Kami lah datang dari singguling
Lubuk yo alung namo nagarinyo
Pado panonton nan sakuliliang
Tanang dunsanak yo kasadonyo
Kami nan anak mudo matah
Ka nan rami ikolah baru
Dalam barandai kami kok salah
Usah manjadi yo sesuatu
Pado dunsanak nan basamo
Garah kucikak yo talampau
Ampun sabaleh jo kapalo
Anggap sajo kito bagurau
(Kami sudah datang dari singguling
Lubuk Alung nama negrinya
Kepada penonton yang sekeliling
Tenang saudara semuanya
Kamu yang anak muda muda
Ke tempat ramai baru kali ini
Dalam randai kamu kalau salah
Jangan menjadi sesuatu
Kepada saudara bersama
Bercanda kalau terlalu
Maaf sebelas dengan kepala
Anggap saja kita bergurau)Kami barandai sato jo dendang
Kami bamain di tangah medan
Sungguah pun dunia nan kito hadang
Akhirat usah kito lupokan
Mangko baitu katonyo kami
Dek dunsanak tolong dangakan
Dari hiduik pasti kamati
Amal ibadaik usah di lupokan
Adaik jo sarak usah lupokan
Itu manjadi padoman hiduik
Jan sampai sasek kito di jalan
Jalan agamo nan kito turuik
(Kami berandai mengikuti lagu
Kami bermain di tengah Medan
Sungguh dunia yang kita hadang
Akhirat jangan kita lupakan
Maka dari itu kata kami
Tolong saudara dengarkan
Dari hidup akan mati
Amal ibadah jangan lupakan
Adat dan sarak jangan lupakan
Itu menjadi pedoman hidup
Jangan sampai sesat di jalan
Jalan agama yang kita ikuti)Lantunan lagu Minangkabau mengalun indah memenuhi lapangan desa Kumayan yang terlihat terang di tengah malam karna di terangi cahaya obor
Terlihat di tengah lapangan terdapat banyak pemuda sedang membuat lingkaran dengan berpakaian baju kaos hitam dan celana hitam yang mengambang, celana ini adalah celana khusus dipakai untuk acara randai
Randai adalah salah satu permainan tradisional di Minangkabau yang dimainkan secara berkelompok dengan membentuk lingkaran, kemudian melangkahkan kaki secara perlahan, sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara berganti-gantian.
Orang Minang sering menyebut randai sebagai basilek sambia manari (bersilat sambil menari)
Dapat dilihat di dalam lingkaran tersebut juga terdapat Andra dan Fadhli yang ikut meramaikan acara
Dan diluar lapangan terlihat banyak warga desa dari kalangan muda sampai kalangan tua yang ikut menyaksikan acara anak anak muda di desa tersebut
Alunan saluang terdengar merdu diiringi nyanyian lagu Minang yang berisikan cerita dan nasehat nasehat adat dan agama
Terlihat para pemuda memperagakan gerakan silat dengan kaki yang membentuk kuda-kuda dengan tangan yang lincah memperagakan gerakan penyerangan
Mereka bergerak dengan mengikuti alunan musik dan lagu yang dialunkan
YOU ARE READING
DEANDRA
Teen FictionKadang memang begitu, saat kau punya cinta, namun dunia punya norma. Kadang ada bangkai yang tak bisa kau cium dan ada bayangan yang tak akan kau lihat meski matahari bersinar terik. Kita tak pernah tau muara dari setiap tinta takdir yang terukir ~ ...