27.

4.7K 377 15
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.






"Haechan kenapa?" Tanya Johnny menatap putra sulungnya. "Patah hati" jawab hendery singkat.

Dahi Johnny menyingit saat mendengar jawaban sang putra "kenapa?" Tanya nya bingung.

"Karna Mark, kau tau.. karna setelah makan malam hari itu sikap nya berubah pada haechan" balas hendery, Johnny mengangguk setelahnya "bagus jika begitu" Ucap Johnny

Hendery tak merespon lagi, dominant kecil itu lantas pergi meninggalkan sang ayah menuju kamarnya.


Sementara di kamar lain kedua submisive itu tengah berpelukan dengan submisive yang lebih kecil menangis di pelukan ibunya.

"Sudah bicara dengan Mark? Kenapa sikapnya berubah?" Tanya Ten menepuk pelan bahu anak bungsunya.

"Sudah... Tapi kata kak Mark tak ada yang berubah.. dia bilang dia bersikap seperti biasa Mae.. hiks.." isaknya dengan suara serak.

Ten menghembuskan nafasnya pelan mendengar itu. "ini karna hendery dan Daddy.. karna hendery dan Daddy kak Mark takut Mae... Marahin mereka Mae.." lanjutnya dalam isakan.

"Sudah sudah bayi besar.. jangan menangis lagi.." ucap Ten mengelus bahunya, submisive itu tak tau apa yang harus dilakukan untuk anaknya yang jelas setelah ini dia harus menegur hendery dan johnny atas apa yang terjadi pada anaknya.

Tak lama haechan tertidur, Ten memandang anaknya dengan senyuman yang tercetak di bibirnya. "Bayi ku sudah sangat besar... Aku melewatkan banyak pertumbuhanmu sayang..." Ucapnya mengelus rambut hitam putranya.

"Daddymu berhasil membesarkan mu tanpaku.. anak Mae..." Ucapnya kemudian memberi satu kecukupan di pipi si mungil dan keluar dari kamar putranya.

Ten berjalan menuju kamarnya namun satu tarikan tiba tiba menariknya. "John....!" Ucapnya saat melihat siapa yang menarik tangannya.

"Bagaimana?" Tanya Johnny membuat Ten menyingitkan tangannya.

"Apanya yang bagaimana?" Tanya nya bingung "anak kita.. bagaimana chitta.." ucap sang dominant

"Sudah tenang.. ini karna kau dan hendery yang terlalu keras pada nya" ucapnya memukul dada keras Johnny dengan tatapan tajam.

Johnny terkekeh melihat sang submisive kemudian memeluknya "itu karena aku sangat menyayanginya sayang..." Ucapnya dalam pelukan itu.

"Baiklah baiklah... John.. turunkan aku" ucap ten saat merasa tubuhnya mulai tak menyentuh lantai.

"Mau melanjutkan yang tadi?" Tanya Johnny dengan bisikan pada Ten.

Ten terdiam kemudian mengigit bibirnya pelan. "Kau menginginkan nya?" Tanya Ten dengan suara sendunya.

"Hm.. tapi aku tak akan memaksamu sayang.." ucap Johnny pada submisive itu.

Ten tersenyum mengalungkan tangannya pada leher kokoh sang dominant. "Lakukan John.. aku merindukan mu" ucapnya dengan senyum menggoda.

Johnny tersenyum setelahnya membawa Ten masuk ke dalam kamarnya.

Johnny mencium dan melumat bibir kecil itu mengajak sang submisive untuk bermain lidah di dalam sana, Ten pun membalasnya.

Tangan dominant itu tidak diam, tangan Johnny mengangkat bahu Ten sementara tangan sang submisive membuka satu persatu kancing kemeja dominantnya.

this is not my family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang