💕66

362 41 4
                                    








Rain✿





Setelah menenangkan diri, dan menuntaskan acara kebelet buang air kecil. Rain pun keluar dengan wajah yang kusut dan mata yang sedikit sembab.

Untungnya dia memakai Hoodie kebesaran favoritnya yang dapat menutupi wajahnya.

Hei, jangan lupa! Kaki Rain masih terbalut Elastic Bandage dengan satu tongkat ditangannya.

Rain berjalan ke arah warung babeh tempat dimana yang lain berkumpul.

Rain berdiri tepat dihadapan Emil yang mana membuat Emil yang sedang duduk di kursi pun mendongak ke arah Rain.

"Udah buang air nya?" Tanya Emil, Rain hanya mengangguk lalu tangan Rain terangkat untuk menarik lengan baju Emil yang sudah mengalihkan atensinya pada yang lain.

"Kenapa?" Tanya Emil dengan lembut.

"Gue pengen pulang." Jawab Rain dengan wajah yang sedikit tertutup Hoodie.

"Loh, kenapa? Kan kita mau balik jam 10. Ini baru juga jam 8, kok Lo udah mau pulang aja?" Tanya Emil lagi.

"Iya Rain, Lo kenapa? Kaki Lo sakit?" Tanya Caca.

"Kaki Lo sakit lagi?" Tanya Emil.

"Rain! Kalo gue lagi nanya tuh jawab!" Seru Emil namun masih dengan suara yang lembut.

"Kok tiba-tiba sih Rain? Lo kenapa?" Kini Haidar yang bertanya.

"Gue gapapa, gue cuma capek aja. Pengen istirahat, ngantuk." Bohongnya.

"Bentar lagi ya Rain? Kasian yang lain, Abizar aja baru nyampe satu jam lalu." Ucap Emil sembari mengelus lembut tangan sang adik.

"Gue pengen sekarang kak! Kalo Lo gak mau anter ya udah, aku naik grab aja!" Balas Rain sembari berjalan ke arah trotoar.

Rain mengeluarkan ponselnya guna untuk memesan grab untuk dia pulang.

Tapi saat Rain akan membuka aplikasinya, suara seseorang pun mengalihkan perhatiannya.

"Rain?" Panggil orang itu.

"Loh, kak Jefry?" Tanya Rain

"Iya, Lo ngapain disini?" Tanya Jefry.

"RAIN!" Teriak seseorang memotong Rain yang akan menjawab pertanyaan dari Jefry.

"Loh, Jef? Lo ngapain disini?" Tanya orang itu.

"Eh Mil, kan gue emang orang sini kali. Lo pada disini ngapain? Nongki di warung babeh?" Tanya Jefry.

"Iya nih lagi ngumpul sama anak-anak." Jawab Emil.

"Dan Lo Rain? Lo mau kemana?" Tanya Jefry.

"Pulang." Jawab Rain singkat.

"Rain, jangan pulang dulu. Bentar lagi aja ya? Gue janji." Bujuk Emil.

"Enggak! Gue mau pulang sekarang kak!" Seru Rain sedikit meninggikan suaranya.

"Kok jawabnya gitu sih Rain?" Tanya Emil sedikit bingung dengan sikap Rain yang sedikit berbeda dari sebelumnya.

"Duh jangan berantem disini deh, gimana kalo gue aja yang anter Rain? Kalo Lo masih mau nongkrong sama yang lain gapapa." Tawar Jefry.

"Lo seriusan?" Tanya Emil tidak yakin.

"Iya Mil, kayanya Rain emang pengen pulang. Lo jangan paksa dia, kasian." Jawab Jefry.

"Hhhh... Lo gapapa di anter Jefry?" Tanya Emil.

Rain menatap sang kakak tak percaya. Bisa-bisa nya dia menyuruh orang lain untuk mengantarnya pulang. Rasa marah, sedih, kecewa menjadi satu. Perasaannya campuraduk. Rain jadi marah pada semua orang yang ada disana.

Bahkan sahabat-sahabat nya memilih untuk berdiam disana ketimbang mengantar Rain pulang dengan kondisi kaki Rain yang sekarang.

"Kebetulan rumah gue gak jauh dari sini." Ucap Jefry sembari menunjuk arah kanan berlawanan dengan wc umum tadi.

Tanpa menunggu lagi Rain pun berjalan sedikit cepat walau kepayahan.

"Rain!" Teriak Emil, namun dihiraukan oleh Rain.

"Rain!" Teriknya lagi. Namun masih dihiraukan oleh Rain.

"Ya udah, Lo gak usah khawatir. Rain aman sama gue. Gue anter Rain dulu." Ucap Jefry.

"Ya udah, thanks ya Jef." Ucap Emil.

"Santai aja kali, gue pamit." Ucap Jefry dibalas anggukan oleh Emil.

Jefry pun berlari menyusul Rain yang sudah sedikit jauh.

Saat sampai disamping Rain, Jefry pun bertanya sembari berjalan beriringan.

"Lo lagi sedih?" Tanya Jefry.

"Mana ada!" Elak Rain.

"Kentara banget, sama hidung Lo yang merah juga mata Lo yang sembab. Jangan lupa, suara orang yang nangis di WC umum." Goda Jefry.

"H-hah? M-mana ada! S-siapa juga yang nangis di WC umum, gak level banget." Ucap Rain gugup.

"Iya deh iya, Rain yang lagi cengeng di WC umum." Goda Jefry lagi sembari terkekeh.

"Iiiihhh! Mana ada! Emang kak Jefry liat?" Tanya Rain.

"Berarti bener dong?" Tanya Jefry balik.

"A-a.. eung.. E-enggak kok, siapa bilang." Ucap Rain sembari memalingkan wajahnya.

"Lucu banget sih Lo. Eh, itu rumah gue. Lo mau masuk dulu, apa mau langsung pulang?" Tanya Jefry.

"Gue mau langsung pulang aja kak, cape pengen tidur." Ucap Rain lesu.

"Ya udah, Lo tunggu disini ya. Gue mau keluarin mobil dulu." Ucap Jefry dibalas anggukan oleh Rain.

//

"Lu lama amat bang ke warung doang." Ucap Arlo saat melihat Lintar yang baru saja datang.

"Buang air dulu." Balas Lintar.

"Lah, ketemu Rain dong? Tadi dia juga buang air. Di WC sebelah warung ijo." Ucap Caca.

"Lah iya, Lo ketemu Rain dong?" Tanya Emil.

"Rain? Emang Rain kesana?" Tanya Lintar.

"Iya, dia tadi kebelet buang air kecil. Nanya toilet dimana, ya gue suruh dia ke WC umum deket warung ijo." Ucap Emil.

"Gawat! Apa Rain liat gue sama Jingga ya?" Tanya Lintar dalam hati.

"Gue gak ketemu. Sekarang dia kemana?" Tanya Lintar.

"Baru aja balik di anter si Jefry." Ucap Haidar.

"Kok balik?" Tanyanya lagi.

"Tau dah tuh si Rain, tiba-tiba berubah pengen pulang. Perasaan tadi baik-baik aja." Ucap Caca.

"Hhh... Rain pasti liat gue." Lirih Lintar dalam hati.

"Wajah Lo kusut amat, bro." Ucap Nicko.

"Ada masalah?" Tanyanya.

"Gak ada kok, santai." Jawab Lintar.

Mereka pun berlanjut mengobrol sampai larut malam. Bahkan Emil yang berjanji jam 10 akan pulang pun bamblas sampai pukul 12 malam.









-----

RAIN - YOONMIN (Sosmed AU)Where stories live. Discover now