku dulu, jangan bersikap jika kalian korban disini" balas hendery.

"Aku tau aku salah, tapi tak bisakah kau memaafkan ku? Setidaknya terima haechan hadir diantara kalian... Adikmu sudah banyak menderita hendery." Jelasnya menatap sendu putra nya

Hendery menatap ayahnya remaja itu tidak mengatakan apapun, dia kemudian berbalik dan melangkah pergi meninggalkan Johnny dalam keterdiaman menatapnya.

Johnny berjalan menuju kamar anaknya, hendery entah pergi kemana, dia tak mengetahui kemana anak sulungnya pergi tadi

Ceklek

"Hahaha.. tidak seperti itu mae.."

"Lalu apa hmm.. wahh apa ayahmu tau tentang ini hmm?"

Johnny terdiam menatap kedua submisive yang sangat dia cintai larut dalam candaan tawa, haechan terlihat tertawa lepas saat bersama dengan Ten

"Daddy.." ucap haechan saat melihat ayahnya berada di ambang pintu

"Bear.. sudah sehat? Ada yang sakit?" Tanya Johnny mendekat ke arah keduanya.

Haechan menggeleng "maaf dad.. karna melakukan hal yang gila saat itu" ucap haechan memainkan kedua jari tangannya.

Johnny tersenyum kecil tangannya terangkat mengelus rambut hitam anak submisive nya "jangan di ulangi lagi bear, maaf.. Daddy membentakmu" ucapnya menatap haechan.

"Tidak apa apa dad, haechan yang salah" ucapnya menunduk.

Mata Johnny kemudian melirik Ten yang berada di sisi anaknya. "Chitta.. bisa kita bicara" ucap Johnny kemudian. Ten menatap dominant itu cukup lama kemudian mengangguk pelan.









TBC


this is not my family Where stories live. Discover now