5

260 33 8
                                    

Selamat membaca


"Haha pagi yang indah."

"Apa yang kau lihat?" Tanya sang kapten Erwin kepada driver Sherman.

"Cuma sumbu yang menyala lalu menjadi ledakan yang indah, kembang api kekalahan Jerman."

Breggg! breeggg!

"Waktunya bekerja Soldier... Perang tidak akan berakhir jika kita diam saja," tegas Erwin sambil melihat celah pengintai tank.

"Alright!"

Puluhan tank dan ratusan serdadu Amerika berlarian mengepung kota kecil strategi Jerman. Nampaknya dua orang jenius akan bertemu demi harga diri karir militernya masing-masing.

=RUANG RAPAT DADAKAN PERWIRA JERMAN=

Naruto menyela dari beberapa pasukan lewat, ia melihat sang kolonel sekarat akibat serangan Artileri yang memang sudah diketahui koordinatnya. Naruto berjongkok melihat pria tua itu tergeletak bersimpah darah, mata biru pudarnya menatapnya lemah, bibirnya mengucapkan beberapa kata yang tercampur darah segar.

"Mereka terlalu kuat, maaf aku tidak bisa bertahan lebih lama."

"Kolonel... Anda harus kuat, pasukan SS membutuhkan Anda."

"Semuanya sudah berakhir Naruto, kita tidak akan pernah menang," ucapan untuk terakhir kalinya yang terdengar, lehernya tidak kuat bertahan mata mulai menutup rapat seiring tipis napas darah yang keluar.

"Kami tetap menjalankan strategi perang yang Kolonel Inginkan Houtman. Anda diminta untuk meninggalkan kota segera mungkin, kami akan menahan mereka lebih lama."

Naruto menatap serius orang tegap yang terkesan sangat tenang, memang tipikal SS begitu tangguh walaupun diambang Kematian. Dia menerima kertas telegram sebagai perintah tugas yang baru, jasanya sudah cukup sampai di sini. Naruto berdiri bungkam lalu mulai meninggalkan beberapa perwira dengan buru-buru tanpa sepatah kata apapun

Di luar gedung gemuruh senjata ringan dan berat sudah terjadi, ia bisa tahu kalau kota ini dikepung puluhan divisi Sekutu. Mereka benar-benar serius ingin mengubur orang-orang jerman bersama kota mereka.

Saat Naruto berlari, ia bisa melihat salah satu tank Phanter anak buahnya hancur. Lubang besar menembus armor turret, nampak mereka dikelilingi banyak tank

Setelah sampai di tempat persembunyiam Naruto masuk ke dalam turret Panzer, ia segera memakai pakaian dinasnya dan topi tidak lupa dengan headset yang terpasang di kedua teling.

"Naruto kau sangat lama sekali," ujar Obito cukup khawatir.

"Perintah baru! Kita ditarik mundur dari kota dan segera menuju ke pedesaan.

"Kau pasti bercanda," dengus Obito menatap nanar sahabat karibnya ini.

"Kita membawa aset berharga dalam pertempuran, tank Tiger harus dikembalikan ke divisi cadangan SS," jawab Naruto datar.

"Lalu bagaimana dengan rekan grub Panzer kita Komandan? Apakah mereka akan ikut?"

"Tidak Armint... Tugas kita hanya membuat persepsi bahwa kita bisa mempertahankan kota lebih lama. Mereka sama seperti tentara SS di sini dan sepenuhnya diperintah untuk tetap bertahan apapun yang terjadi."

"Heh ku kira kita mati akan hari jni," ejek Obito merasa nasib mempermainkan mereka.

"Sial, seharusnya aku menduga ini" dengus Eren kecewa tidak bisa melawan lebih lama di kota.

"Aku mendengar informasi bahwa beberapa celah kota mulai tembus akibat serbuan, mungkin ini akan jadi perjalanan keluar kota yang merepotkan," Naruto dengan tenang menunjukkan peta tempat mereka bersembunyi lalu jari telunjuk mengarah ke suatu gambar jalan yang akan mereka lalui.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Swastika Front (Naruto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang