4

195 37 4
                                    





Hari ini Mean dan Plan kembali ke Thailand setelah menyelesaikan pekerjaan mereka di jepang.

Plan sangat tidak sabar ingin segera sampai mansion nya, karena ingin mendengar jawaban Ae tentang persetujuan menikah dengan Pete.

Sekitar 30 menit di perjalanan, Mean dan Plan telah sampai di mansion nya.

Di sambut hangat oleh para maid dan di sana, ada
Ae Pete dan Kim juga yang menyambut kedatangan nya. Plan langsung memeluk Ae sebentar.

"Bagaimana keadaan mu sayang?"

"Aku baik bun." kata Ae sambil melepas pelukan nya.

Plan pun beralih memeluk Pete, dan dengan senang hati Pete membalas pelukan bunda baru nya itu.

"Dan bagaimana keadaan calon menantu bunda
ini?" tanya Plan sambil melepas pelukan nya.

"Pete baik bunda." jawab Pete pelan.

Mean menyimpan tas yang di bawa nya tadi, dan semua orang pun berkumpul di ruang tamu.

"Ae apa keputusan mu?" tanya ayah the
point.

Ae menghela nafas guna menghilangkan rasa gugup nya.

"Aku belum siap Ayah." kata Ae pelan.

Plan terlihat kaget sekali saat mendengar ucapan Ae, lagi dan lagi Ae menolak pernikahan yang di rencana kan dengan Mean.

Sedangkan Pete hanya menunduk, memilih diam dan tidak ikut bicara.

"Kenapa kau terus saja menolak! Apa karena kamu
belum bisa lupain si brengsek itu Ae!"ujar Bunda Plan marah.

Ae pun tak kalah menatap sengit ke arah bunda nya itu.

"Bunda cukup! Jangan bahas soal dia."

"Kenapa Ae? Kenapa kamu menolak Pete." tanya Sang Ayah.

"Ae tidak bisa ayah, Ae hanya bisa menganggap Pete sebagai adik saja tidak lebih." ujar Ae.

Hati Pete hancur saat mendengar ucapan Ae.

'Bodoh Pete bodoh!! Bagaimana dia bisa cepat mencintai Ae sedalam ini..' dalam hati Pete mengutuk dirinya.

"Adik katamu? Pete tatap bunda!"

Pete yang sadari tadi menunduk pun memberanikan diri untuk menatap bunda Plan.

"Kamu dengar kan anak bunda hanya menganggap
mu sebagai adik. Bunda tadinya berharap kamu
dan Ae bisa menikah tapi apa ini!! Bunda mendapat jawaban yang seperti ini." kata Plan mata nya jelas menyimpan kemarahan di sana.

"Maaf bunda.. Pete tidak bisa memaksa Ae, keputusan Ae hanya menganggap Pete adik saja." ujar Plan pelan.

"Baiklah kalo begitu kamu pergilah dari rumah
ini." kata Bunda.

Pete sedikit terkejut dengan ucapan bunda Plan, dia di usir.

"Apa apaan ini bunda! Kenapa bunda mengusir Pete!" kata Ae marah.

"Iyh sayang kenapa kamu malah mengusir Pete?" tanya Mean.

"Buat apa Mean! Buat apa Pete tetap tinggal di sini, dia hanya akan menjadi adik untuk Ae. Apa kau tau aku hanya ingin Ae menikah bukan memiliki seorang adik!" ujar Plan marah.

Pete berjalan mendekat ke arah Plan dan meraih kedua tangan nya, mengecup nya pelan.

"Bunda aku akan pergi, terima kasih sebelum nya
sudah membayar semua hutang ayah Pete. Pete janji akan membayar semua hutang Pete." ujar Pete pelan.

"Tidak perlu sayang."

Pete menggeleng pelan dan menatap Plan sambil tersenyum.

"Ngak bunda, hutang harus di bayar dan Pete akan
membayar semua hutang Pete ke bunda dan Ayah. " ujar Pete.

Pete pergi ke kamar nya untuk mengambil semua barang barang nya. 15 menit kemudian Pete kembali dengan membawa tas yang berisi pakaian nya. Pete menghampiri Bunda dan Ayah untuk berpamitan.

"Bunda Ayah, Pete sangat sangat berterima kasih sebelumya karena sudah mengijinkan Pete tinggal di sini, dan Pete pamit pergi. Bunda dan Ayah baik baik ya.. Mas Ae juga semoga cepat sembuh." ujar  Pete tersenyum.

'Mas Ae.. Pete memanggil ku mas' batin Ae.

"Kamu hati hati ya Pete." kata Bunda.

Pete mengangguk.

"Kamu mau pergi kemana?" tanya Ayah sebenarnya
dia tidak rela Pete pergi dari rumah ini.

"Pete akan kembali ke rumah." jawab Pete.

Pete sedikit tersenyum menatap Ae, dan berjalan keluar dari mansion itu.

Ae tertunduk..
Kenapa dengan perasaan nya ini?
Kenapa dirinya seakan tidak rela Pete pergi dari sini?

Ae mendongak untuk menatap punggung Pete yang semakin jauh, bibir Ae terasa kelu hanya untuk memanggil nama Pete.

Ae memejamkan mata nya bayangan nya teringat dengan senyuman Pete tadi.

Kenapa ada apa dengan perasaan nya ini? Sadar Ae.. kau bahkan belum mengenal Pete! Bagaimana perasaan mu sampai tidak rela saat melihat Pete pergi.

Cukup Ae bukan nya itu bagus untukmu karena kau tidak perlu menikah dengan Pete, seseorang yang baru kau kenal.

"Bunda mau istirahat." kata bunda sambil berjalan
pergi ke kamar dan di ikuti ayah.

Setelah orang tua nya pergi, mata Ae terasa memanas..  apa ini dia menangis? Tapi kenapa!. Ae menatap pintu utama mansion nya, sudah tidak ada Pete lagi di sana.

"Tuan apa anda mau ke kamar?" tanya Kim tapi Ae tidak menjawab.

Sudah Ae.. hilangkan semua rasa egois mu! Bunda dan Ayah hanya ingin melihat mu bahagia dan orang itu adalah Pete.

"Kim bawa aku keluar cepat!"



TBC

Still With You (END)Where stories live. Discover now