💕38

368 42 0
                                    















Rain














Saat tengah menunggu, tiba-tiba ada sepasang sepatu hitam yang tengah berdiri dihadapan Rain yang sedang menundukkan kepalanya. Rain mendongak dan mengernyitkan keningnya bingung, pasalnya dia tidak mengenal orang yang ada dihadapannya itu.

Seorang pria berkulit tan dengan tubuh tinggi dan gagah tengah tersenyum padanya.

"Haii! Rain?" Tanya pria itu.

"I-iya haii, siapa ya?" Tanya Rain.

"Oh iya! kenalin, gue Jefry temen Emilio." Jawabnya sembari mengulurkan tangannya.

"Oh temen kak Emil, ada apa ya kak?" Tanya Rain.

"Gue disuruh Emil buat nganterin lo balik. Karna kaki lo katanya habis kecelakaan, ya?" Ucap si pria bernama Jefry itu.

"Aahh.. iya ini, aduh jadi gak enak. Kenapa mau sih kak disuruh sama kakak gue?" Tanya Rain sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Gapapa, kalo gue nolak. Kakak lo bisa bunuh gue, dia galak." Canda Jefry sembari tersenyum pada Rain. Rain membalas dengan tawa kecil.

"Ya udah ayo, gue musti ke tempat lain habis nganter lo." Ucap Jefry.

"Gak ngerepotin kak?" Tanya Rain tak enak.

"Gak kok, ayo. Bisa jalannya kan? Atau mau gue gendong?" Tanya Jefry.

"Eh! Gak usah kak, bisa kok. Yuk jalan." Ucap Rain sembari berjalan dengan satu tangan memegang tongkat.

Saat diperjalanan, tiba-tiba Jefry mengajak Rain untuk melihat pantai indah Ancol di Jakarta. Ini juga first time untuk Rain berjalan-jalan di Jakarta setelah sekian lama tidak bepergian karna sibuk di Bandung. Bukan tidak ada alasan Jefry mengajak Rain jalan-jalan terlebih dahulu. Sebab, tempat Jefry mengadakan acara bersama teman-temannya tiba-tiba dibatalkan karna ada kendala. Jadi ya dia free sekarang.

"Gimana?" Tanya Jefry pada Rain

"Gimana apanya kak?" Tanya Rain bingung.

"Pemandangannya, gue tau lo anak Bandung. Karna anak kampus udah banyak yang ngomongin lo, seorang adik dari Emilio Raiden si wakil Ketua BEM yang terkenal galak dan tegas. Hm, jadi gue tebak lo belum sempat jalan-jalan di Jakarta kan?" Oceh Jefry.

"Hmm..." Rain hanya berdehem sembari menganggukkan kepalanya.

Mereka tengah duduk di kursi taman sembari memandang hamparan laut dengan ombak yang tenang. Semilir angin menerpa wajah Rain. Mata Rain terpejam sesaat sebelum matanya melihat sosok yang tak asing. Dua insan yang sedang berpegangan tangan tengah berdiri di tepi pantai sembari berdiri membelakangi Rain dengan jarak yang sedikit jauh. Anak Adam dan  hawa itu begitu mesra dimata Rain, mungkin mereka sepasang kekasih. Rain menunduk dan tersenyum miris. Ada apa dengan Rain, kenapa dia merasa sedih. Tapi siapa dia, yang harus marah dengan hal itu.

Melihat wajah Rain yang berubah, Jefry pun bertanya. "Lo kenapa?"

"Gapapa, kita balik yuk kak. Gue cape." Ucap Rain dengan Jefry yang mengiyakan.

Disisi lain, seorang pria berkulit putih pucat tengah bergulat dengan pikirannya. Sampai suara seorang wanita menyadarkan lamunannya.

"Kamu kenapa sih Tar?" Tanya wanita yang bernama Jingga.

"Jingga, kita itu udah putus. Kenapa lo terus ganggu gue sih? Jangan mentang-mentang nyokap gue ngedukung lo, lo bisa seenaknya sama gue." Ucap Lintar dengan sedikit emosi didalamnya.

"Kenapa sih Tar? Gue tuh cinta sama lo! Gu-"

"Lo gak cinta sama gue Jingga. Lo cuma cinta sama harta dan popularitas gue!" Seru Lintar memotong ucapan Jingga.

"Gue gak suka sama cewek! Dan orang tua gue tau itu. Tapi lo maksa gue buat jadiin lo pacar. Gue cape terus di kejar kaya gini, lo gak cape apa ngejar cinta gue tanpa balasan?" Tanya Lintar.

"Gak usah di jawab! Gue mau pulang, lo bisa pulang naik taksi kan?" Halilintar langsung pergi setelah mengatakan itu.

"Lintar! Halilintar, lo tega ninggalin gue?!" Teriak Jingga namun tak dihiraukan oleh Lintar. Lintar hanya terus berjalan menuju tempat dia memarkirkan mobilnya.

"Sialan!" Umat Jingga dengan menghentakkan kakinya pergi dari tempat itu.























-----

RAIN - YOONMIN (Sosmed AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang