Vera POV: II

3 2 0
                                    

Kring.. Kring...

Bel sekolah berbunyi, menandakan waktunya pulang sekolah.

"Ibu mohon maaf apabila ada kurang lebihnya.Jangan lupa pr nya dikerjakan ya! " kalimat penutup yang selalu guru ucapkan dipengujung jam pelajaran.

"iyaa bu." serentak siswa kelas XI MIPA 1 menjawab.

Terlihat para penghuni kelas sedang merapikan barangnya. Seusai Ibu Guru keluar dari kelas. Mempersiapkan semuanya ludes di sapunya ke dalam tas,  takut ada yang tertinggal.

Terlihat Anza sudah berdiri dari tempat duduknya, terlihat meninggalkan tempat duduknya. Dengan terburu-buru Aku menuju kearahnya dan mencoba menghalanginya. Dengan halus pastinya.

"Hai," sapaku kepada dia dipintu keluar kelas.

"Hai,kamu kan yang tadi nolongin aku di kantin. Btw makasih ya"Menjawab Anza pertanyaaku diikuti dengan ucapan terimakasih kasihnya.

"Nama kamu siapa? " tanyaku kepada dia. Basa basi walau sebenarnya Aku sudah tau.

"Namaku Anza, Anza Tilando. Kalau nama kamu siapa?" jawab Anza. Dan melempar pertanyaanku.

"Veramika Malya, panggil saja Vera! "
Memperkenalkanku pada Anza.

"Ooh, bagus namanya"dengan nada datar yang dikeluarkan Anza.

"Boleh mintak bantuan lo? "tanyaku berharap dia mau. Karna Aku sangat penasaran dengan kehidupannya.

"Boleh.
mintak bantuan apa? "
Tanya Anza dengan lugunya.

"Gue tidak bisa mengerjakan pr yang Ibu guru kasih tadi. Boleh bantuin ngerjain? " dengan nada halus dan mencari buku yang berisi pr tersebut, Aku meminta. Sebenarnya aku tahu. Namun hanya dengam cara ini aku bisa tahu tentangnya.

"Boleeh, mau mengerjakan dimana? "
Entah kenapa Dia langsung mengiyakan. Aku yakin hal inilah yang membuat dia dimanfaatkan oleh orang lain.

"Diperpus saja gimana? " jawab ku.Karna diperpus kita bisa leluasa berbicara tanpa ada yang mengetahui.

Berjalan Aku dan Anza menulusuri beberapa lorong di sekolah ini. Karna jarak perpustakaan dan kelas ku memang agak jauh.

Saling senyap, mulut kita tak kuasa terbuka melafadzkan kata-kata sedikit saja. Sunyi, mungkin hanya jantung kita yang berirama seirama  saling menjawab dikesunyian ini.

Hampir sampai, tinggal beberapa ruangan dari jarak dimana kita berjalan sekarang. Ku beranikan menghilangkan kesunyian ini. Dengan pembuka percakapan sepotong kata yakni "Dimana rumahmu An? " sedikit namun lebih baik dari suasana tadi.

"Di kampung cemara dekat kebun teh.  Kurang lebih jaraknya 3 kilometer dari sini. " jawab Anza memberitauku, dimana rumahnya, walaupun tidak detail, Aku sudah cukup puas dengan jawabannya.

"Naik sepeda? "tanyaku. Dan kami memasuki perpus karna sudah sampai. Lalu duduk di sebelah timur dimana ada jendela besar yang langsung memberikan kita pemandangan taman sekolah yang berada di lantai bawah di depan kantin.

"enggak, jalan kaki. " Lanjutnya menjawab ketika kita sudah duduk berhadapan di satu meja dan berisi empat kursi yang saling berhadap-hadapan.

"Kenapa jalan kaki? "

"Gakpapa, biar sekalian olahraga hehe. "

"Emang gak capek?" Lanjutku bertanya.

"Sebenarnya capek, tapi ketika lihat muka Vera disekolah, capeknya langsung hilang deh. " walau terlihat kaku dia menggombal, jujur aku jadi salting.

Bạn đã đọc hết các phần đã được đăng tải.

⏰ Cập nhật Lần cuối: Nov 07, 2022 ⏰

Thêm truyện này vào Thư viện của bạn để nhận thông báo chương mới!

SKYANZANơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ