9. AMARAH

14 12 0
                                    

Happy Reading
Typo bertebaran.

keluarga tempat seseorang belajar, dari keluarga kita belajar sikap menghargai, menghormati dan bertanggung jawab
Jingga Delado.
####

Bel istirahat berbunyi nyaring, semua murid berhamburan keluar kelas ada yang kekantin ada juga hanya bermain-main diluar, kebanyakan sih kekantin.

"Ayo kekantin, laper nih" ajak Naila yang mengelus-elus perutnya yang keroncongan.

"Ayok" sambut Najwa penuh dengan semangat karena itu yang dia tunggu-tunggu.

"Kalian duluan aja, nanti gue nyusul" ucap Jelita yang masih menyalin tulisan dibuku tulis miliknya.

"Oke kita duluan ya" jawab Zazkia dan dibalas anggukan oleh Jelita.

"Eh Tapi jangan lupa pesenin gue" teriak Jelita kepada keempat gadis itu yang kini sudah berada diambang pintu.

"Oke" jawab Giandra mengacungkan jempolnya kearah Jelita.

Jelita terus menulis, kelas kini sangat sepi hanya ada dia di dalam kelas, Jelita sangat fokus menulis sampai tidak sadar ada tiga orang pria masuk ke dalam kelas dengan wajah sangat datar.

Pria itu meletakan kedua telapak tangannya dimeja Jelita, sontak nembuat Jelita mendongak kearahnya, sedangkan kedua teman Nanda menunggu diambang pintu agar tidak ada orang yang masuk.

"Mau apa lo?" Tanya Jelita datar memutupi rasa takut, tapi sebisa mungkin dia menetralkan wajahnya agar terlihat tidak takut.

"Jauhin Jingga" ucap Nanda dengan penuh penekanan menatap wajah Jelita.

"Apa urusannya sama lo" ketus Jelita.

"Gue ngak suka lo dekat-dekat sama Jingga" ucap Nanda menaikan satu alisnya dengan nada meninggi

"Emang gue perduli? Terserah gue lah mau dekat sama siapa, bukan urusan lo" jawab Jelita memutar bola matanya malas.

"Kalau gue bilang jauhin. Ya jauhin" bentak Nanda, membuat Jelita terkejut dan sangat ketakutan.

Jelita susah payah menelan ludah agar dia tidak terlihat takut, dia menghela berat, "Kenapa? Karena lo iri sama kak Jingga? Yang punya segala-galanya dibanding sama lo" sinis Jelita dengan senyum liciknya.

"Kurang ajar" umpat Nanda menahan emosi, Nanda mendekatkan wajahnya dengan wajah Jelita. "Lo itu cuma dijadikan Jingga buat korban yang selanjutnya" ucap Nanda pelan tapi sangat terdengar jelas ditelinganya.

Nanda tersenyum licik menatap Jelita yang kini diam tanpa melakukan perlawanan, Nanda memilih buat pergi dari hadapan Jelita, karena Nanda sangat yakin Jelita akan marah dengan Jingga.

Jelita masih diam ditempat duduknya, dia sedikit tepengaruh dengan ucapan Nanda, mungkin saja kan Jingga memang melakukan hal itu kepadanya, Jelita mengusap wajahnya kasar dia menutup bukunya, ucapan Nanda benar-benar mengacaukan pikirannya.

Jelita berdiri keluar kelas, dia memutuskan untuk pergi kekantin untuk menenangkan pikirannya sejenak, walaupun dia tahu pasti Jingga sedang berada dikantin bersama teman-temannya.

Jelita masuk kearea kantin, dia menatap tajam Nanda yang duduk dikantin bersama kedua temannya, sial laki-laki itu juga berada disini. Jelita melangkahkan kakinya cepat menuju meja keempat temannya.

Jelita duduk dengan berdengus kesal, dia langsung melahap baksonya yang sudah dipesan oleh temannya.

"Lo kenapa Je?" Tanya Naila yang bingung menatap Jelita.

"Ngak pa-pa" jawab Jelita menetralkan wajahnya menahan amarah.

Jingga berdiri dari tempat duduknya, dia berjalan kearah Jelita lalu duduk disamping Jelita.

JELITA DAN JINGGAWhere stories live. Discover now