Raïn

117 13 1
                                    

Sinar rembulan menyapa sang angkasa, seakan mengajak nya berdansa di malam indah ini. Ia berjalan keluar untuk menikmati sinar yang dikaruniai oleh sang pencipta, tanpa ia sadari derai hujan telah turun menyapa.

"Wow it's raining," Gumam Karla.
Ia bukan pembenci hujan, ia sangat menyukai karunia lain yang diberikan sang pencipta.

Bukan nya langsung kembali kerumah tapi ia malah menepi untuk membeli secangkir coklat panas.

"Basah juga ya ternyata," Ucap Karla berkata sendiri.

"Gausah ngomong sendiri, ntar kesambet mbak," Salah satu pelanggan pria Cafe tersebut menyapa nya.

"Astaga, jantung gw hampir copot," Ketus Karla dengan tatapan sinis nya.

Tanpa basa-basi pria itu duduk dihadapan nya. Seakan sudah kenal sejak lama, mereka berbincang sampai larut malam. Dengan tidak sadar ada satu pelayan Cafe yang menghampiri mereka.

"Permisi kak, toko ini akan tutup," Ucap salah satu pelayan

"Ouh, hehe maaf ya mbak" Ucap Karla dengan senyuman terukir di wajah nya.

"Kita belum kenalan, dari tadi berbincang hingga tidak ingat waktu, kenalin gw Bara" Pria itu mengenalkan diri.

"Iya kah? Oh iya gw Karla" Balas nya dengan sedikit senyuman.

Mereka beranjak menuju parkiran dan ternyata Bara membawa motor dan mengajak Karla untuk pulang bersama, kebetulan rumah mereka juga satu arah

"Lo kesini jalan kaki? Naik aja gw anter" Celetuk Bara yang sangat tiba-tiba

"Eh boleh nih, oke sesuai aplikasi ya pak" Kata Karla dengan tertawa.

Akhirnya mereka sampai di depan rumah Karla, tanpa banyak bicara Bara mulai angkat suara.

"Hey, can i get your number?" Ia mengankat satu alis nya.

"Sure, scan here," Mengedipkan satu matanya

Tak lama dari perbincangan tadi Bara mulai melaju kecang membawa motor nya itu.
Karla pun masuk kedalam rumah dan menepati Bunda dan Ayah nya sedang di depan pintu.

Bunda dan Ayah hanya tersenyum kearah nya, sangat di luar ekspetasi nya. Ia mengira bahwa mereka akan memarahi nya karna bermain hujan dan di antar oleh pria asing, ternyata tidak.

"Pacar kamu ya itu," Ucap Bunda dengan nada jahil.

"Hehe bunda, Karla masuk dulu ya," Ucapan nya sebelum berlari masuk kedalam kamar.
Ia mulai mengecek platform chat yang tadi ia kasih ke Bara, sama sekali belum ada pertanda ia mengechat.

"Huh, mandi dulu lah nanti baru belajar," Gumam Karla yang sembari berjalan mengambil handuk di samping kasur.

Selesai mandi ia berjalan menuju kasur nya dan langsung menyusun beberapa buku untuk di pelajari esok di sekolah, tak lupa ia belajar seperti niat nya yang ia sampaikan.

Tak lama muncul satu notifikasi dari nomor tak di kenal, sudah pasti itu Bara, pria yang ia jumpai tadi di Cafe.

Ternyata Bara belum lama pindah disini, ia juga belum didaftarkan di sekolah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ternyata Bara belum lama pindah disini, ia juga belum didaftarkan di sekolah. Karla sangat berharap Bara di sekolahkan tempat dimana ia bersekolah Home school. Tepat keesokan hari nya...

kisah sementara. Where stories live. Discover now