4. High as Fuck

719 55 0
                                    

Follow dulu sebelum baca!
Happy Reading!!

###

Malam ini, Aaron kembali lagi di tempat yang dipenuhi orang-orang dengan berbagai macam masalah dan memilih melampiaskannya dengan minuman keras. Dentuman musik yang sangat keras menuntun orang-orang yang sudah kehilangan kesadarannya untuk menggerakkan tubuh mereka di dance floor.

Aaron menarik bar stool dan mendudukinya.

"Let me guess." Suara Michael— bartender yang sudah sangat mengenali Aaron— menyambut.

Michael mendorong sebuah gelas berisi salah satu minuman yang sering dipesan Aaron dihadapannya. "Lilith?"

Ah, sangking banyak kalinya Aaron masuk tempat ini dan menjadi pelanggan setia Michael, mau tidak mau Michael juga menjadi pendengar setia Aaron.

Aaron mengambil gelas kaca yang disodorkan Michael dan memutarnya pelan sehingga cairan yang ada di dalamnya ikut berputar, sembari terkekeh menanggapi Michael.

"Mr. Know-it-all." Aaron kemudian
meneguk cairan bening itu.

"I do know it all." Michael tertawa pelan membalas Aaron. Tangannya sibuk mengelap bermacam jenis gelas dengan kain berwarna putih.

Tuk

Aaron meletakkan gelas itu di atas bar table sedikit kencang sehingga mengeluarkan suara. Salah satu cara Aaron akan reaksi panas yang menjalar ke seluruh tenggorokannya.

"Again," pinta Aaron.

"Yang mana? The drink, or Lilith?" tanya Michael, memastikan.

Aaron menundukkan kepalanya dengan tangan yang memegang gelas, meminta lagi.

"Both."

Michael sekali lagi tertawa pelan mendengar balasan Aaron. Ia pun menuangkan minuman keras yang sama dalam gelas Aaron.

"What now? You met her?" Michael menjauhkan botol berisi minuman itu setelah menuangkannya.

"Mhm." Aaron kembali meminum cairan bening itu.

Michael yang mendengar deheman Aaron, mengangkat keningnya. It's a yes.

"Gimana?" Michael bertanya karena mulai penasaran. Ini kabar yang tidak ia duga untuk pertanyaannya yang tadi karena dari sebelum-sebelumnya, Aaron akan menjawab dengan gelengan kepala.

Aaron mengembuskan nafas berat. Bukannya menjawab, ia malah berujar, "Lagi."

Michael menggelengkan kepalanya. Ia tau pasti ada yang tidak beres hanya dengan melihat gerak-gerik pelanggannya ini. Namun kembali, ia menuangkan minuman itu.

Ia membiarkan Aaron menghabiskan third shot-nya dengan penasaran.

"Fuck it, Mike. Gue kayak orang bodoh yang gak bisa ngapa-ngapain," ujar Aaron setelah menghabiskan minumannya.

Ia kembali teringat akan kebodohannya sejak pertama ia kembali bertemu dengan Lilith sampai pertemuan mereka di apartemen Liam waktu itu. Dan untuk ke seribu kalinya, Aaron kembali memaki dirinya sendiri mengingat betapa dirinya berubah menjadi pecundang saat bersama Lilith.

Ia memang belum terbiasa, namun baginya ini sangat menjengkelkan. Segala hal yang ia tahan sejak bertahun-tahun lamanya tetap terkurung dalam dirinya dan entah kapan bisa keluar dengan bebas.

Burning HeartsWhere stories live. Discover now