11. BAWA PERASAAN

17 10 0
                                    

Jelita merebahkan kepalanya diatas meja, wajahhya dia tutupi dengan tas abu-abu miliknya.

"Ni buat lo" Jingga meletakan es jeruk di atas meja Jelita yang tadi dia beli dikantin.

Jelita membuka matanya, dia tahu betul itu suara siapa. Jelita mengangkat kepalanya lalu menoleh kearah Jingga. "Buat gue?" Tanya Jelita menunjuk dirinya menatap Jingga yang duduk diatas meja miliknya.

"Iya" Jingga mendekatkan wajahnya ke depan wajah Jelita yang nyaris bersentuhan.

Jelita mendorong pelan tubuh Jingga dan membuat wajah Jingga sedikit menjauh. "Nafas Je, nafas" batin Jelita gugup

"Lo kenapa?" Goda Jingga yang tersenyum miring menatap wajah Jelita yang gugup. Jelita menggeleng cepat mengambil jus jeruk yang diberikan Jingga dengan sekali minum langsung habis.

"Lo haus apa doyan?" Jingga mengangkat kedua alisnya

"Haus, gue haus" jawab Jelita cepat tersenyum menutupi wajahnya yang terlihat sangat gugup. Apalagi didalam kelas hanya ada Jingga dan Jelita.

"Kemarin-kemarin kangen ya" ucap Jingga yang terus menggoda.

"Kata siapa?" elak Jelita.

"Kata pesan lo, selama tiga hari tidak ada yang balas" jawab Jingga terkekeh pelan

"Kan gue ngak bilang kangen" jawab Jelita yang terus mengelak.

"Tapi dichat terus" ucap Jingga yang terus mengoda.

Jingga menarik salah satu bangku, dan duduk berhadapan dengan Jelita. "Pulang sekolah kita jalan!" Ajak Jingga

"Hah?" Jelita membuka mulutnya kaget.

"Kaget ya mau jalan sama orang ganteng" Jingga menyisir rambutnya kebelakang dengan kedua tangannya.

"Pede banget, emang mau ngapain sih jalan?"

"Ini ni pertanyaan yang ngak perlu dijawab" Jelita mengulum senyum hingga mukanya berubah merah. "Buat tempat kenangan kita lah" ucap Jingga tepat didepan wajah Jelita, wajah Jelita yang tadi merah makin merah menahan nafas, Jingga membuat Jelita kekurangan oksigen.

"Gue tunggu lo sepulang sekolah" Jingga berdiri berjalan menuju pintu keluar, Jelita bernafas sedikif legah, sebelum dia benar-benar pergi Jingga dari ambang pintu menoleh kearah Jelita mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum miring menatap Jelita.

Jelita menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan tersenyum.  "Sialan mau pingsan" batin Jelita yang rasanya ingin jungkir balik didalam kelas saking senangnya.

*****
Jingga duduk dibangku, dia menyenderkan punggungnya didinding kelas, Jingga senyum-senyum melamun membayangkan wajah gugup Jelita yang super menggemaskan.

Tanpa sadar kelima teman Jingga sudah berada didalam kelas, mereka saling senggol satu sama lain memberikan kode ada apa dengan Jingga, Nabiil yang iseng mengambil ponselnya yang berada disaku celana lalu memvidiokan Jingga yang sedang senyum-senyum sendiri.

"Wah, wah, wah, wah ada yang jatuh cinta ni" ucap cowok dengan baju yang tidak dikacing cuma menampakan kaos hitam, duduk diatas meja bersebrangan dengan Jingga.

Jingga tersadar dari lamunannya ketika mendengar cibiran dari temannya. "Apaan sih Val"

"Siapa sih cewek nya Ji" goda Abi yang menggerakan dagunya ingin tahu.

"Siapa lagi kalau bukan sih Jelita, ya ngak Ji" sahut Josua memainkan alisnya.

"Oh ow" Nabiil menutup mulutnya dengan satu jari. "Enak ya bisa jatuh cinta" sambung Nabiil lesu

JELITA DAN JINGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang