Misi 8 - Imbalan

6K 1.1K 90
                                    

Witchy membuka matanya perlahan, wajahnya masih pucat namun yang dirasakannya kini bukanlah tertidur dalam ruangan dingin dengan alas keras khas penjara Hades namun justru dirinya mendapati ranjang lembut dan empuk, tidak lupa interior yang cukup mewah namun elegan.

Pintu terbuka membuat atensi Witchy langsung ke arah pintu dan disana Azero masuk dengan pakaian kantornya tanpa jas. Hanya kemeja yang bahkan terlipat sampai siku membuat tangan kekarnya terekspos sempurna. Bila saja Witchy sedang sehat, pastilah mulut Witchy akan mencibir maksud Azero mempertontonkan ke maskulinannya.

Azero langsung duduk di salah satu sofa menghadap ranjang dimana Witchy tengah menatapnya "jika ingin bertanya mengapa kau bisa berada disini, jawabannya dewi Gaia mengizinkanku membawamu pergi, lagipula hukum cambuk sudah dilaksanakan dan kekuatan healing mu pun tak berguna dari cambuk dewa Hades".

Witchy memutar bola matanya malas "tidak ada basa-basi sekali ya".

Azero mengendikkan bahu "kau berpikir aku manusia yang gemar bertanya retoris?".

Witchy, "aku tidak habis pikir dengan para karyawan manusiamu yang memiliki atasan tanpa basa-basi sedikitpun. Mereka pasti tertekan".

Azero, "aku tidak peduli".

Witchy mendengus dengan ekspresi datar Azero saat berbincang ini "aku harus segera pulang dan menemui nenek, ada misi lain yang harus ku kerjakan kan. Terimakasih sudah membawaku ke dunia manusiamu yang entah dimensi atau jaman ap aini, tapi yang pasti, aku tahu kau membawaku kesini karena untuk mengobatiku. Haruskah aku tersentuh dengan ini?".

Azero bangkit berdiri dan berjalan mendekati Witchy yang berusaha mendudukkan dirinya sendiri "hmm kau tahu bukan istilah 'tak ada yang gratis di dunia ini?' bukan?".

Mata Witchy membola dengan mulut menganga tidak elitnya "kau bercanda? Aku bahkan tidak meminta pertolonganmu".

Azero berdiri di tepi ranjang dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celananya, menatap dalam pada Witchy "meminta ataupun tidak, faktanya aku telah menolongmu dan aku ingin kau membayarnya".

"Dengan apa?" mata Witchy memicing curiga.

Azero, "mudah. Anggaplah sekalian mengerjakan misimu, kebetulan aku diberitahu misimu selanjutnya dan kali ini sepertinya kita harus saling membantu".

Witchy mengangkat sebelah alisnya "misi apa?".

"Kau lihat saja sendiri" Azero lalu membuka meja nakas di samping ranjang dan mengambil tabletnya hingga muncul lah sebuah layar hologram dimana menampilkan gambaran alur takdir seseorang.

"Wah kau sudah bisa menyambungkan bola ingatan dan naskah takdir ke elektronikmu, hebat! Seterusnya tolong lakukan itu agar aku lebih mudah melihatnya, tidak susah payah membaca ataupun mengintip bola ingatan jiwa mereka sebelum takdirnya berakhir" Witchy terpukau dengan hologram di depannya bahkan sesekali tangannya mengibas karena penasaran apakah dapat tersentuh atau tidak.

"Aku tak tahu bahwa kau ternyata se berlebihan itu atau mungkin bahasa manusianya itu 'norak' , kau seperti itu sekarang" cela Azero tanpa mengontrol ucapannya, membuat Witchy yang semula berbinar karena terpukau langsung mendatarkan ekspresinya "aku turut berduka cita pada calon pasanganmu kemudian hari karena memiliki kau yang asal bersuara tanpa memikirkan perasaan lawan bicaranya" cibir Witchy tidak kalah pedas.

Azero tersenyum miring "katakan pada dirimu sendiri"

Witchy, "apa maksudmu?"

Azero, "lihat saja dan jangan banyak bicara, banyak waktu terbuang sia-sia"

Dengan kesal, Witchy langsung membuang muka menghadap hologram, kali ini memusatkan perhatian untuk mengkhayati misi berikutnya.

Azura Shierly Clementine, seorang perempuan bertubuh gemuk dan tidak terawat berusia 19 tahun namun sudah menikah dengan kekasih hatinya, Delon Bercio.

Witchy - The Hidden GoddessWhere stories live. Discover now