1

1.2K 115 1
                                    

Suara kicauan burung juga cahaya hangat yang sedikit mengintip dari jendela kamar wooyoung yang tak tertutupi gorden sedikit menggoda tidur anak manis yang tengah tertidur diatas ranjang wooyoung.

Junseok sedikit mengucek matanya kemudian terduduk diatas ranjang empuk milik wooyoung. Junseok memandang ke segala arah, memastikan bahwa dirinya ada dikamar rumah kediamannya, namun sepertinya bukan.

Pintu kamar terbuka ketika junseok masih mencerna situasi yang terjadi.

"Oh junseok udah bangun? Ke bawah yuk kak wooyoung udah siapin sarapan"

Wooyoung tersenyum, sepertinya junseok masih bingung.

"Papa kamu kemarin kayak nya masih sibuk, jadi kak wooyoung bawa junseok ke rumah kak wooyoung. Kak wooyoung juga udah hubungin papa junseok kok, sebentar lagi kesini buat jemput kamu jadi kita sarapan dulu yuk" ucap wooyoung sembari sedikit merendahkan tubuh nya guna mensejajarkan dirinya dengan junseok.

Ah, kebetulan hari ini weekend jadi wooyoung tidak harus bekerja ke tempat penitipan anak, junseok juga tak kesana hari ini.

Wooyoung menuntun junseok menuju meja makan, lalu mendudukkan junseok diatas kursi dan memberi sereal yang ia punya untuk disantap anak itu.

Hendak mengambil posisi duduk disebelah junseok namun suara ketukan pintu menginterupsi wooyoung, sepertinya papa junseok sudah tiba.

Wooyoung mengambil langkah menuju pintu dan membukakan pintu tersebut, terlihat sosok asing berdiri tegap disana - mungkin benar ini papanya junseok -

"Papanya junseok ya? Emm pak san? Tanya nya sedikit mengingat nama san karena ia baru mencari identitas nya kemarin di buku identitas keluarga anak didik yang berada dalam pengawasannya.

Tak langsung menjawab, san terpaku ditempat menatap wooyoung lekat, seakan tidak ada objek lain yang lebih menarik untuk ditatap seintens ini kecuali pemuda Jung yang kini tengah mengenakan piyama rumahannya.

"P-pa.." ucap wooyoung pelan, karena sudah hampir 5 menit dan lelaki di depannya masih menatapnya lekat dan tidak menjawab pertanyaan nya diawal.

"Eh iya, maaf" ucapnya sambil menggaruk tengkuk yang wooyoung yakin itu tidak gatal.

"Saya san, papanya junseok" kata san sembari menjulurkan tangan hendak berkenalan, karena san sama sekali tak pernah mengenal satupun pengasuh junseok.

"Saya wooyoung" ucap wooyoung sembari membalas juluran tangan san.

"Junseok nya masih sarapan mungkin bapak bisa menunggu didalam, atau mau ikut sarapan? Barang kali bapak belum sarapan" tawar wooyoung namun mendapat gelengan kepala juga isyarat tangan yang melambangkan kata penolakan dari sang pria dihadapannya.

"Saya nunggu di mobil saja, kalau sudah beres nanti suruh junseok langsung ke mobil saja, maaf merepotkan"

"Ah gapapa kok kalo gitu"

Setelah percakapan singkat antara dirinya dan wooyoung -yang san tau pengasuh junseok- tersebut, san kembali ke dalam mobilnya.

Menutup pintu mobil nya dengan sedikit lambat, san masih mencerna kejadian yang terjadi. San terkejut, dan sedikit bertanya-tanya.

"I..itu pengasuh nya junseok kan, iya dia cuman pengasuh junseok" ucapnya sembari menampar-nampar pipinya kecil, guna mengembalikan ia kedalam realita yang kini tengah dihadapinya.

TBC

dikit-dikit yaa hehe

meet again? // sanwooWhere stories live. Discover now